05. Hari 2 : Sungai

211 24 0
                                    

Galen Pov

Pagi hari, belum saja aku bertemu dengan Hera, tetapi degupan di dalam dada ku ini sudah tidak bisa diam sejak tadi.

Lebih tepatnya dari kemarin, saat berhadapan langsung lagi dengan Hera.

Sepulang dari rumahnya, kemarin, sampai larut malam. Aku tidak bisa berfikir dengan fokus, fokus ku telah diambil oleh Hera.

Semalaman aku sibuk berfikir tentang tempat bagus yang mana untuk mengajak Hera dalam 11 hari kedepan? Bagaimana menjaga sikapku di depannya agar Hera tidak merasa risih? Atau bagaimana diriku mengatur detak jantung yang memompa darah 2 kali lipat lebih cepat saat bersama dengan Hera?

Lemah, baru berinteraksi kecil dengan Hera saja jantung ku serasa akan copot.

Aku pun bergegas memakai seragam sekolah dan membereskan buku buku yang harus dibawa. Setelah selesai, aku pun keluar dari rumah dan mendekat kearah sepedaku lalu meraihnya.

Aku berjalan keluar dari teras rumahku sambil kedua tanganku menarik sepeda, lalu berhenti tepat di depan rumah Hera.

Jika aku mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama, apakah dia mau?

Ku tatap rumah Hera sambil memikirkan suatu hal, mengajaknya atau tidak?

“Hmm, mungkin nanti saja..” gumamku

Aku pun mengalihkan pandangan ku pada sepedaku, dan mulai bersiap untuk menaiki nya. Hari ini, aku berangkat sekolah sendiri.




















***






















Trriiingg tring!

“Galen! Pulang bersama?”

Aku menoleh kearah temanku, ia mengajak ku untuk pulang bersama, aku menjawabnya dengan gelengan.

“Tidak bisa, maaf ya?” ucap ku seraya meminta maaf

Lalu kulihat dia pun tersenyum dan menjawab “Oh tidak apa kok, kalau begitu pulang duluan ya Galen”

Aku mengangguk dengan senyuman, pandangan mataku ku tundukan, aku masih harus membereskan buku buku ini.

Set!

Tas sekolah hinggap di pundak ku, aku beranjak keluar dari kelas ku, lalu melangkah kan kaki ku untuk menuju ke kelas Hera.

Tap!

Berhenti di ambang pintu kelas Hera, aku pun tersenyum tipis karena aku datang kemari lagi, sudah lama rasanya, semenjak kejadian buruk itu terjadi, aku tidak pernah berfikir untuk kemari lagi.

Pandangan mataku beredar ke seluruh penjuru kelas, mencari keberadaan Hera. Lalu berhenti saat aku menemukannya.

Deg!

Hera sedang menatapku, dadaku berdegup kencang karena tatapannya itu dihiasi dengan senyum manisnya. Aku hanya bisa terpaku menatapnya yang berjalan semakin mendekat padaku.

“Hai? Galen” ucapnya

“Hai” hanya satu kata itu yang mampu ku ucapkan pada Hera, karena sungguh senyumannya itu tambah berkembang

Hera masih tersenyum padaku, lalu ia bertanya “Ada apa?”

“Ini hari ke – 2. Ayo kita melihat sungai”























***





















Hera Pov

Golden Hour (Short Story) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang