14. Side Story : Seno

212 22 0
                                    

Semua Pov episode ini dari Seno. Flashback sebelum Hera dan Seno putus.

































“...paham?! aku harap kamu paham Galen, dan sebaiknya kamu menjauh dariku. Aku tidak mau kamu ikut campur tentang hubunganku dengan Seno. Karena kamu tidak tau apa apa tentang kami!”

Baru kali ini aku melihat Hera marah, bahkan sampai teriak seperti itu dan terhadap Galen pula? Bukannya mereka sahabat dekat? Apa yang dikatakan Galen sehingga Hera marah seperti itu? lalu dari belakang pohon ini aku melihat Hera pergi meninggalkan Galen yang wajahnya semakin menunduk.

Tak lama setelah itu aku merasa bahu Galen bergetar, sepertinya dia sedang menangis, dan di sela sela tangisnya itu, aku mendengar Galen menggumam kan sesuatu.

“Baiklah. Aku akan menjauhimu. Aku harap perasaan ini juga tidak tumbuh, aku harap aku bisa berhenti mencintaimu”

Deg!

Apa?! Me-mencintai?! Jangan bilang?!

Tubuhku kaku mendengar gumaman dari Galen. Memangnya ada cinta terlarang seperti itu? tidak mungkin! Aku pasti salah dengar! Ya aku salah dengar!

Beberapa hari setelah kejadian aku yang memergoki pertengkaran mereka, aku mulai memperhatikan gerak gerik Galen. Aku ingin membuktikan bahwa aku salah dengar.

Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, Galen yang selalu memperhatikan dan mengawasi Hera dari jauh, membuat semua ucapan nya semakin terasa masuk akal. Jadi ucapan Galen yang berkata bahwa ia mencintai Hera itu benar? Apa apaan itu?!

“Maaf Hera, aku tidak bisa untuk malam itu karna—“ ucapan ku terhenti

Ujung mata ku melirik ada seseorang yang sedang memperhatikan kami. Di belakang tembok itu, aku menajamkan pandangan mataku sebisa mungkin.

Galen?!!

Dia yang sedang mengintip disana ya? Baiklah ini saatnya, buktikan padaku bahwa cintamu itu benar Galen.

Set!

“Aw! Seno sakiitt..”

Aku menarik pergelangan tangan Hera lalu mencengkramnya dengan kuat “Kan sudah bilang aku tidak bisa! Apa kau tuli hah?!!” aku juga meneriakinya tepat di depan wajahnya

Aku lihat Hera yang terkejut dan tubuhnya bergetar hebat setelahnya. Melihat hal itu aku tersenyum miring menatap Hera dengan tajam.

Lalu di sisi lain aku juga melirik kearah Galen, aku tetap memperlakukan Hera dengan kasar sampai beberapa menit kedepan. Tetapi, ternyata Galen tidak datang pada kami. Dia hanya terdiam menyaksikan semuanya.











































Brakk!

“Hosh hoshh— sial!”

Aku berlari memasuki kamar mandi, dengan cepat aku tutup dan kunci pintunya.

Zraaashh!

“Ah! Sial sial sial! Kenapa?! Kenapa kau diam saja Galen!!”

Aku menunduk, menatap kedua tanganku yang sedang terguyur air keran, setelah itu aku membasuhnya dengan kuat kuat dan berulang kali, berharap sesuatu yang kotor hilang dari sana. Tangan ku ini telah menyakiti seseorang.

“Kau kan bisa lari dan menahan semuanya! Kenapa kau hanya menjadi penonton sih!!”

Aku kesal dan juga kecewa terhadap Galen. Dia seorang pengecut! Takut untuk mengambil resiko. Karena dirinya yang terdiam itu, aku jadi harus berperilaku kasar terhadap Hera, perempuan yang kucintai.

Golden Hour (Short Story) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang