09. Hari 6 : Sakit

269 28 0
                                    

Hera Pov

Aku sedang meringkuk di atas kasur dengan selimut yang tebal menutupi seluruh tubuhku, walau pun begitu, aku masih merasakan kedinginan.

Hujan kemarin membuatku seperti ini, tadi pagi aku telat bangun lagi, tapi bedanya pagi tadi ibu membangunanku.

Aku sempat diberi nasihat olehnya, memang aku bebal, sudah tau tubuhku tidak kuat terhadap suhu dingin aku masih memaksakan diri untuk hujan – hujan – an.

Aku jadi teringat dengan Galen, tadi saat Galen menjemputku untuk berangkat sekolah bersama, aku tidak langsung keluar datang menghampirinya, menjadikan Galen lah yang masuk kedalam rumahku dan menghampiri aku yang sedang terbaring di atas kasur.

Raut wajah Galen sangat khawatir, tapi ia tidak mengucapkan apa – apa, setelah itu Galen pergi untuk berangkat ke sekolah. Pasti dia sedang khawatir di sekolah. Tapi, jika Galen sangat khawatir padaku pun, ia tidak akan bolos sekolah. Karena itu bukan sifatnya.

Paling – paling, aku akan di beri nasihat juga darinya nanti sore. Aku tersenyum tipis, membayangkan Galen yang akan menjadi cerewet ketika aku sakit, aku jadi ingat masa lalu.

Untunglah, Galen sudah mau berinteraksi lagi denganku, dan kami sudah mulai akrab. Tetapi, aku tidak yakin Galen sudah memaafkan ku.

Ah, bagaimana aku mau mendapat maaf dari Galen jika memintanya saja tidak pernah.... Baiklah, nanti saat Galen datang, aku akan meminta maaf padanya.




















Galen Pov

“Ah, kenapa waktu berjalan lama sekali?!” aku menggerutu dengan tidak jelas

Fikiranku terbayang wajah lemah Hera yang sedang sakit, hatiku gusar karenanya. Ingin rasanya cepat cepat pulang dan bertemu dengannya, waktu, ayolah berputar dengan cepat, kumohon.

***

Disinilah aku, di depan rumah Hera. Dengan cepat melangkahkan kaki ku untuk masuk dan bertemu dengannya.

Ceklek~

Aku membuka pintu kamar Hera dengan perlahan, aku mengintip sebentar, takut takut dia sedang tidur. Tetapi hal yang ku lihat adalah Hera yang sedang terkekeh melihat ku yang sedang mengintip.

“Masuk saja, Galen” ucapnya

Aku pun masuk, menutup kembali pintu kamar Hera dan berjalan mendekat padanya. Ikut duduk di atas kasur, di samping Hera.

“Apa sudah lebih baik..?” tanyaku dengan lirih

Tap~

Salah satu tanganku terangkat menempel pada dahinya, bermaksud mengecek suhu tubuhnya.

“Masih panas..”

Wajah Hera tersenyum menatap ku, lalu ia berbicara “Masih panas, tapi sudah lebih baik kok” ucapnya

Aku bernafas lega mendengar ucapan darinya, lalu ikut membalas senyumannya juga.

“Sudah makan dan minum obat?” tanya ku, sembari aku melepaskan tas punggung ku dan meletakannya di samping ku

Hera mengangguk lemah. Tatapan mataku tertuju pada bibirnya yang tidak semerah biasanya, kini bibir itu seperti kehilangan nyawanya, terlihat dingin dan pucat.

“Aku baik – baik saja, Galen” mungkin Hera melihat raut khawatir pada wajahku, sehingga ia mengucapkan hal itu untuk lebih meyakinkanku

“Ya, aku percaya” ucapku untuk menanggapinya

Golden Hour (Short Story) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang