Bab 5 : Pertanyaan dalam diri

126 21 2
                                    

"Hah... hah...," Sakura memegang kedua lututnya dengan setengah membungkuk. Gadis itu menoleh ke belakang. Menghembuskan napas lega saat tak melihat tanda-tanda orang yang mengejarnya.

"Bolehkah aku tahu ada apa?" Sakura mengalihkan tatapannya ke arah Yahiko yang juga tengah mengatur napasnya yang tersenggal.

"Akan kuceritakan setibanya di toko nanti. Yang terpenting saat ini adalah pergi ke toko secepatnya," Sakura membidik halte bus yang ada di seberang jalan. "Ayo!" ia kembali menarik pergelangan tangan Yahiko untuk mengajaknya berlari bersama.

Di tengah larinya, Yahiko menatap telapak tangan Sakura yang melingkari pergelangan tangannya. Tangan kecil gadis itu terasa hangat di tangannya yang dingin. Ia menatap wajah Sakura dari samping. Surai merah muda sepunggung miliknya bergerak seirama dengan hentakan kakinya. Aerosol cair yang melayang di udara menambah kesan cantiknya. Memori terakhir yang ia lihat saat tenggelam tiba-tiba terputar di kepalanya. Menampilkan malaikat cantik yang berusaha menggapainya.

Yahiko merasa waktu seakan berhenti saat Sakura melirik sekilas ke arahnya. Tak sadar ia menahan napas saat seluruh atensinya tersedot oleh momen ini. Jantungnya terasa berdetak lebih kencang.

"Apa seperti ini rasanya mengagumi lawan jenis?" Perasaan yang sama yang muncul setiap kali melihat pelangi.

Mereka menyeberang jalanan yang cukup ramai dengan aman. Sakura melepas genggaman tangannya dari Yahiko. Gadis itu memicingkan mata saat melihat dua buah payung lipat berwarna hitam yang terbuka, tergeletak begitu saja di lantai halte.

"Orang bodoh mana yang meninggalkan payung itu di sini?" gerutunya. Tiba-tiba ia teringat akan payung pinjaman motelnya yang ia tinggalkan di tepi danau tadi pagi. Sakura spontan menepuk dahinya. Motel itu pasti akan menyuruhnya membayar biaya tambahan. Tabungannya yang tak seberapa akan cepat habis jika harus mengganti hal-hal yang sepele seperti ini.

"Ada apa?" tanya Yahiko khawatir.

"Payungku, eh payung motelku tertinggal di danau." Tiba-tiba sebuah bola lampu menyala di kepala Sakura. Ia tersenyum penuh kemenangan. "Ah, tapi tak apa. Aku bisa menggantinya dengan mereka," Sakura menunjuk kedua payung itu dengan telunjuknya. Ia lantas mengambil dan melipat payung itu.

"Syukurlah."

"Kapan busnya datang?" Sakura melihat arlojinya tak sabaran.

Yahiko menoleh ke kanan lalu ke kiri. Berusaha menemukan bus yang mereka tunggu. "Itu dia!" serunya kala Bus Ame terlihat beberapa meter dari halte.

***

Sebuah pesawat lepas landas dari Konohagakure menuju Kirigakure. Membutuhkan 5 jam perjalanan udara untuk sampai ke sana. Tim Konoha Giants tengah menikmati penerbangan ini.

Masing-masing dari mereka menikmati lagu dari headphone yang mereka kenakan. Bahkan Kisame kini sedang mengetuk-ngetukkan jarinya di sandaran tangan kursi pesawat. Di sampingnya ada Itachi yang memilih melihat awan dari balik jendela pesawat. Di belakang mereka, ada Deidara dan Hidan yang memilih memejamkan mata sembari mendengarkan lagu pengantar tidur.

Di sisi yang berlawanan ada Kakuzu dan Tobi yang tengah memainkan tetris di ponselnya, mereka berlomba dalam meningkatkan level. Zetsu dan Kabuto sedang menikmati makanan ringan yang disediakan oleh maskapai pesawat. Di kursi paling belakang, ada Sai yang tengah membaca buku. Sementara sang pelatih, Jiraiya tengah mencorat-coret tablet nya dengan pen.

Konoha Giants siap melawan sang rival, Kiriga Dodgers untuk pertandingan penutup musim ini. Pertandingan penentu bagi sang juara musim ini. Walaupun Konoha Giants-lah yang memimpin klasemen sementara, tapi Kiriga Dodgers tepat berada di bawah mereka dengan selisih poin yang sangat kecil.

AmegakureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang