-Chap 3

322 17 16
                                    

Rui memeluk Tsukasa yang masih lemas itu,Tsukasa menyender ke tubuh Rui.

"Tsukasa,ada apa..?kau terlihat lemas" khawatir Rui

"Tidak...bukan apa apa,kita har-"

"Apa maksud mu bukan apa apa?Tsukasa..." potong Rui.

Rui sedikit mendorong Tsukasa dengan lembut Rui memegang pundak tsukasa dan menatap Tsukasa dengan khawatir.

"Lagi pula Aku sudah bilang pada emu jika kumpulan hari ini di batalkan saja,kau tidak perlu memaksakan diri.."

"Tunggu...Tapi kenapa??Rui...Aku baik baik saja.." Tsukasa sedikit terkejut.

"Omong kosong,Kau berbeda hari ini.."

Tsukasa hanya menunduk kepala nya dan menggeleng.

Rui berusaha sabar,ia tidak mau marah di hari pertama nya.

"Tsukasa..obat apa yang ada di tas mu?" Tanya Rui.

Tsukasa tidak tau harus memberitau nya,ia ingin menjadi pacar yang jujur ,namun mulut nya tidak bisa memberi Tau Rui sekarang.

"Tidak....eh Rui, Dimana obat nya??" Tanya Tsukasa panik.

"Sudah ku buang..." bohong Rui.

"Rui?...Kenapa?.."

Wajah Tsukasa lemas,membuat Rui terkejut dan kecewa pada diri sendiri karna malah terus memaksa tsukasa untuk menjawab,tapi ini bukan salah Rui juga bukan,bahkan Rui hanya berbohong.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku tadi,Obat apa itu Tsukasa?" Rui berusaha lembut.

Tsukasa tidak menjawab,Rui mengembuskan nafas panjang.

"Ayo kita bicarakan di kamar,kau tidak perlu menyembunyikan nya,Tsukasa.."

Tsukasa hanya mengangguk.

Mereka pergi ke dalam kamar, duduk berdampingan.

"Dan...Tsukasa..mata mu.." Rui khawatir..karna kantung mata Tsukasa terlihat cukup gelap.

"A-ada apa??"

Tampa izin Tsukasa,Rui memeluk Tsukasa dan membawanya untuk berbaring di kasur.

"Ruii!?" Tsukasa heran.

Rui memeluk Tsukasa,Rui hanya khawatir.

"Tsukasa,kau mau jujur pada pasangan mu sendiri,bukan?"

Tsukasa bingung harus jawab apa,ia terdiam.

"Kau istirahat lah di rumah ku,aku akan mengurus mu,percaya pada ku....Tsukasa.." mohon Rui.

Awal nya Tsukasa cukup ragu,tapi melihat di luar mendung dan kondisi yang pas untuk lebih dekat dengan pasanganya,ia ingat mereka akan saling membuat merasa spesial,Jadi Tsukasa menyetujui nya.

"Aku akan beri tau saki nanti..." jawab Tsukasa.

Rui memeluk tsukasa,Tangan Rui melingkari pinggang kecil Tsukasa.

Tsukasa memeluk Rui balik,kepala tsukasa ter-rendam di tubuh Rui.

Rui tersenyum,mengelus pundak Tsukasa.

"Tsukasa,apa kau akhir akhir ini begadang?" Rui hanya ingin tau.

"Beberapa saat saja.." jujur Tsukasa.

Rui mencium rambut Tsukasa.

"Kau tau itu tidak baik pada mu..jangan mengulangi itu untuk ku.." lembut Rui.

"Baiklah Rui,..omong omong..apa aku merepotkan mu?" Tsukasa bertanya dengan pikiran polos nya itu.

Rui tersenyum. "Tidak merepotkan sama sekali,Aku senang kau disini...ingat aku akan membuat mu merasa spesial"

The Red Means I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang