Em9 \\ he was the one who made his lover drunk without drinking

572 109 12
                                    

TENANG datang seusai ribut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TENANG datang seusai ribut. Hujan yang sempat lahir dari tiap-tiap pasang mata kini telah mereda. Perseteruan hanya sesaat, sisa malam yang ada dihabiskan untuk rehat.

Berdua, duduk bersebelahan, meluruskan kedua kaki di atas sebuah sofa bed, di dalam ruangan yang akan ditelan gulita sepenuhnya apabila layar televisi di depan sana tak menyala.

Bahu kokoh sebelah kanan, Jaehyun sediakan untuk perempuannya bersandar nyaman.

"Koo Junhoe, namanya. Dia pemilik bar yang sering kukunjungi. Bukan kali ini saja aku mabuk dan dia mengantarku pulang. Pakaian-pakaian itu ada di sini karena seringkali aku muntah di bajunya ketika mabuk. Saking seringnya, ketika aku mencuci bajunya yang satu, belum sempat dikembalikan, aku sudah mengotori bajunya yang lain. Jadi, dia bilang simpan saja di sini, agar ketika pakaiannya kotor karenaku sewaktu-waktu, dia bisa langsung ganti dengan yang bersih."

Satu bibir meramu, sedang bibir yang lain membisu. Rapalan yang tak lebih keras dari dialog tokoh-tokoh film tontonan mereka kala itu, telinga Jaehyun dipastikan sanggup menangkap utuh setiap kata tanpa terlewat satu.

"Junhoe orang yang baik. Kamu tidak perlu khawatir. Dia tidak pernah melakukan hal buruk padaku, meski ada kesempatan untuk itu."

Tiada tautan pandang di antara dua pasang mata yang layu. Mereka sama-sama melihat layar televisi lebar yang terpajang di atas meja kayu.

"Dia hebat dalam meracik minuman. Ketika aku tidak sempat berkunjung ke barnya, beberapa kali aku mengundangnya kemari dan memintanya meracik. Mungkin sebutannya ... bartender panggilan."

Ada tawa kecil yang tersemat di ujung kalimat, yang sejurus kemudian membuat Jaehyun menggulirkan pandang.

Wajah kekasihnya dipandang dalam tenang.

"Aku juga hebat dalam meracik minuman, kamu harus tahu."

Kembali, tawa kecil yang sama merdunya, terdengar. "Begitukah?"

"Mm. Aku mempelajarinya dari internet. Kamu tahu, aku pembelajar yang baik. Aku bisa meraciknya untukmu, kapanpun kamu mau. Mungkin sebutannya bisa ... bartender pribadi?"

"Hahaha! Lebih tepatnya mungkin ... bartender tersayang?"

Sang pemilik tawa mulai menggulirkan pandang pula, menatap ceria laki-laki yang kini menerbitkan senyum tipis di wajah tampannya.

"Terdengar bagus. Aku suka."

Kemudian, televisi yang semula ditonton berujung menonton dua manusia di sana berbagi senyum dan tawa.

Bahu kokoh kanan sudah tidak berperan. Sebagai ganti, adalah rangkulan yang Jaehyun berikan menggunakan satu lengan, kemudian dada bidang sisi kanan untuk perempuannya kembali bersandar, serta usapan lembut yang menenangkan pada surai-surai panjang.

"Kalau begitu, mulai sekarang berhentilah mengundangnya. Koo Junheo. Jangan mengundangnya lagi!"

Senyuman manis menjadi persembahan Rose tatkala mendongak, menatap wajah tampan kekasihnya yang tak lagi menoreh senyum barang sedikit. Wajah itu hanya menyematkan satu:

SERENADE IN E MINOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang