Em7b5 \\ she was the one who made him feel worried

775 138 29
                                    

BERHASIL menemukan perempuan yang membuatnya mencari-cari, berlarian kesana-kemari, menghubungi sana-sini;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERHASIL menemukan perempuan yang membuatnya mencari-cari, berlarian kesana-kemari, menghubungi sana-sini;

pada pukul tiga dini hari, di teras sebuah kafe belajar yang sudah tutup; Jaehyun terburu-buru mendatanginya yang tengah duduk di satu anak tangga, menyembunyikan wajah di antara kedua lutut.

Redup sepasang bola mata menyambut Jaehyun di kala ia berjongkok di depannya. Indah senyum menoreh di wajah jelita perempuan itu ketika menunjukkan retak layar ponsel dalam genggaman.

"Tadi jatuh saat menonton kembang api."

Itu sebab hilangnya koneksi dan navigasi yang Jaehyun butuhkan untuk menemukan Rosé. Dan, dalam mendatangi tempat ini, Jaehyun hanya berbekal naluri dan memori. Dahulu, kafe belajar ini kerap kali mereka kunjungi, pun menjadi hulu dari setiap lembaran cerita yang mereka punya.

Ponsel Rosé yang retak lantas Jaehyun ambil. Tak bisa dinyalakan, maka mengantonginya ke dalam saku mantel adalah pilihan.

"Ayo pulang."

Meski jalanan sepi sebab hari terbilang masih dini, Jaehyun tetap cemas barangkali ada yang menyadari keberadaan aktris besar ini.

Sebuah senyum membalas Jaehyun. "Gendong," katanya. Manja.

Jaehyun terdiam, hanya memandang. Pintanya sederhana, Jaehyun bisa saja langsung menerima. Hanya saja, ia butuh beberapa detik untuk memastikan bahwa perempuan ini memang benar adalah Roséanne Park.

Sebab, sudah lama sekali, Jaehyun tidak menemui sisi semacam ini dari kekasihnya.

Rosé mengubur itu sangat lama. Semenjak Jaehyun memutuskan untuk melanjutkan studi ke Belanda. Enam tahun, kira-kira.

"Gendong aku, Jaehyun."

Dan, sebagai seseorang yang menyadari bahwa ternyata ia begitu merindukan Rosé bermanja padanya, Jaehyun mengangguk dengan mata sedikit berkaca.

Syal di leher Rosé, dibenarkan, dibuat agar menutup hingga dagu.

"Kacamatanya mana?"

"Pecah. Tadi jatuh juga. Lalu, terinjak-injak kaki orang."

Fungsi dari kacamata sebetulnya untuk menghindarkan Rosé dari pengenalan orang-orang di sekitar. Kalau benda itu hilang, maka Jaehyun naikkan lagi letak syal yang Rosé kenakan, membenarkan letak topi di kepala perempuan itu,

"Sembunyikan wajahmu di punggungku, ya," berikut bicara lembut.

Setelah naik ke atas sebuah punggung, Rosé segera menunaikan pesan dari sang pemilik punggung. Menyembunyikan wajah penat dan pandangan kosong di tempat yang aman dari tangkapan mata siapapun, termasuk Jaehyun.

"Kenapa bisa tersesat?"

Menemukan Rosé bukan berarti Jaehyun lega sepenuhnya. Jujur saja, sedari tadi, ada sekumpulan tanya bergumul di kepala. Jaehyun tahan agar tetap di sana, setidaknya, sampai mereka berada di tempat yang tepat untuk bicara.

SERENADE IN E MINOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang