Em9 \\ he was the one who ran with her amidst the chaos

872 135 71
                                    

MENOLEH pada sosok perempuan kacau di sudut ruang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MENOLEH pada sosok perempuan kacau di sudut ruang. Mengendurkan lalu melepaskan cengkraman terhadap kerah kemeja seorang laki-laki di depannya. Melangkah gegas.

Merampas.

Jaehyun rampas alat suntik dari sebuah genggaman tangan gemetaran, melemparnya jauh ke sudut lain sebelum benda itu menyalurkan morfin ke dalam tubuh seorang perempuan.

"Jaehyun ...."

Sempat terdengar rintih, Jaehyun tatap sepasang mata gelisah sang perintih, ia genggam erat tangan yang mengupayakan bebas, menjegal kuat tubuh yang berontak meminta dilepas.

"Sadarlah, Rose! Di mana akal sehatmu?!"

Sialnya, perempuan itu tetap berhasil meloloskan diri setelah mendorong Jaehyun sekuat tenaga, melangkah cepat menuju benda yang baru saja dijauhkan darinya, 

tetapi langkahnya tak lebih cepat dari langkah satu manusia.

"Berikan itu padaku, Jaehyun!"

Menjulurkan tangannya yang tak lebih panjang dari tangan yang terulur ke atas sana, mendorong tubuh yang jelas lebih bertenaga darinya; semua usaha perempuan itu tak menuai apa-apa, selain percuma.

"Kumohon, Jaehyun!"

Maka, satu-satunya yang ia lakukan kini hanya merengek.

"Aku membutuhkannya. Tolong berikan itu. Kumohon!"

Jaehyun tahu. Jaehyun melihat.

Perempuannya nampak amat kesakitan, tetapi Jaehyun sangat paham: lebih baik menghentikan pemakaian sekarang sebab menyambungnya, memang akan meredakan sakit yang dirasa, tetapi itu juga akan membuat si pemakai lebih kesakitan, nantinya.

Maka, Jaehyun memilih untuk tidak mengindahkan rengekan yang mulai baur dengan tangis. Sekalipun sang pemilik tangis kala itu sampai rela berlutut,

"Junhoe! Bawa ini kembali!"

Jaehyun tetap tidak.

"Tidak! Tidak boleh! Bawa itu padaku!"

Sekalipun, usai benda di tangan ia kembalikan pada laki-laki yang membawanya kemari, tubuhnya menjadi sasaran empuk sebuah amuk,

"Aghhh! Mengapa kamu melakukan ini padaku?!"

dicengkram, dicakar, dipukul,

Jaehyun tetap tidak.

Tubuh Rose dibawanya masuk ke dalam ruang yang lebih tenang; ruang kamar. Ia kunci, ia nyalakan televisi, ia temani.

Ketika Rose masih berusaha mencari kebebasan dengan mendekati pintu maupun jendela, Jaehyun tidak letih untuk berulang kali menggendong perempuan itu dan meletakkannya di atas ranjang, lagi dan lagi.

"Aku sakit, Jaehyun! Tolong aku!"

Ketika Rose masih membunyikan tangisan, mencengkram erat perut dan rambut sendiri dengan raut kesakitan, Jaehyun yang duduk di sisi perempuan itu berupaya menjadikan setiap cengkraman pindah padanya: pada lengannya, rambutnya, atau

SERENADE IN E MINOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang