Em7 \\ she was the one who told him to live a hundred years

647 113 45
                                    

BEBERAPA lembar gulden, setara dengan harga pas sewa sebuah mobil per dua puluh empat jam, diberikan Jaehyun kepada salah seorang teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BEBERAPA lembar gulden, setara dengan harga pas sewa sebuah mobil per dua puluh empat jam, diberikan Jaehyun kepada salah seorang teman. 

Ini akan menjadi hari paling efektif jumpa Jaehyun dengan sang kekasih yang konon berencana pulang ke kotanya keesokan hari. Maka, Jaehyun menihilkan jadwal apa pun termasuk jadwal kuliahnya guna merealisasikan rencana mengajak kekasihnya jalan-jalan keliling Belanda.

Mobil disewa agar nanti perempuannya tak kepanasan saat panas, tak kehujanan saat hujan.

Mengendarai itu, Jaehyun jemput Rose yang telah bersiap dengan tampilan sederhana agar tak mencolok mata sesiapa, akan tetapi Jaehyun masih saja berhasil dibuat terpana,

berhasil dibuat berdebar jantungnya, dan berhasil dibuat kembali jatuh cinta, setelah sekian lama, setelah rasa hampir tak merengkuh apa-apa selain tiada.

Senyum dibalas senyum. Genggam dibalas genggam. Sama hangatnya. Sama pula eratnya. 

Itu mereka, sepanjang duduk di dalam mobil yang Jaehyun kedalikan agar melaju tanpa terburu di antara padat jalanan, sekalipun berdua sama-sama ingin buru-buru sampai tujuan, sebab ada banyak tempat yang ingin Rose kunjungi, dan ada banyak hal yang ingin Rose lakukan.

Jaehyun hanya sebatas ingin mewujudkan. 

Ke manapun tidak masalah asal dengan Rose. Melakukan apa pun, juga tidak masalah asal itu berangkat dari kemauan Rose.

Menyusuri petak demi petak museum pelukis kenamaan Van Gogh, Jaehyun tidak keberatan ketika dititah Rose untuk berpose di depan beberapa lukisan untuk dipotret, sekalipun kamera dan laki-laki itu bukan kombinasi yang akrab ditemui.

Menonton pertunjukkan teater di De Spiegel, Jaehyun tidak keberatan ketika Rose memintanya menerjemahkan setiap dialog yang diucap pemeran di panggung sana.

Menaiki kapal feri di Rotterdam, Jaehyun tidak keberatan menemani Rose melihat lautan lepas sekalipun ia merupakan satu di antara sekian manusia pengidap thalassophobia.

Namun, Jaehyun keberatan ketika seluruh biaya kencan mereka keluar dari kantong yang bukan kantongnya.

Ketika Rose sudah membayar tiket masuk di tempat yang satu, Jaehyun ingin membayar tiket masuk di tempat yang lain. Ketika Rose sudah membayar camilan, maka Jaehyun ingin membayar minumannya. Ketika Rose sudah membayar makan siang, maka Jaehyun ingin membayar makan malam.

Namun selalu, setiap keinginan Jaehyun hanya berujung tak terwujudkan.

"Jangan lihat harga! Aku akan membayarnya."

"Tidak. Aku saja. Pesan apa pun yang kamu mau, Rose."

"Aku akan memesan dan aku membayar."

"Kalau kamu mau membayar yang ini juga, ayo kita pindah restoran! Kamu sudah banyak menghamburkan uang hari ini. Kita cari restoran dengan harga yang lebih wajar."

SERENADE IN E MINOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang