S2 eps 3

209 18 5
                                    


(Chapter kali ini pendek, tapi cukup lah :P)

Indo berlari dan ketika dia membuka matanya, dia sudah tersesat. Indo tidak tahu dia berada di mana, tempat itu adalah lorong sempit yang kotor dan gelap. Sangat gelap bisa membuat orang-orang merinding. Indo berjalan mencari jalan keluar sampai tiba tiba dia mendengar suara hentak kaki dari belakang. Seseorang datang mendekat dan berjalan menuju Indo, Indo awalnya agak bingung tapi tiba-tiba... orang itu menyrang Indo dengan sebuah pisau, untung saja Indo berhasil mengelak.

Apakah orang itu pembunuh bayaran?! Pembunuh itu menyerang Indo lagi tapi Indo berhasil mengelak dan lari menjauh. Pembunuh itu tidak akan menyerah, dia terus mengejar Indo, entah bagaimana tapi lari Indo menjadi lebih cepat dari sebelumnya, mungkin karena dia akan mati jika dia berhenti berlari, instink bertahan hidupnya langsung aktif dan dia berlari tanpa henti.

Indo perbelok ke sebuah tikungan dan betapa sialnya dia ketika dia tahu kalau ternyata itu adalah jalan buntu. Indo tidak bisa melakukan apa, pembunuh itu semakin mendekat dan semakin dekat dengan pisaunya. Indo sudah terpjok ke takutan tapi secara tiba-tiba seseorang menendang pergi pembunuh itu, ternyata itu adalah Cambodia!

Pembunuh itu tertendang tapi berhasil menyeimbangkan tubuhnya sehingga dia tidak jatuh. Di bawah jubah hitam milik sang pembunuh, Indo bisa melihat mata berwarna emas menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan pembunuh yang sadis. Dia berjalan ingin menyerang Cambodia, ujung pisaunya mengenai pipi Cambodia, membuat luka goresan. Cambodia menendang pembunuh itu dan mengambil pipa besi.

Ketika pembunuh itu akan menyerang lagi, Cambodia memukul tangan pembunuh itu dengan pipa yang membuat pisau pembunuh itu terbang dari tangannya dan tangannya berdarah. Pembunuh itu meringis dan mundur, lalu dari bawah jubanya, sayap berwarna emas muncul tapi berbeda dengan sayapnya Indo, salah satu sayapnya hilang dan di gantikan dengan sayap buatan(sayap besi gitu lho) dan pembunuh itu terbang melarikan diri.

Cambodia berjalan ke arah Indo dan mengulurkan tangannya, membantu Indo yang sudah menggigil di pojokan berdiri. Hari sudah malam saat itu, dan Cambodia menemani Indo untuk pulang ke mansion ASEAN. Ada kesunyian yang awkward di antara mereka, tidak ada yang berbicara sampai Cambodia akhirnya berkata: "maaf"

Indo agak sedikit terkejut, dia melihat ke arah Cambodia dengan terkejut lalu Cambodia melanjutkan, "itu aku... minta maaf tentang yang di sekolah dan karena aku selama ini jahat sama kakak" Cambodia lalu melanjutkan.

"Aku selama ini ngira kakak itu negara yang hebat, walaupun kakak pendek tapi kakak bisa melakukan hal-hal yang tidak terduga. Militer kakak sudah yang terkuat di ASEAN, negara yang terbesar di ASEAN juga, dan juga budaya-budaya yang memukaukan dunia" Cambodia menjelaskan, "aku selalu melihat kakak sebagai orang yang keren jadi Cambo mencoba untuk membuat kakak bangga dengan Cambo tapi kayaknya Cambo tadi di sekolah sudah kelewatan" Cambodia berkata tanpa melihat ke Indo, dia terlalu malu untuk mengakui bahwa dia aslinya peduli dengan Indo.

"Aku juga minta maaf karena waktu itu mengganggu ketika Cambo sedang main malah di ganggu sama kakak" kata Indo, "kakak juga ngira Cambo itu keren tapi kakak ga berani ngobrol sama Cambo, takut Cambo nanti bilanging kakak sok akrab karena kita kan jarang ketemu" Indo jelaskan.

Jadi ternyata selama ini mereka hanya salah paham, mereka mengira kalau mereka di benci oleh orang yang satunya tapi ternyata tidak. Cambo pun tersenyum ke arah Indo yang dibalas balik dengan Indo ke Cambo. Selama perjalanan pulang pun mereka hanya mengobrol bersama dengan seru, saling bertanya dan saling mengenal antara satu sama lain. Ketika mereka sampai di depan pintu mansion ASEAN, Cambo melihat ke arah Indo dan bertanya.

"Ummm jadi kita damai?" tanya Cambo

Indo mengambil tangan Cambo dan mengajaknya berjaba tangan, "sekarang kita resmi damai" Indo jawab dengan senyuman yang bisa membuat orang-orang kena diabetes, Cambo ngeblush sedikit lalu berkata di dalam hati: hey, ga boleh yah, ini sepupumu sendiri. Jangan nge-gay Cambo, jangan nge-gay.

Cambo membalas senyumannya Indo sebelum membuka pintu dan masuk ke dalam. Ketika Indo masuk, Malay dan Phil langsung lari memeluk Indo, mereka sangat khawatir karena tidak bertemu dengan Indo dari tadi. Singapore dari jauh hanya melihat abang-abangnya berpelukan kayak teletubis, Singapore sebenernya juga pengen meluk Indo tapi dia lagi sok-sok dewasa (lagi di fase emo dia gaes 😊). Sampe si Indo merentangkan tangannya ke arah Singapore karena Indo tahu kalo Singa mau meluk jadi... yep, endingnya dia ikutan pelukan kayak teletubis. (Cocok lah, teletubiskan berempat)

Sementara Cambo, luka di pipinya sedang di obatin sama Laos yang ngocehin Cambo karena bisa-bisanya Cambo luka dan Thailand juga dari tadi mencoba mengintrogasi Cambo, dia ingin tahu apa yang terjadi tapi Cambo tidak menjawabnya dan hanya didik di sofa dalam diam karena lelah (Dasar Thailand kepo).

***

Meanwhile di tempat lain...

Pembunuh itu mendarat di sebuah tempat yang gelap dan datanglah Monaco.

"Apakah kau gagal?" tanya Monaco, "huh, aku pikir kau kuat"

"Coba ajah kau ga ada duit, dah dari duluaku bunuh" pembunuh itu menjawab.

"Kau mah untung masih aku bayar, nanti jangan kamu sampai gagal lagi... PKI"

TBC

———————————————————————————————

Okay Author disini! Nih chapter 3 dah rilis :V

Lalu kembali lagi ke pertanyaan "mau ada ship RusAme ga?"

Author tunggu jawabannya :)

kembalinya sang garudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang