Hari demi hari, detik ke menit, dan menit ke jam telah di lalui oleh gadis itu. Tania melangkah masuk ke kantornya, dan menyenderkan dirinya di atas kursi yang nyaman. Gadis itu merasa sangat pegal pada pundaknya, ingin sekali rasanya Tania mengambil hak cutinya. Namun sepertinya mustahil, karena akan banyak sekali kerjaan yang menumpuk *Hikkkss*.
Gadis itu sepertinya semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa kali Tania menepuk pipi, menyadarkan bahwa sekarang dirinya telah berada di kantor. Masih sangat pagi, Tania sudah berkutat dengan tumpukan kertas, dokumen dan data. Gadis itu memulai mengecek satu persatu kerjaan yang ada di atas mejanya.
Tania mengambil earphone Bluetooth dari dalam laci meja kerjanya, lalu di pasangnya earphone tersebut pada kedua telinga Tania. Gadis itu mulai mendengarkan lagu kesukaannya.
Pintu ruangan terbuka, yang berartikan Salman telah datang di kantor. Kali ini Salman datang dengan mengucapkan salam "Assalamu'alaikum..." Salman mengucapkan salam sampai beberapa kali namun Tania tidak juga menjawab salamnya.
"Ini anak budeg atau gimana! Katanya kalo masuk suruh mengucap salam? Tapi ini malah gak ada jawaban." Umpatnya. Salman mendekati meja kerja Tania, melihat Tania sedang memakai earphone bluetoothnya membuat pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Salman menarik earphone yang sedang di gunakan oleh sekretarisnya, membuat Tania sangat terkejut dengan kehadiran Salman.
"Astaghfirullah, P-pak bos"
"Assalamu'alaikum Tania." Salman sambil memasukkan kedua tangannya dalam saku celana.
"Waalaikum sayang bos! Weh m-maksudnya waalaikumsalam bos." Biru-biru Tania meralat ucapannya.
"Sayang? Hhemmm... Terdengar lebih sexy dan saya suka itu." Ucap Salman
"Bu-bukan gitu maksudnya pak, tadi saya salah seb---" terpotong karena Salman menutup mulutnya dengan jari telunjuk.
Salman membelai lembut pipi Tania "Sepertinya saya mulai tertarik denganmu, Tania." Pria itu mulai memperhatikan kembali bibir milik Tania
*Deg..Deg...*
Tania sadar bahwa Salman sedang memperhatikan bibirnya, segera Tania membalikkan tubuhnya membelakangi pria itu. Kali ini Salman meminta izin terlebih dahulu pada Tania "Tania, may I kiss your lips?"
Salman tidak mendapatkan jawaban apa pun dari gadis itu, langsung membalikkan tubuh Tania kembali berhadapan dengannya. Salman memegang bahu Tania dengan kedua tangannya, ia mulai menatap kembali Tania dan membuat gadis itu menjadi salah tingkah. Kedua tangan Tania memegang pinggiran meja kerjanya, pria itu mulai mendekatkan bibirnya pada bibir milik Tania. Namun tiba-tiba pintu ruangan terbuka tanpa di ketok terlebih dahulu.
"Permisi..." Mata Belinda terbelalak melihat sahabat dan bosnya sedang dalam posisi yang dapat di tebak.
Salman menatap Belinda dengan sinis dan tidak suka, iya menghela nafasnya kasar. Belinda tahu dan melihat bosnya menatap dirinya dengan tatapan tidak suka. Belinda ketakutan ia mengurungkan diri untuk masuk. "M-maaf saya permisi dulu." Saat akan menutup pintu ruangan, Tania memanggil belinda.
"Bel, it's okay! Silahkan masuk." Tania sambil menarik masuk tangan Belinda.
"So-sorry gua lancang Tania. Harusnya gua ketok pintu terlebih dahulu." Belinda dengan wajah bersalahnya.
"Gua titip ini buat pak boss. Takut gua ngeliat tatapannya tajam bener kaya samurai." Belinda sambil memberikan dokumen pada Tania. "L-lo beneran belum pernah di unboxing sama si Salman kan tan?" Tambahnya.
"Bangke! Ya belum lah nyet. Enggak usah mikir aneh-aneh ente bel." Jawab Tania.
"Cobain deh tan, rasanya ahh mantap-mantap sedap! Apa lagi sama bos sendiri." Belinda dengan candanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Istri Sang CEO
Romance{Izin minta follow dulu sebelum di baca. Karena follow itu gratis}🙏🙏🙏🫶{Jangan lupa tinggalkan tanda bintang dan komennya. Biar makin semangat}. Kisahnya ini kita mulai dengan Bismillahirrahmanirrahim ya readers... Karena insyaallah ini adalah ka...