Bab 13

467 6 0
                                    

Salman terkesima melihat penampilan Tania malam ini, balutan gaun hitam yang di pakai oleh Tania membuat gadis itu semakin memancarkan cahayanya. Salman berjalan mendekati Tania, dan mengecup pundak gadis itu dengan penuh kelembutan.

"Cantik, sangat cantik." Bisiknya yang membuat buku-buku kuduknya terbangun.

"Terimakasih s-sayang." Ucapnya ragu namun membuat pria itu seperti melambung di udara.

"Are you ready for a romantic dinner?" Salman mencium lembut pergelangan tangan Tania

"Yes, sir. Of course! Soalnya aku udah laper banget."

"Okay, saatnya on the way with my queen."

"Wait a minute, aku beneran udah rapih kan? Gak malu-maluin kamu kan, make up ku udah pas?" Tania memastikan penampilannya kembali pada Salman.

Salman hanya tersenyum nakal sambil menggoda Tania "umm, I don't know. Kayanya kamu kurang cocok sama make up-nya atau mau aku aja yang dandanin kamu?" Candanya pada gadis itu.

"Aku serius Salman, sungguh gak lucu banget!" Tania kesal "ya sudah kita makan malam di kamar aja kalo gitu."

"Bercanda sayang, bercanda. Kamu selalu cantik, mau pake make up atau tanpa make up." Ucapannya membuat wajah Tania memerah. "Tuh kan, langsung salting. Baru aku bilang gitu udah salting aja."

"Ayo." Salman mengangkat lengan kirinya mempersilahkan Tania menyelipkan tangan disana.

♪♪♪♪♪♪♪

Kedatangan Salman dengan Tania di sambut hangat oleh seorang pelayan yang sudah di tugaskan Salman untuk melancarkan acara dinner-nya bersama dengan Tania. Salman dapat merasakan pegangan Tania yang merasa gugup pada lengannya. Pria itu menepuk lembut tangan Tania dengan tangan kanannya, yang mulai memberikan rasa tenang.

Para pelayan dengan sigap memutarkan lagu I wanna grow old with you dari Westlife, dan a thousand years dari christina Perri. Keduanya berdansa layaknya pasangan romantis ala kerajaan. Salman merasakan sebuah kehangatan yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, melihat Tania tertawa, tersenyum, pandangan keduanya menatap satu sama lain, rasa cinta yang terpancar dari keduanya untuk selalu saling menjaga. Tak pernah ia merasakan ini sebelumnya, Tania adalah gadis pertama dan terakhir dalam hidupnya.

"Wah, sepertinya kamu mahir dalam berdansa." Ucap Salman

"Hhemmm. Maybe yes, maybe no."

Salman dan Tania menyudahi dansa mereka, dan di berikan tepuk tangan meriah oleh para staf yang bekerja di restoran itu. Tania hanya membungkukkan sedikit badannya, Salman selalu dingin melihat itu langsung meniru Tania melakukan hal yang sama.

Para pelayan sudah siap dengan hidangan yang mereka bawa, Salman memesan banyak sekali menu.

"Ini yang anda pesan tuan Nahyan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tania Istri Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang