Bab 14

442 7 0
                                    

Hai readers ku tunggu votementnya, semoga kalian suka dengan setiap chapter nya. Aamiin ya Rabb aamiin.

Ayo dong bantuin aku buat naikin vote nya. Dengan cara tekan tanda bintang kehidupan, jiiiakhh... Yang belum vote dari awal, tolong bantu vote nya ya !!! Di mohon dengan sangat nih.

~Happy reading~

Masalahnya jumlah pembaca sama yang vote bedanya jauh banget huhuhu, bantuin author dong readers biar makin semangat buat upload. Ngeliatnya sedih aku tuh *hikkkss*

∞∞∞∞∞

08:50 Harvey terbangun dan mengucek matanya, dirinya terkejut berada di tempat yang asing. Ini bukan aroma kamarnya, ini aroma mint dan lavender aroma ruangan khas wanita. Saat hendak mengangkat kepalanya terasa sangat pusing. Ia mencoba mengingat kembali kejadian kemarin malam, saat dirinya masih berada di bar.

Pria itu masih berpikir bahwa Tania yang semalam membopong dan membantunya. Harvey memejamkan matanya kembali, membuka kembali dan menoleh ke samping melihat tubuh wanita yang masih tertidur tanpa balutan apapun.

"What the fuck! Tania? Apa dia Tania?" Gumamnya.

Dirinya sudah sangat bahagia kalo wanita yang berbaring di sebelahnya adalah Tania. Jika, benar itu Tania maka pria itu siap untuk langsung bertanggung jawab. Perlahan tangannya menyingkirkan helaian rambut milik wanita itu, sentuhan tangan Harvey membuatnya terbangun dan menoleh ke arahnya.

"Morning tuan Harvey." Kelsy sambil tersenyum

"K-kelsy? Bi-bilang sama saya kenapa bi-bisa kita seperti ini?

"Seperti yang anda lihat tuan Harvey, anda sangat mabuk dan tidak sadarkan diri. Anda menarik saya ke dalam pelukan anda, menganggap bahwa saya adalah Tania. Dan ya... Begini endingnya." Jelas Kelsy.

Harvey hanya menggelengkan kepalanya, mencoba menepis semua yang di katakan oleh Kelsy. Isi otaknya berpikir Kelsy hanya ingin memanfaatkan moment dimana ia sedang mabuk, dan tak sadarkan diri. Kelsy memanfaatkan moment bercinta dengan dirinya.

Pria itu menjambak rambutnya sendiri merasa sangat bodoh dengan dirinya, seharusnya dia bisa mengingat semua kejadian kemarin malam. Ingatannya malah di penuhi oleh Tania, Tania, dan Tania. Harvey mengambil pakaiannya yang ada di lantai, ia mulai memakai satu persatu pakaiannya dengan rapih.

"Jangan mengharapkan apa pun dari ku. Anggap saja ini semua gak pernah terjadi, dan lupakan." Pinta Harvey pada Kelsy. "lagi pula kau juga sudah bukan perawan, aku tahu kamu pasti juga sering melakukan hal seperti ini dengan beberapa pria. Dan terimakasih telah membantuku" Tambahnya

"Kau tak perlu khawatir, karena aku sering mengkonsumsi pil KB. Jadi, mustahil jika aku akan hamil hanya dengan sekali melakukan hubungan sex denganmu." Ucapan Kelsy yang tak di hiraukan oleh Harvey. Pria itu langsung meninggalkan apartment Kelsy dengan ekspresi kesal.

Kelsy melihat kepergian Harvey hanya menangis, ucapan Harvey membuat hatinya terluka. Dirinya tidak sejalang yang di pikirkan oleh Harvey. Tangis yang sedari tadi berusaha ia coba untuk tahan luruh seketika, suara yang bergetar tarikan nafas yang mulai terdengar sesak menambah kepiluan dalam dada Kelsy.

Memang ucapannya benar kalo dirinya sudah tidak virgin lagi, tapi bukan berarti dirinya sering Gonta ganti pria untuk bercinta.

♪♪♪♪♪♪♪

Sudah tiga hari di tempatnya berlibur, Tania dan Salman tengah menikmati suasana indah Bali. Kedua pasangan itu tengah menikmati ke bersamaan liburan mereka di aloha Ubud swing, tak sampai di situ keduanya mengunjungi Puri agung peliatan melihat area dalam puri peliatan, tak lupa keduanya ber foto-foto menggunakan pakaian adat Bali yang berlatar belakang istana raja peliatan Ubud.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Salman menengok ke arah Tania "ayo, kita cari tempat makan siang?"

Keduanya melipir untuk makan siang di  tablespoon Ubud. Salman dan Tania memesan menu salmon potato rosti, sloppy Joe burger, nasi goreng, dan mie goreng seafood. Tak lupa memesan desert sebagai penutupnya california cheesecake, dan gelato. Sedangkan untuk minumannya Tania memesan frozen berry, leci ice tea. Sedangkan Salman memesan Mochachino, mineral water.

Setelah selesai dari makan siang, mereka memutuskan untuk kembali ke villa. Tania merasa dirinya kangen sekali dengan rumah, ini sudah tiga hari dirinya dan Salman berada di Bali. Ia merasa sudah cukup liburannya bersama dengan Salman, lagi pula Tania juga merindukan sahabat-sahabatnya di kantor.

~Ekhem...Ekhem...~

Salman berdehem melihat Tania yang sedang terdiam di kasur, pria itu langsung beranjak dari sofa menuju kasur "kenapa?" Tanyanya sambil memeluk Tania dari belakang.

"Kangen rumah, kangen ruangan kerja dan pekerjaan aku. A-aku mau pulang" ucapnya takut-takut.

Salman terdiam selama beberapa menit. Ia menghela nafasnya "baiklah, besok kita akan pulang."

"Besok kita melakukan penerbangan siang setelah kelar makan siang." Tambah Salman. Ucapannya hanya di anggukan oleh Tania

Keduanya menonton acara televisi bersama, Tania menyandarkan kepalanya di bahu Salman dan pria itu mengelus lembut wajah Tania dengan tangan kanannya. Tak di sangka membuat Tania tertidur dengan pulas, Salman yang menyadari itu hanya tersenyum kecil.

"Sayang kamu, Tania. Tetaplah berada di sisiku untuk selamanya" gumamnya

Salman langsung memindahkan Tania ke kasur, pria itu mengecup lembut kening Tania dan bibirnya. Salman mengambil laptopnya, dan mulai berkutat kembali dengan pekerjaannya. Selama liburan di Bali, pria itu tetap menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab.

Setelah hampir tiga puluh lima menit, ponsel Salman berdering.

"Kapan pulang liburannya? Mami sama papi udah gak sabar mau buru-buru Adain pertunangan resmi kamu sama Tania."

"Iya mi, besok siang juga pulang."

"Bener yah. Mami tunggu pokoknya jangan di undur lagi, awas aja!"

"Hhemmm... Salam buat eby ya mi"

"Ya nanti mami Sampaikan, salam juga buat calon mantu mami yang cantik jelita."

"Siapp Bu boss, nanti aku sampaikan juga sama Tania salamnya mami."

Penggilan pun di putuskan. Salman merasa tubuhnya sudah sangat lelah, ia menutup laptopnya dan merebahkan dirinya di sofa.

 Salman merasa tubuhnya sudah sangat lelah, ia menutup laptopnya dan merebahkan dirinya di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tania Istri Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang