Tiba-tiba Harvey mengecup punggung tangan Tania. Seketika hal aneh telah merespon ke seluruh tubuh gadis itu. Ketiga sahabat Tania yang menyaksikan itu hanya dapat bersiul dan cie-cie, kecupan yang di berikan oleh Harvey membuat Tania berdegup kencang, jantungnya seperti pargoy.
Tania memandangi wajah Harvey, memperhatikan detail pria itu dari atas sampai bawah. "Ma'af tuan Harvey, sepertinya saya harus ke toilet." Ucap gadis itu.
"Oh, okay Tania. Silahkan" Jawab Harvey dengan senyum.
Salman yang menyaksikan itu hanya bisa mengumpat sendiri. Melihat Tania beranjak dari duduknya, Salman mengikuti Tania di belakangnya. Ia menunggu gadis itu keluar dari dalam toilet. Melihat Tania telah selesai urusannya di toilet, ia langsung menarik tangan Tania dengan kasar.
"Bos! It's hurt! Tolong lepaskan." Tania berbicara karena Salman menggenggam tangannya terlalu keras.
Salman tidak mendengarkan ucapan Tania, ia sama sekali tidak perduli saat Tania meringis kesakitan. "Kamu yang menginginkan saya untuk melakukan ini Tania!" Ucapnya dengan dingin.
Ucapan Salman membuat gadis itu bingung, Tania heran tidak seperti biasanya Salman bersifat begini. Kesalahan apa yang sebenarnya telah di lakukan oleh dirinya, sehingga Salman menjadi aneh seperti saat ini.
Salman tidak bisa memungkiri perasaannya lagi, kali ini ia benar-benar merasa sangat cemburu dengan Tania. Namun dirinya tidak dapat berterus terang dengan gadis yang ada di hadapannya. Tak munafik Salman memang menginginkan Tania seutuhnya, namun waktunya saja yang belum tepat untuk pria itu berkata jujur.
"Ikut aku, aku akan mengantar kamu pulang." Salman masih menggenggam erat tangan Tania.
"Tania? Please! Are okay?" Tambahnya.
"I'm okay." Tania langsung menuruti langkah kaki Salman di belakangnya.
Salman sebelum pergi meninggalkan acara, ia berpamitan terlebih dahulu dengan para tamu undangannya. Tak lupa ia juga berpamitan dengan Harvey, investor yang baru saja bergabung dengan perusahaannya.
"Tuan Harvey, sepertinya saya harus permisi karena masih ada keperluan lain." Ucapnya sambil berjabatan tangan dengan Harvey.
"It's okay, tuan Salman! Pasti anda sangat sibuk sekali." Jawab Harvey, dengan tatapannya masih memperhatikan Tania.
Salman yang menyadari itu, hanya bisa bersifat profesional. Sejujurnya ingin sekali ia meninju pria yang ada di depannya. Sedangkan Tania hanya dapat melemparkan senyuman oleh Harvey, sepertinya Tania akan di perebutkan oleh kedua pria tampan nan menggoda iman para wanita itu.
"Nice to meet you, nona Tania. Kita akan sering bertemu nantinya" ucapnya sambil mengelus lembut punggung tangan milik gadis itu.
Salman langsung melepaskan tangan Tania dari Harvey, Harvey mengambil kembali tangan Tania. Salman kembali melepaskan tangan Tania, dan saling bertatapan mencekam dengan Harvey. Melihat tingkah kedua membuat Tania berteriak "cukup, cukup! Stop! Kalian kenapa sih? Aneh banget." Tania menggeleng heran kepalanya, dan langsung pergi berjalan meninggalkan tempat keduanya berdiri.
Keduanya berteriak memanggil nama Tania dengan bersamaan. Semua mata para tamu tertuju pada kedua pria itu, sedangkan sahabat Tania saling menepuk jidat masing-masing.
"Tania, you're a real problem. Enak ya eve jadi orang cantik." Ucap Jihan
"Hhemmm, I think so that Han!" Jawab eve sambil garuk-garu kepalanya.
"Menurut lo, Tania bakalan milih siapa kalo mereka berdua battle? Hahaha" tanya Belinda pada kedua sahabatnya.
"Maybe Salman." Jihan menaikkan pundaknya. "I don't know, maybe she's prefers Harvey?" Jawab eve singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Istri Sang CEO
Romance{Izin minta follow dulu sebelum di baca. Karena follow itu gratis}🙏🙏🙏🫶{Jangan lupa tinggalkan tanda bintang dan komennya. Biar makin semangat}. Kisahnya ini kita mulai dengan Bismillahirrahmanirrahim ya readers... Karena insyaallah ini adalah ka...