04 ⚘ The King's Departure for War

28 8 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Musim dingin di Wilayah Veroxz terasa semakin dingin. Belum reda kesedihan yang dirasakan oleh sang ratu, kini ia harus rela melepaskan suaminya pergi ke medan perang untuk membantu sang sekutu. Lima ratus pasukan telah disiapkan dengan Frost sendiri sebagai panglimanya. Ada sedikit kecemasan yang dirasakan oleh Fioletta sekarang. Gambaran betapa buruknya area peperangan membuat ia khawatir akan keselamatan sang suami.

Namun di sisi lain ia juga percaya, bahwa Frost pasti akan membawa kemenangan dalam perang ini. Karena bukan hanya sekali dua kali saja sang raja pergi meninggalkan tanah airnya untuk berperang. Sejak remaja, Frost Verriz sudah turun ke medan perang bersama mendiang sang ayah, Raja Veroxz sebelumnya.

"Anna, tidak bisakah Frost mengirim seseorang saja untuk mewakilkannya pergi ke medan perang?" Fioletta berujar dengan penuh kecemasan. Saat ini, ia dan Anna tengah melihat persiapan pasukan di depan gerbang istana. Frost tampak gagah dengan baju armour yang dipakainya.

"Tentu saja tidak bisa, Yang Mulia. Tidak sembarang orang bisa diberikan kepercayaan untuk mengemban tugas negara seperti ini. Apalagi Anda juga tahu sendiri kalau Yang Mulia Raja memang selalu turun tangan ke medan perang dan mencapai kemenangan."

Penjelasan Anna membuat Fioletta kembali menghela napas. Menatap sendu sang suami yang tampak sibuk di sana dengan penuh wibawanya. Hatinya kembali terusik saat mengingat perkataan para petinggi yang mengharuskan Frost untuk menikah lagi demi mendapatkan seorang pewaris. Jujur, istri mana yang tidak sakit hati mendengar hal seperti itu dari orang-orang di sekitarnya?

"Semuanya sudah siap?!"

"SIAP, YANG MULIA!"

"Kita berangkat sekarang."

Itu adalah perintah. Siapapun tahu kalau tidak ada yang bisa mencegah Frost Verriz untuk menghentikan langkah kudanya termasuk Fioletta yang saat ini hanya bisa melepas kepergian sang suami dalam diam. Ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencegah Frost agar tidak pergi. Perasaan seorang istri memang tidak bisa dibohongi. Karena entah kenapa, perang kali ini membuat sang ratu cemas.

Semoga Frost memenangkan perang kali ini dan berhasil pulang dengan selamat. Ya Tuhan, tolong lindungi suamiku.

-: ⚘ :- -: ⚘ :-

Setelah keberangkatan sang raja dan pasukannya, kini Ratu Fioletta dan pelayan pribadinya memilih untuk kembali ke dalam istana. Memasuki kamar sang ratu dan bersiap mendengarkan keluh kesah serta curahan hati sang ratu, itulah yang tengah Anna lakukan sekarang.

Ratu Fioletta sudah bercerita padanya perihal perintah para petinggi yang meminta Raja Frost untuk menikah lagi demi mendapatkan seorang pewaris di masa depan. Harus Anna akui, itu merupakan gagasan paling berani. Terlebih mereka membicarakannya di depan sang ratu secara langsung. Tidak bisa Anna bayangkan betapa hancurnya hati sang ratu ketika berada di ruang pertemuan saat itu.

"Anna ... rasanya aku mau mati saja."

Anna jelas tersentak dan spontan menoleh ke arah Fioletta yang baru saja berbicara. "Apa yang Anda bicarakan, Yang Mulia? Jangan bertindak nekat," ucapnya tajam penuh penekanan.

"Aku sudah lelah, Ann. Apakah lebih baik aku pergi saja dari istana bak neraka ini? Frost juga sedang pergi, jadi tidak ada yang akan menyadari kalau aku kabur dari istana."

Anna menghela napas panjang sebelum menatap tepat pada kedua manik aquamarine Fioletta dan berujar, "Bukankah Anda mencintai Yang Mulia Raja? Lantas apakah Anda ingin semuanya berakhir sia-sia apabila Anda pergi dan meninggalkan istana ini begitu saja? Bagaimana bila seandainya jika Anda pergi dan Yang Mulia Raja justru tidak mencari Anda, malah memilih mencari istri baru untuk menggantikan posisi Anda?"

Napas Fioletta tercekat. Wanita itu menatap horror pada sang pelayan yang sama sekali tidak merasa bersalah telah berkata seperti itu padanya. "Dari mana kau mendapatkan kata-kata menakutkan seperti itu, Ann? Frost tidak mungkin melakukan itu!"

"Tidak ada yang tidak mungkin dalam situasi sekarang ini, Yang Mulia. Pasti Yang Mulia Raja juga merasa tertekan dengan para petinggi yang terus mendesaknya karena menginginkan adanya pewaris. Bisa saja setelah perang berakhir, beliau tidak hanya membawa kemenangan, tapi juga membawa seorang perempuan untuk dinikahi. Bagaimana kalau hal itu benar terjadi? Apa yang akan Anda lakukan?"

"Anna, sudah cukup!" Fioletta menutup mulut berisik pelayannya itu sebelum mendorong Anna supaya keluar dari kamarnya. "Pergilah keluar dan biarkan aku berpikir."

Kekehan kecil Anna membuat Fioletta semakin berang. Perempuan yang usianya dua tahun lebih tua dari sang ratu itu membungkuk hormat sebelum benar-benar keluar dari kamar Fioletta Verriz.

"Anda harus benar-benar memikirkannya dan mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, Yang Mulia."

"ANNA! PERGILAH SEBELUM AKU MELEMPARMU DENGAN VAS BUNGA!"

Teriakan Fioletta menjadi akhir dari percakapan keduanya. Anna pun sudah berlari cepat untuk menghindari amukan Fioletta. Menjahili sang ratu memang sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi Anna dalam beberapa waktu terakhir.

"Ck! Dasar Anna! Jadi kepikiran dengan ucapannya kan."

Fioletta mengurut pangkal hidungnya untuk mengurangi beban pikiran pada otaknya. Memikirkan keadaan Frost di medan peran saja sudah membuatnya pusing. Apalagi memikirkan kalau suaminya itu akan menikahi wanita lain.

Bisa gila aku lama-lama.

Lagipula, mana mungkin Frost akan menikah lagi tanpa izin darinya, bukan?



Kiw! Gimana dengan part ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiw! Gimana dengan part ini?

Wkwk, si Anna bener-bener nyebelin, yak! Tapi dia begitu karena dia peduli sama Fioletta, kok. Kan Fio udah dianggap kayak adik sendiri sama Anna. Emang sesayang itu dia sama Fioletta.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar yang membangun, ya♡

LA TENTATRICE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang