14 ⚘ The Last Farewell

20 8 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ratu yang malang.

Sidang yang diadakan pada siang hari itu sangat merugikan Fioletta. Semua bukti mengarah padanya. Tiada saksi mata, tiada pembela, tapi semua bukti tertuju pada sang ratu. Begitupun dengan Anna, satu-satunya orang yang Fioletta kira merupakan teman, ternyata mampu mengkhianatinya hanya karena iming-iming uang.

Ia tahu kalau ini semua rencana Bretta. Akan tetapi, ia tidak bisa apa-apa. Ia terpojok. Ia sendirian. Semua orang kini semakin membencinya karena telah mencoba melukai calon pewaris mereka. Padahal rupa botol racunnya saja ia tidak tahu. Apalagi sampai meracuni Brettavia.

Kini ia harus menerima hukuman dari kejahatan yang tidak ia lakukan. Berharap pada Frost pun juga percuma. Mata laki-laki itu sudah dibutakan oleh rasa kecewa dan amarah. Yang dipikirkan oleh sang raja sekarang hanyalah keselamatan sang calon anak, dan menjauhkan semua orang yang bisa mencelakakan calon anaknya.

Termasuk Fioletta.

Tok!

Tok!

Tok!

Palu telah dipukul.

Keputusan telah dibuat hari itu.

"Karena perbuatannya yang mencoba mencelakai calon pewaris Veroxz, Ratu Fioletta dijatuhi hukuman berupa pencabutan gelar Ratu Veroxz dan pengusiran dari Wilayah Veroxz itu sendiri."

Tok!

Tok!

Tok!

Sidang telah berakhir.

Fioletta menutup matanya, berusaha menahan air mata yang siap tumpah. Ia tertawa kecil. Menertawai hidupnya yang malang. Ia malu jika harus kembali ke rumahnya. Di sana pun, ia akan menjadi bual-bualan kedua orang tuanya. Jadi untuk apa?

"Hehe, setidaknya aku tidak mati hari ini, bukan?"

Fioletta berusaha menguatkan dirinya. Tanpa memedulikan sekitarnya, sang ratu yang kini gelarnya sudah dicabut itu berdiri dari kursi tersangka dan pergi keluar dari aula istana yang menjadi tempat sidang hari itu. Melangkahkan kakinya ke arah kamar dan bersiap mengemasi semua barang-barangnya. Ia tidak peduli akan tatapan kasihan dan mencemooh dari para warga istana selama ia berjalan menuju kamar. Ia tidak butuh dikasihani oleh siapapun saat ini. Ia sudah muak dengan semuanya.

Mungkin hukuman ini adalah takdir terbaik yang Tuhan berikan padanya. Tuhan tahu kalau selama ini ia menderita dengan segala caci maki di istana bagai neraka ini. Tuhan tahu kalau semua orang di istana ini tidak ada yang peduli padanya. Tuhan tahu kalau kebahagiaan sesungguhnya yang ia cari bukanlah berada di istana ini.

Bukan sebagai ratu, bukan sebagai istri Frost, tapi sebagai seorang Fioletta.

Hanya Fioletta. Tanpa Verriz yang merupakan marga milik keluarga Kerajaan Veroxz.

Hanya Fioletta.

-: ⚘ :- -: ⚘ :-

"Yang Mulia, kereta Anda sudah siap. Saya-"

"Jangan panggil aku Yang Mulia. Aku sudah bukan ratu kalian, dan bilang pada Raja kalian itu. Aku tidak butuh belas kasihannya. Bawa kembali kuda beserta kereta itu masuk. Katakan padanya, dulu aku masuk ke istana tanpa membawa apa-apa selain pakaian dan perhiasan pribadi milikku. Maka sekarang, aku pun akan pergi dengan membawa barang-barang yang kubawa hari itu."

Beberapa prajurit yang memang ditugaskan oleh Frost untuk mengantar Fioletta sampai perbatasan wilayah tersebut dibuat bungkam usai mendengar perkataan wanita itu. Di satu sisi, mereka juga merasa iba karena mantan ratu mereka ini memang bukanlah orang jahat. Selama Fioletta berada di istana bersama mereka, sang ratu juga selalu berlaku baik.

Namun semuanya berubah semenjak rumor itu menyebar. Entah kenapa pandangan mereka pada sang ratu mulai berubah. Mereka mulai termakan provokasi dari orang-orang sekitar. Sehingga mengakibatkan mereka jadi membenci wanita cantik berhati baik di depan mereka ini.

"Tapi Yang Mulia, bagaimana jika Yang Mulia Raja marah karena kami tidak menjalankan perintahnya?" Salah satu prajurit yang Fioletta tebak berusia sekitar 45 tahun bertanya dengan cemas. "Kami juga ingin Yang Mulia keluar dari Veroxz dengan aman. Semakin malam, musim dingin di Veroxz akan sangat berbahaya bagi Yang Mulia Ratu."

Senyum tulus seketika terbit di bibir pucat Fioletta. Ia terharu karena masih ada yang peduli akan dirinya. Meskipun ia tidak tahu, sikap itu tulus atau hanya pencitraan semata.  "Aku tidak apa-apa. Menurutmu berapa lama aku tinggal di wilayah yang identik dengan musim dinginnya ini?" Fioletta tersenyum kecil. "Aku bisa menjaga diriku dengan baik, tapi kalau kalian memang khawatir, berikan saja salah satu kuda itu padaku sebagai teman perjalanan. Aku akan sangat berterima kasih karena kalian telah membantuku untuk itu."

Para prajurit itu saling pandang, sebelum mengangguk seolah menyetujui perkataan Fioletta. Salah satu dari mereka menyerahkan tali kekang seekor kuda jantan berwarna hitam pada Fioletta. Berikut dengan pelananya juga mereka berikan meskipun Fioletta tidak memintanya.

"Terima kasih, aku akan menjaganya dengan baik."

Wanita yang memakai celana bahan beserta kemeja putih sederhana yang ditutup oleh tudung hitam itu mengelus-elus kepala sang kuda. Lantas memberikan senyuman terakhirnya kepada para prajurit yang masih senantiasa berdiri di depan gerbang Istana Veroxz tersebut.

"Aku pergi dulu. Tolong jaga Frost dengan baik. Jaga Raja kalian dari para orang-orang yang berniat jahat padanya."

"Tentu saja, Yang Mulia. Pesan Anda akan selalu kami ingat."

Untuk yang terakhir kali, Fioletta kembali mengulas senyum, sebelum berbalik dan menuntun sang kuda pergi bersamanya menjauhi gerbang istana yang telah ditempatinya selama kurang lebih 2,5 tahun terakhir. Ia akan sangat merindukan tempat ini dan segala kenangannya bersama Frost Verriz.

Tidak ada yang menyadari, kalau Frost Verriz berada tidak jauh dari mereka dengan raut wajah tanpa ekspresi, tapi kedua tangannya mengepal kuat. Berikut dengan netra hitamnya yang tanpa sadar meneteskan air mata. Hatinya sakit melihat istri yang dicintainya harus berakhir seperti ini. Hatinya sakit karena rumah tangga yang ia bangun bersama Fioletta harus berakhir hari ini. Hatinya sakit, tapi rasa kecewanya pada wanita itu lebih besar.

"Maafkan aku."



Huaaaaa😭😭😭Tega banget si Frost, sumpah! Tega banget!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huaaaaa😭😭😭
Tega banget si Frost, sumpah!
Tega banget!

LA TENTATRICE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang