11 ⚘ Welcoming Party and Evil Plans

26 7 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ibarat racun, kabar tentang kehamilan Brettavia telah menyebar ke seluruh Wilayah Veroxz. Semua orang berbahagia akan datangnya calon pewaris mereka di rahim putri bungsu Kerajaan Amer. Semua orang bergembira, pesta pun diadakan. Orang-orang boleh datang dan memberikan berkat mereka terhadap sang jabang bayi.

Brettavia dan Frost yang senantiasa mendampingi wanita itu kini tengah berdiri di balkon istana untuk menerima berkat dan doa dari semua rakyat kerajaan bagi sang calon pewaris. Dipimpin oleh seorang pastor, doa-doa kebaikan pun dipanjatkan. Setelah itu, satu per satu rakyat Veroxz boleh mengelus perut Lady Brettavia sembari memberikan berkat mereka pada sang calon pewaris.

Sang ratu yang tidak kelihatan batang hidungnya bukanlah menjadi masalah bagi mereka. Karena semua orang tahu kalau Ratu Fioletta tidak akan hadir di acara perayaan yang melibatkan nama Brettavia di dalamnya seperti yang terjadi sebelum-sebelum ini. Apalagi acara ini dikhususkan untuk menyambut sekaligus memberikan berkat bagi janin di dalam perut Brettavia. Salju yang terus saja turun tidak menurunkan semangat para warga untuk datang ke istana dan memberikan berkat dan doa baik mereka.

Acara itu berjalan hingga siang menjelang. Bretta yang mulai kelelahan meminta izin para Frost untuk beristirahat di kamarnya. Saat itulah manik hitam Brettavia tidak sengaja berpapasan dengan sang ratu. Ia kira, ia akan melihat pemandangan memprihatinkan dari sang ratu seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari ini tidak seperti yang diharapkan, karena bukannya bersedih ataupun marah, Ratu Fioletta malah tersenyum manis padanya.

"Selamat, ya. Kau pasti senang karena akan menjadi seorang Ibu. Aku harap dia bisa membawa kejayaan bagi Veroxz di masa depan."

Meskipun cukup bingung dengan maksud tertentu di balik ucapan sang ratu, tapi Bretta tetap membalas perkataannya dengan sopan. "Terima kasih banyak, Yang Mulia. Saya harap Anda juga bisa menyusul secepatnya."

Fioletta tertawa. "Kau tahu sendiri kalau aku tidak akan pernah bisa memiliki anak, Lady."

"Ah! Maafkan saya, Yang Mulia! Saya tidak bermaksud-"

"Sudahlah." Fioletta tersenyum. Senyum yang memiliki sejuta arti. "Kau beruntung karena aku tidak mengatakannya pada Frost," bisik Fioletta dengan sudut bibir yang semakin terangkat. "Dia si jabang bayi adalah anak dari Jeremy Croixer, bukan?"

Deg!

Bretta spontan melotot horror dan memundurkan langkahnya. "Bagaimana Anda-"

"Kau salah dalam memilih lawan, Brettavia. Sekarang, mari kita lihat. Siapa yang akan menang."

Gawat!

Bagaimana mungkin Ratu Fioletta bisa tahu kalau anak yang kukandung ini adalah anak Jeremy?!

-: ⚘ :- -: ⚘ :-

Suasana ruang makan di istana hari itu terasa aneh. Brettavia dengan tatapan menyelidiknya yang tak pernah lepas dari Fioletta. Lalu Fioletta yang tampak cuek dengan dunia sekitarnya dan lebih memilih fokus pada makanannya. Sementara Frost yang berada di tengah-tengah keduanya jelas merasa bingung akan perubahan sikap kedua istrinya yang tampak berbeda secara signifikan.

Ia tahu kalau Fioletta tidak suka dengan kabar kehamilan Brettavia, tapi ia bersyukur karena sang ratu tidak berbuat nekat. Fioletta memilih diam dan menjauh dari apapun itu yang berhubungan dengan Brettavia. Kemudian Brettavia, dia tadinya cuek saja dengan sikap menyebalkan Fioletta padanya. Akan tetapi, tatapan menyelidik Brettavia yang ditujukan untuk sang ratu cukup membuatnya penasaran.

Apakah sesuatu telah terjadi diantara kedua istrinya? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Fioletta?

"Saya selesai," tutur Fioletta yang kini sudah memundurkan posisi kursinya dan berdiri dari posisi duduknya. Wanita itu bersiap untuk pergi dari ruang makan jika saja Frost tidak mencegahnya dengan pertanyaan laki-laki itu.

"Mau sampai kapan kamu bersikap seperti itu, Fioletta?" tanya Frost dengan netra yang tak lepas dari sang ratu.

Fioletta menatap Frost dengan satu alis terangkat. "Sikap yang mana maksud Anda, Yang Mulia?"

"Tidak bisakah kau berteman baik dengan Bretta?"

"Heh, berteman baik?" Fioletta tersenyum miring. "Berdiam lama-lama di satu tempat dengannya pun saya tidak sudi, Yang Mulia. Apalagi kalau harus berteman baik. Hahaha, lucu sekali pertanyaan Anda ini."

"Fioletta Verriz ..." tegur Frost penuh penekanan dengan memanggil nama lengkap sang ratu. Jangan lupakan tatapan tajamnya yang berhasil membuat Fioletta berdecih kesal. Frost melirik ke arah Brettavia yang terlihat sedih karena perkataan Fioletta tadi. "Kau tidak perlu memedulikan perkataannya, Bretta. Ratu Fioletta terkadang memang suka berbicara blak-blakan."

Fioletta yang melihat pemandangan manis itu memutar bola matanya malas. Tanpa berpamitan, Ratu Veroxz itu pun pergi dari ruang makan meninggalkan dua sejoli yang tengah saling bertukar perhatian. Berlama-lama di sana juga tidak baik bagi kesehatan batinnya.

-: ⚘ :- -: ⚘ :-

Persaingan secara transparan terus saja terjadi diantara kedua istri dari Frost Verriz. Apalagi semenjak kabar kehamilan Brettavia tersebar di seluruh penjuru wilayah. Semakin kepanasanlah Fioletta dibuatnya. Sang ratu jadi harus bersikap manja dan menyebalkan supaya mendapatkan perhatian sang raja. Bretta yang tak mau kalah pun juga seringkali memanas-manasi Fioletta dengan mencari perhatian Frost menggunakan janin di dalam perutnya.

Namun rahasia Bretta yang ia simpan rapat-rapat telah diketahui oleh Fioletta. Bahwa anak yang tengah dikandung oleh Brettavia itu bukanlah anak Frost. Melainkan anak dari Pangeran Croix, Jeremy Croixer. Karena hal itulah Bretta tidak bisa tinggal diam, atau semua rencananya akan menjadi berantakan karena sang ratu bisa kapan saja membongkar semua kedoknya.

"Aku masih belum menemukan informasi apapun tentang kelemahan Frost dan kerajaan ini. Kalau Ratu Fioletta sampai mengatakan rahasiaku pada semua orang, maka hal itu tidak bisa dibiarkan." Brettavia mondar-mandir di dalam kamar besarnya. Sesekali netranya menatap pada cermin yang menampilkan bayangan dirinya. Ia tengah memikirkan rencana jahat untuk menyingkirkan Ratu Fioletta terlebih dahulu dari jalannya.

Beberapa menit kemudian, sudut bibir Amerta Brettavia terangkat. Seolah baru saja menemukan suatu ide brillian, Bretta langsung saja berlari keluar kamar dengan semangat. Entah langkah apa yang akan dilakukan oleh putri bungsu dari Raja Amer tersebut. Semoga saja semua yang terjadi akan berakhir dengan semestinya.



Jujurly, part ini agak sedikit maksa😭 Aku nggak terlalu bisa bikin alur cepat soalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujurly, part ini agak sedikit maksa😭 Aku nggak terlalu bisa bikin alur cepat soalnya. Maaf kalo feelnya jadi kurang dapet, ya🤧

LA TENTATRICE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang