•
•
•"Tolong! Tolong! Ada orang pingsan!"
"Cepat bawa dia ke rumah Madame Nessa!"
Desa Riquèze yang terletak di ujung Barat wilayah Kerajaan Moran dibuat gempar karena para warga menemukan seorang perempuan asing tergeletak pingsan di depan pintu masuk desa mereka. Di dekat perempuan asing itu, ada seekor kuda hitam yang tampak khawatir dengan keadaan majikannya. Suara ringkikan kuda itulah yang menarik beberapa warga datang ke arah pintu desa dan menemukan perempuan malang itu tergeletak dengan wajah pucat di sana.
Para warga sepakat untuk membawa perempuan asing beserta kudanya itu ke rumah Madame Nessa. Beliau adalah satu-satunya orang kaya yang memiliki penginapan dan pemandian air panas di desa ini. Selain ramah, beliau juga dikenal sangat baik hati dan bijaksana. Itulah kenapa para warga Riquèze sangat menghormatinya. Bahkan para warga di desa sering meminta Madame Nessa untuk menjadi penengah jika terjadi permasalahan besar di desa mereka.
Riquèze adalah desa yang tergolong masih berkembang di Wilayah Moran yang identik dengan musim seminya itu. Sebagian mata pencaharian mereka adalah petani dan pedagang. Desa kecil yang letaknya cukup terpencil ini jarang sekali didatangi oleh orang asing. Itulah kenapa kedatangan seorang perempuan pingsan dan seekor kuda hitam jantan di desa mereka membuat gempar para warganya.
"Ada apa ini? Kenapa kalian ramai-ramai datang ke kediamanku?"
Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah memasuki angka empat itu bertanya dengan kesal. Masker telur yang dipakainya tampak retak di sana-sini. Jangan lupakan gaun tidur satin panjang yang masih dipakainya dan rambut pirang yang digulung tinggi-tinggi itu.
Dialah Sang Madame Nessa.
"Madame! Kami menemukan perempuan ini tergeletak pingsan di depan pintu desa. Jadi kami bawa dia kemari."
Sudut bibir sang madame berkedut. "Kalian pikir kediamanku ini penampungan?" tanyanya seraya berkacak pinggang. "Terus kenapa ada kuda di sini?" Tatapan Madame Nessa mengarah pada kuda jantan tersebut.
"Kuda ini sepertinya milik perempuan itu, Madame. Karena suara ringkikan kuda inilah yang membuat kami penasaran hingga menemukan perempuan itu pingsan di depan pintu desa." Salah seorang warga dengan tusuk gigi di mulutnya menjawab.
Mendengar penjelasan dari para warga yang ada di desanya, Madame Nessa jelas penasaran. Wanita paruh baya itu maju dan melihat sosok si perempuan asing yang dibopong oleh salah satu warga.
Cantik sekali. Dia pasti bukan orang biasa.
Sang Madame tidak bisa menyembunyikan kekagumannya akan kecantikan perempuan yang berhasil membuat para warga desanya gempar di siang hari yang cukup terik tersebut. Dengan gaya angkuhnya, sang madame pun menyuruh mereka membawa perempuan itu masuk ke dalam kediamannya.
"Baiklah. Bawa dia masuk. Begitu dia sadar nanti, aku akan langsung menanyakan identitasnya," tutur sang madame.
-: ⚘ :- -: ⚘ :-
Kedua kelopak mata yang sedari tadi tertutup itu kini terbuka dengan perlahan. Memperlihatkan manik aquamarine yang langsung bergulir ke seluruh penjuru arah dan sang pemilik manik indah itu spontan mengernyit saat menyadari kalau ia terbangun di tempat asing. Tepatnya sebuah kamar sederhana dengan satu tempat tidur dan satu meja rias di sudut sana.
Argh! Kepalaku rasanya sakit sekali.
"Kau sudah sadar?" Madame Nessa tersenyum ramah pada perempuan asing yang belum ia ketahui namanya tersebut. Ia mendudukkan dirinya di depan perempuan itu sembari memberikan secangkir teh hangat untuk merilekskan tubuh. "Minumlah, teh ini bisa menghilangkan rasa lelah dengan cepat."
"Te-terima kasih, eum ..."
"Madame Nessa, begitulah orang-orang di desa ini memanggilku."
"Ah, ya. Terima kasih, Madame."
Sang madame kembali tersenyum dengan netra yang tak lepas dari perempuan di depannya. Tampak sekali dari sikap sang madame kalau ia sudah sangat penasaran dengan siapa ia berbicara sekarang. Perempuan di depannya ini jelas bukanlah dari kalangan orang biasa seperti dirinya.
"Bagaimana? Kau suka dengan tehnya?"
"Saya suka, rasanya enak. Terima kasih sekali lagi, Madame."
"Sama-sama, cantik. Kalau boleh tahu, siapa namamu? Dari mana kau berasal? Kenapa kau berkelana sendirian bersama kudamu?"
Rentetan pertanyaan sang madame membuat perempuan dengan manik aquamarine itu terdiam lama sebelum menjawab dengan sangat lugas. "Saya Fioletta, Madame. Saya kabur dari rumah karena orang tua saya berniat menjual saya pada seorang mafia tanah untuk membayar hutang."
"Astaga, jahat sekali orang tuamu. Tetapi apakah tidak apa-apa kabur seperti ini? Kau tidak kasihan dengan calon anak dan suamimu?"
"Tidak, Madame. Saya-"
"Tunggu, calon anak?"
Madame Nessa mengernyitkan kening begitu melihat tatapan bingung dari perempuan di depannya. "Iya, calon anak. Bukankah kau sedang hamil? Tadi tabib yang memeriksamu yang mengatakannya."
Fioletta menutup mulutnya tak percaya. Ia menatap sang madame dengan netra berkaca-kaca. Rasa bahagia bercampur haru ia rasakan. Dengan tangan gemetar, Fioletta mengelus perut ratanya. Perasaannya membuncah bahagia.
"Selamat datang, anak Bunda."
•
•
•Huaaaaa, akhirnya tamat juga ini cerita. Fiooo, kamu hamil! Kamu nggak mandul sayangku😭♡
Ya ampun, seneng banget aku!
Gimana-gimana?
Sekarang kalian tahu kan kalau Fioletta itu sebenernya nggak mandul? Emang belum saatnya aja dia sama Frost dikaruniai anak. Itu tuh cuma rumor nggak jelas yang menyebar cepat dari mulut ke mulut di Wilayah Veroxz.Karena ini cerita berseries, maka dari itu kubuat endingnya menggantung.
But, semoga kalian suka dengan kisahnya, ya♡Aku pamit, sampai jumpa di ceritaku selanjutnya👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
LA TENTATRICE ✔
Fantastik[𝐋𝐞 𝐋𝐚 𝐋𝐞𝐬 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏] Genre : Fantasy - Romance Tema : Heartbreak, Kingdom ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu, dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca♡ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Fiole...