07 ⚘ Fioletta's Anger & Frost Apologies

22 7 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Prang!

Brak!

"YANG MULIA!"

"TOLONG TENANGKAN DIRI ANDA!"

Prak!

Pyarr!

Suara barang yang dilempar dan vas yang sengaja dipecahkan memenuhi ruangan kamar sang ratu. Fioletta tidak memedulikan orang-orang yang berniat menghentikan aksinya. Ia marah. Ia sangat-sangat marah sampai rasanya ia ingin menghancurkan semua benda yang ada di kamarnya. Ia bahkan tidak memedulikan Anna yang berusaha menghentikan aksi gilanya sedari tadi. Ia juga tidak peduli dengan pendapat Frost tentang dirinya nanti.

"Apa yang terjadi?"

"Fioletta, kau sudah gila?!"

Ohh, bukankah itu suara Frost?

Fioletta Verriz segera membalikkan badannya dan mendapati sang suami berdiri di sana bersama wanita sialan yang telah berani menjadi orang ketiga dalam pernikahannya itu. Ia tertawa remeh sebelum berjalan tanpa alas kaki mendekati kedua sejoli tersebut. Tidak ia pedulikan pecahan vas yang menusuk telapak kakinya hingga lantai kamar sang ratu berceceran noda darah.

Sang ratu menatap bengis pada sosok wanita bergaun biru yang harus ia akui sangat cantik itu. "Kau. Enyah dari kamarku."

"Ya-yang Mulia ..."

Fioletta membulatkan netranya saat wanita itu menyembunyikan diri di balik punggung Frost dengan tampang ketakutannya. "MENJAUH DARI SUAMIKU!"

Grep!

"Hentikan." Frost mencekal pergelangan tangan Fioletta yang hendak mendorong Lady Bretta agar menjauh darinya. "Hentikan tindakanmu ini, Fioletta."

"Kalian semua! Keluar dari kamar ini sekarang juga! Saya ingin berbicara empat mata dengan Ratu kalian."

Semua orang yang berada di kamar Fioletta segera melaksanakan perintah sang raja. Mereka keluar dari kamar sang ratu, termasuk Anna juga. Sehingga hanya tersisa Fioletta, Frost, dan Brettavia di dalam sana.

"Lady Bretta, kau juga keluar."

"Apa? Tapi saya-"

"Keluar."

Putri bungsu dari Kerajaan Amer itu berdecih pelan sebelum berbalik badan dan terpaksa ikut keluar dari kamar sang ratu, meninggalkan kedua penguasa Veroxz itu sendirian di dalam kamar yang keadaannya sangat kacau akibat menjadi sasaran kemarahan sang ratu.

Setelah memastikan semua orang keluar, Frost beralih pada Fioletta yang tampak membuang muka darinya. Ia melepaskan pergelangan tangan Fioletta yang sedari tadi ia cekal dengan erat. Lantas mengelusnya secara perlahan sembari menarik dagu sang ratu agar menatapnya.

LA TENTATRICE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang