03. Lamaran

113 22 1
                                    

( أسروا الخطبة وأَعْلِنُوا النِّكَاحَ )

Rahasiakanlah tunangan dan umumkanlah pernikahan".

Rahasiakanlah tunangan dan umumkanlah pernikahan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗡️

            Dengan menyebut nama Allah dan dengan niat baik saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Dengan menyebut nama Allah dan dengan niat baik saya. Akhirnya saya datang kembali ke dhalem, saya di sambut oleh pak kyai dan saudara beliau untuk melancarkan niat serius saya kepada Ning Nara. Berita lamaran ini sudah viral di kalangan santri baik putra dan putri. Banyak yang tidak percaya denga beritanya. Jangankan mereka, saya sendiri masih tidak percaya, semuanya terlalu tiba-tiba, terlalu cepat seperti mimpi. Acaranya memang sederhana cuma keluarga majlis  pengasuh yang hadir, tapi tidak bisa membuat jantung saya berhenti berdetak tak karuan, saya yang hanya Ustadz, badal bagi pengasuh ini malah di hadapkan dengan para kyai dan Gus-gus yang ilmunya tentu lebih tinggi dari pada saya. Saya terus menunduk seakan menanggung beban yang sangat besar, badan saya panas dingin, Ya Allah semoga saja semuanya berjalan dengan lancar.

        "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, dengan mengucap beribu syukur pada Allah saya selaku  Abah dari Nara ingin menanyakan sesuatu kepada nak Ghazi," setelah berhasil menjawab salam beliau saya langsung mengangguk, dalam hati saya lantunkan dzikir sebanyak mungkin, kenapa? Supaya hati saya tidak terlalu berdebar dan juga agar bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan dari beliau serta keluarganya.

       "Apakah kamu yakin ingin melamar putri saya? atau karena kamu takut menolak tawaran  saya, jadi kamu terpaksa menerimanya nak?" saya menggeleng dan mulai memberanikan diri untuk menatap kearah pak kyai berada.

      "Atas izin Allah yang maha membolak-balikkan hati. Insya Allah saya tidak pernah terpaksa untuk melamar putri pak Kyai, malah sebaliknya saya begitu bahagia saat nama yang selama ini saya titipkan pada Allah ternyata malah Allah takdirkan agar bisa saya miliki, dan sebagai pelengkap separuh agama saya,"jawab saya. Semua yang ada di sana mengangguk. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan entah itu terkait dengan masalah fiqih perempuan ataupun kaidah tasawuf, untungnya saya bisa menjawab semuanya dengan lancar, mengapa demikian? karena Allah lah yang mempermudakan semuanya.

ZulfikarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang