06. Dhawuh kyai

113 16 0
                                    

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Surat Al-Mujadalah ayat: 11).

 Surat Al-Mujadalah ayat: 11)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗡️

            Saya berdiam diri di dalam kamar sambil mutholaa kitab kuning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Saya berdiam diri di dalam kamar sambil mutholaa kitab kuning. Sesekali memejamkan kedua mata saya.

            Baru saja ingin menyelami alam mimpi tiba-tiba saya kembali terbangun dan  segeramengambil wudhu'. lima belas menit lagi adzan magrib mulai berkumandang. Setelah selesai berwudhu' saya mengambil surban dan meletakkannya di pundak kanan saya dan tak lupa pula kitab kuning yang sengaja saya  dekap dengan tangan kanan saya penuh rasa hormat.

           Saya berjalan sambil menunduk sesekali tersenyum saat ada para santri putra yang sedang menyapa saya di tengah jalan.

           "Ustadz nanti Iky izin ya nggak ikut pengajian," serunya sambi menyengir tidak jelas  sedangkan di sisi lain Hadar dan Afan mulai menoyor kepalanya geram.

          "Alasan, jangan di izinin Ustadz, dia nggak mau ikut pengajian  karena malas katanya ketemu  sama ustadz mulu," terang Afan. Saya menatap Iky tajam.

           "Apakah benar Iky?" tanya saya dingin, sontak Iky menggeleng, seketika wajahnya berubah pucat pasi.

            "Afan bohong Ustadz, malah Iky bahagia kalau yang ngajar itu Ustadz Ghazi," serunya, saya melihat kedua matanya, ya mata itu tentunya bisa menggambarkan kalau seseorang  sedang berbohong atau tidaknya dan saya tahu kalau sekarang ini Iky tengah membohongi diri saya.

ZulfikarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang