Bab 19

517 154 3
                                    

"Sesuatu hal yang buruk pasti Allah jauhkan dari kita, dengan banyak cara yang tidak kita sangka-sangka."

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡




   Paris, Perancis.

   Dalam sebuah Mansion mewah yang begitu besar dengan banyak penjaga.

   Tapi, hanya di huni oleh 2 anggota keluarga saja. Yaitu seorang laki-laki paruh baya bernama Lexio Alexander dan, Putrinya bernama Salma Alexander.

   "Dady, harus segera mempercepat pernikahanku dengan Sheikh Al Hafidz," kata Salma merenggek.

   "Kamu tenang saja Putriku, pernikahanmu dengan Althaf akan Dady urus," balas Lexio tersenyum.

   Salma memandang kaget sang Ayah, ia lalu bangun dari sofa mendekati Lexio yang duduk di kursi kerja. "Tidak Dady, aku ingin menikah dengan Sheikh Ahmad! Bukan dengan Sheikh Althaf!"

   Lexio menatap rumit sang Putri yang berdiri di samping kursi kerjanya. "Kamu yakin mau dengan Ahmad, dia itu laki-laki yang paham Agama?"

   "Tidak peduli, yang pasti aku ingin menjadi Ratu untuk keluarga Al Hafidz, Dady." Salma memasang wajah angkuhnya, ia mengusap perutnya yang sedikit membuncit.

   "Ahmad tidak akan menerimamu, apalagi Anak dalam kandunganmu itu," tunjuk Lexio kehadapan wajah Putrinya, lalu turun keperut Salma.

   Ya, Salma Alexander sedang hamil anak kekasihnya, tetapi Ayah dari anak Salma telah dihukum mati. Kekasih Salma merupakan calon ketua dari Black Rose Devil, yang sudah dijatuhkan hukuman mati beberapa hari yang lalu.

   Salma dan Ayahnya akan membuat fitnah besar yang melibatkan keluarga Al Hafidz, dengan Salma yang seolah hamil di luar nikah anak dari Sheikh Al Hafidz. Tapi, Salma tidak ingin dengan tunangannya Sheikh Althaf menjadi ayah anaknya, hanya menginginkan Sheikh Ahmad supaya anaknya nanti menjadi penerus.

   Padahal jika mengambil dari hukum islam, anak yang dihasilkan sebelum nikah tidak akan mendapatkan marga dari ayah biologisnya, tidak juga akan mendapatkan warisan apalagi penerus.
Bin/binti, marga, harta dan, penerus hanya didapatkan dari ibunya.

   Apalagi anak yang di kandung oleh Salma, bukanlah berdarah Al Hafidz. Sangat mustahil mendapatkan apa yang diinginkan oleh Salma, keluarga Al Hafidz tidak sebodoh yang dipikirkan.

   Tiba-tiba pintu ruang kerja Lexio terbuka dengan kuat, seseorang dengan jubah hitam lengkap menggunakan topeng, memasuki dengan langkah pelan menuju kearah Ayah dan Anak yang kaget.

   "Beraninya kau memasuki ruang kerja saya!" Lexio mengacungkan senjata kerah orang misterius tersebut.

   DOOR~ DOOR~

   Dua kali peluru yang dilepaskan oleh Lexio melesat, Salma bersembunyi di bawah meja kerja sang Ayah dengan ketakutan.

   "PENGAWAL!" teriak Lexio menggelegar.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang