"Kita manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi ini, tetapi terkadang kita malah menjadi kaki tangan dari setan terus menuruti hawa nafsu."
(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)
♡♡♡
SELAMAT MEMBACA
♡♡♡
Seorang laki-laki keluar dari ruang makan khusus laki-laki, sedangkan di sisi lain seorang wanita juga keluar dari ruang makan perempuan.
"Zauji," panggil Sheikha Aisha lembut kepada suaminya.
Sheikh Ahmad tersenyum menatap sang istri yang hanya menampakkan matanya saja, tangannya mengusap pucuk kepala istrinya di atas hijab.
"Sudah sarapan?" tanya Sheikh Ahmad dengan tersenyum.
"Sudah." Sheikha Aisha menganggukkan-anggukan kepala, kedua matanya mengedip imut kepada suaminya.
Melihat tingkah menggemaskan sang istri, membuat Sheikh Ahmad menggigit bibirnya bagian dalam.
"Ekhm," dehem Sheikh Alkahfi, "mau romantis jangan di tengah jalan, menghalangi jalan."
Ruang makan laki-laki dan perempuan pintunya saling berhadapan, tetapi antara pintu ruang makan perempuan dan laki-laki ada jarak beberapa meter.
"Alkahfi, apa yang ingin kamu bicarakan?" Sheikh Ahmad menghadapkan tubuh kearah adiknya.
Sheikha Aisha langsung pergi dari sana, ada 4 perempuan mengikutinya di belakang yang merupakan pelayan pribadinya.
Sedangkan Sheikh Ahmad dan Sheikh Alkahfi berjalan kearah berlawanan, keduanya akan keluar Istana menuju ke kantor.
"Abanna, bisakah aku mengeluh lelah?" tanya Sheikh Alkahfi sambil berjalan bersama Abangnya.
Sheikh Ahmad menatap sendu sang adik, seharusnya tanggung jawab di pundak adiknya ia yang harusnya menanggung.
"Maaf, Dek." Sheikh Ahmad mengusap pundak Sheikh Alkahfi.
"Tidak apa-apa, Abanna." Sheikh Alkahfi tersenyum ceria kepada abangnya.
"Al pamit dulu, Abanna." Sheikh Alkahfi sedikit membungkukkan badan, ketika keduanya sudah di luar Istana. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Sheikh Ahmad melihat sang adik yang masih tersenyum kepadanya saat masuk kedalam mobil.
Mobil rolls royse phantom putih milik Sheikh Alkahfi berjalan pergi, Sheikh Ahmad masih menatap mobil sang adik yang sudah jauh pergi dengan rasa bersalah.
Masalah keluarga Al Hafidz kini harus ditanggung oleh sang adik, para keluarga yang mempermainkan kekuasaan untuk menindas para pekerja.
Beberapa keluarga Al Hafidz di Negara-negara teluk berbuat ulah, mereka melakukan penindasan kepada para pekerja di rumah mereka yang merupakan pekerja ekspatriat dari luar Negri.
"Alkahfi, kamu pasti bisa mengatasi masalah keluarga kita tanpa diriku lagi, saat ini atau masa depan," gumam Sheikh Ahmad menghela napas.
"Sheikh." Zayed memegang pundak Sheikh Ahmad.
"Kita ke kantor, Zayed." Sheikh Ahmad langsung berjalan masuk kedalam mobilnya.
Zayed mengedikkan kedua bahu, juga ikut masuk samping Sheikh Ahmad di bangku penumpang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)
AcakSpin off BLACK ROSE DEVIL (The Adams) Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz, telah dijodohkan dengan sepupu dari pihak sang Ayah dari masih dalam kandungan saat ia telah berusia 8 tahun. Sheikh Ahmad telah mencintai jodohnya, walaupun masih dalam...