"Harta tidak dapat membeli kebahagiaan, jika bisa mungkin sudah dari dulu kami membelinya."
(Sheikh Alkahfi bin Abdul Azis Al Hafidz)
♡♡♡
SELAMAT MEMBACA
♡♡♡
Jeddah, KSA.
Dua orang rijal tampan berpakaian tradisional arab keluar dari salah satu restoran mewah di Kota Jeddah, keduanya dikawal ketat untuk masuk dalam mobil.
Masuk dalam mobil rolls royse putih duduk di belakang kemudi, mobil itu bergerak di jalan raya yang dikawal oleh empat mobil, 2 di depan dan 2 di belakang.
"Sheikh, kita akan pulang untuk terbang ke Indonesia," kata seorang laki-laki yang duduk samping kemudi.
"Tunggu, seharusnya kita langsung kebandara, kan?" tanya Sheikh Althaf heran.
"Istana kita punya bandara pribadi, jika kamu lupa." Sheikh Alkahfi menatap sekilas Adik kembarnya.
"Perjalanan kita lebih dekat ke bandara internasional, kenapa pulang lagi ke Istana yang jaraknya jauh?" Sheikh Althaf menatap heran sang Abang kembar.
Sheikh Alkahfi menghela napas, ia menatap sepenuhnya kepada kembarannya. "Semua barang kita ada di Istana, belum lagi Pesawat Istana harus diterbangkan kebandara dulu."
"Kalau soal barang kita, suruh saja para bawahan untuk bawa kebandara. Kalau takut terlambat, mereka naik helikopter saja," kata Sheikh Althaf dengan enteng.
"Baik Sheikh, saya akan menghubungi kepala pengawal Istana untuk membawa Pesawat ke bandara, sekalian dengan barang-barang kita," sambung laki-laki yang duduk di samping kemudi.
"Laa! Kita akan naik pesawat komersial, mereka suruh bawa barang kita saja," tolak Sheikh Althaf.
Sheikh Alkahfi menatap rumit Adik kembarnya. "Harus beli tiket pasti ribet dan ha—"
"Tiketnya sudah ada," potong Sheikh Althaf cepat.
"Althaf, cuman kamu yang sering naik pesawat komersial, tetapi aku dan keluarga di Istana lainnya belum pernah." Sheikh Alkahfi menatap penuh arti Adik kembarnya.
Dari sebelum lahir hingga lahir kedunia, Keluarga inti Al Hafidz yang menjadi kepala keluarga di Istana Mutiara tidak pernah naik pesawat komersial.
Kecuali Sheikh Althaf, yang selama 3 tahun terakhir ini tidak pernah lagi bepergian dengan pesawat pribadi dari Istana.
"Akhuya takut naik pesawat komersial?" Sheikh Althaf menaikkan sebelah alis menetap sang Abang kembar.
"Tidak, tidak ada alasan untuk takut." Sheikh Alkahfi menatap penuh kasih sayang Adik kembarnya.
Sheikh Althaf menatap ke jendela, menghindari tatapan Abang kembarnya. "Akhuya, setelah urusan bisnis selesai di Indonesia, aku ingin liburan di sana selama 1 bulan, mengelilingi setiap tempat di Negara tropis tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)
CasualeSpin off BLACK ROSE DEVIL (The Adams) Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz, telah dijodohkan dengan sepupu dari pihak sang Ayah dari masih dalam kandungan saat ia telah berusia 8 tahun. Sheikh Ahmad telah mencintai jodohnya, walaupun masih dalam...