"Tidak ada pembicaraan antara manusia untuk menghindari ghibah, akan sangat baik ketika lisan hanya digunakan untuk menyebut-Nya."
(Sheikh Althaf bin Abdul Azis Al Hafidz)
♡♡♡
SELAMAT MEMBACA
♡♡♡
Dalam sebuah mobil yang dikendarai oleh Sheikh Althaf, dari Kota Mekkah menuju Jeddah hanya ada kesunyian.
Sheikh Althaf yang fokus menyetir, dengan Sheikha Syaima duduk di samping kanan Sheikh Althaf hanya terdiam, menatap jalanan yang di lalui.
"Ekhm," dehem Sheikh Althaf menarik perhatian Adik sepersesuannya.
Namun, tidak ada respon sama sekali dari Sheikha Syaima, tangan Sheikh Althaf meraba audio untuk di nyalakan, dengan mata masih fokus menatap depan.
"Bismillaahirrahmaanirrahiim," ucap Sheikh Althaf mengikuti audio.
"Yaaa aiyuhan naasut taquu Rabbakumul lazii khalaqakum min nafsinw waahidatinw wa khalaqa minhaa zawjahaa wa bas sa minhumaa rijaalan kasiiranw wa nisaaa'aa; wattaqul laahallazii tasaaa 'aluuna bihii wal arhaam; innal laaha kaana 'alaikum Raqiib." Sheikha Syaima juga ikut, dengan pandangan menatap jalanan.
Sheikh Althaf tersenyum menatap kekanan sekilas. Wa aatul yataamaaa amwaalahum wa laa tatabad dalul khabiisa bittaiyibi wa laa taakuluuu amwaalahum ilaaa amwaalikum; innahuu kaana huuban kabiiraa."
"Wa in khif—" lanjutan Sheikha Syaima terhenti, ketika tiba-tiba Sheikh Althaf mematikan audio.
"Kita muroja'ah sama-sama saja ya, Dek" ucap Sheikh Althaf.
"Boleh, satu persatu ayat." Sheikha Syaima menganggukkan kepala menatap Sheikh Ahmad sekilas. "Akhuya duluan, nanti ayat berikutnya aku, setelah itu Akhuya dan aku lagi. Begitu seterusnya, sampai tamat satu Surah atau lanjut Surah lain, hingga kita sampai di Istana Mutiara."
"Wa in khiftum allaa tuqsituu fil yataamaa fankihuu maa taaba lakum minan nisaaa'i masnaa wa sulaasa wa rubaa'a fa'in khiftum allaa ta'diluu fawaahidatan aw maa malakat aimaanukum; zaalika adnaaa allaa ta'uuluu." Sheikh Althaf berpaling sekilas kearah Sheikha Syaima.
Sheikha Syaima tersenyum membalas tatapan dari Abang sepersusuannya. "Wa aatun nisaaa'a sadu qootihinna nihlah; fa in tibna lakum 'an shai'im minhu nafsan fakuluuhu hanii'am mariii'aa."
"Lanjut kamu lagi, Dek," perintah Sheikh Althaf, "ayat itu terlalu pendek.
"Wa laa tu'tus sufahaaa'a amwaalakumul latii ja'alal laahu lakum qiyaamanw-warzuquuhum fiihaa waksuuhum wa quuluu lahum qawlam ma'ruufaa," lanjut Sheikha Syaima.
Sheikh Althaf sudah membuka mulut sebab sudah gilirannya, tetapi dengan cepat penuh penghayatan Sheikha Syaima kembali melanjutkan.
"Wabtalul-yatama hatta iza balagun-nikah(a), fa in anastum minhum rusydan fadfau ilaihim amwalahum, wa la ta'kuluha israfaw wa bidaran ay yakbaru, wa man kana ganiyyan falyastafif, wa man kana faqiran falya'kul bil-maruf(i), fa iza dafatum ilaihim amwalahum fa asyhidu alaihim, wa kafa billahi hasiba." Sheikha Syaima tersenyum kearah Sheikh Althaf.
Dengan cepat Sheikh Althaf melanjutkan, "lirrijaali nasiibum mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna wa lin nisaaa'i nasiibum mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna mimmaa qalla minhu aw kasur; nasiibam mafruudaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)
CasualeSpin off BLACK ROSE DEVIL (The Adams) Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz, telah dijodohkan dengan sepupu dari pihak sang Ayah dari masih dalam kandungan saat ia telah berusia 8 tahun. Sheikh Ahmad telah mencintai jodohnya, walaupun masih dalam...