Bab 1

1.6K 314 33
                                    

"Baru melihatnya saja aku telah mengetahui, bahwa dia adalah sang belahan hatiku."

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡



   Sebuah mobil rolls royse putih melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya Kota Jeddah, Saudi Arabia.

   Pemiliknya adalah, seorang Putra Mahkota keluarga Al Hafidz, yaitu Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz.

   Seorang laki-laki tampan berusia 25 tahun, wajah khas arabian sangat terlihat dari postur tubuh hingga wajahnya.

   Sheikh Ahmad duduk di belakang supir, masih sibuk dengan pekerjaan kantor. Padahal saat ini ia dalam perjalanan pulang ke rumah dari kantor.

   Mobil mewah tersebut mulai melaju perlahan, saat sudah memasuki jalan kompleks yang dijaga ketat oleh kamera keamanan.

   Rumah-rumah di kompleks tersebut bisa disebut Istana, saking besar nan megahnya. Para pemilik setiap bangunan bukan orang sembarangan, mereka adalah para bangsawan hingga anggota kerajaan Arab.

   Mobil masuk lewat pintu gerbang besar yang berwarna putih, beberapa meter berjalan melewati taman di kedua sisinya.

   Nampaklah sebuah Masjid besar yang mampu menampung belasan ribu jamaah, Masjid pribadi dalam Istana Mutiara Al Hafidz.

   Setelah melewati Masjid barulah menampakkan sebuah bangunan besar, keseluruhannya bernama putih. Itulah bangunan utama atau Istana Mutiara Al Hafidz.

   Istana Mutiara Al Hafidz adalah, tempat berkumpulnya seluruh keluarga besar Al Hafidz, yang saat ini tinggal menyebar di beberapa Negara Teluk Arab.

   Anggota keluarga Al Hafidz intilah yang tinggal di Istana tersebut, saat ini yang menjadi kepala keluarga Al Hafidz adalah, Sheikh Abdul Azis bin Abdul Rahman Al Hafidz.

   Selanjutnya calon penerus kepala keluarga jatuh ke tangan Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz, sebagai Putra Mahkota Al Hafidz.

   Sheikh Ahmad bisa langsung naik menggantikan sang Ayah, tetapi karena ia belum menikah sehingga tidak ada putri mahkota yang akan menjadi ratu untuk saat ini.

   "Assalamu'alaikum," salam Sheikh Ahmad ketika keluar dari mobil, kepada beberapa pengawal yang menyambut.

   "Wa'alaikumsalam, Sheikh," jawab mereka serentak.

   Sheikh Ahmad langsung masuk kedalam Istana dengan langkah cepat, sebentar lagi waktu akan memasuki salat ashar, ia harus membersihkan tubuh terlebih dahulu.

   Masuk kedalam kamar Sheikh Ahmad langsung memutuskan untuk mandi, di bawah guyuran shower pikirannya kembali melayang mengingat keberadaan bibi dan calon istrinya.

   "Sudah 17 tahun, di mana keberadaan kalian?" gumam Sheikh Ahmad yang telah menitikkan air mata di bawah guyuran shower.

   Setelah selesai Sheikh Ahmad langsung bersiap untuk pergi ke Masjid, sebab ia yang akan mengumandangkan adzan. Pakaian gamis putih khas Saudi, lengkap dengan sorban merah dan putih, terakhir memakai jubah hitam.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang