Bab 31

403 120 6
                                    

"Jika, ada yang bertanya kepadaku. Siapa wanita terhormat di zaman ini? Dengan tanpa sedikitpun keraguan aku akan menjawab, wanita terhormat adalah Istriku. Aisha The Adams yang sekarang bernama Sheikha Aisha Ahmad Al Hafidz."

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA 

♡♡♡




   Di atas tilam king size yang empuk, seorang laki-laki tertidur pulas di dalam selimut. Posisinya tidur menyamping kearah kanan, tepat di pinggiran ranjang yang masih memiliki ruang.

   Kini posisinya berbalik kearah kiri, dengan mata masih tertutup ingin memeluk yang tidur di sebalahnya. Tapi, tangannya langsung menyentuh keatas ranjang yang dibalut seprei sutra berwarna keemasan.

   Meraba-raba tidak ada lagi orang yang tidur di sampingnya, dengan cepat ia membuka mata. Kantuk yang dirasakan langsung hilang tergantikan dengan rasa panik.

   "Habibti." Sheikh Ahmad langsung turun dari ranjang, mencari sang Istri dengan perasaan yang sangat cemas.

   Rasa cemas tentang sang Istri yang akan pergi dari sisinya, mengingat bahwa Sheikha Aisha saat ini belum mampu mencintai Sheikh Ahmad.

   Sheikh Ahmad menggelengkan kepala, ketika pikiran negatif bersarang di otaknya tentang Istrinya yang telah pergi. "Laa Ahmad! Istrimu tidak akan pernah pergi kemapun."

   Langkahnya mencari kesetiap sudut kamar, dari kamar mandi, ruangan ganti, hingga balkon. Tapi, Sheikh Ahmad tidak menemukan keberadaan sang Istri.

   "Aisha, mau kamu pergi ke ujung dunia sekalipun, aku tetap akan mengejarmu dan membawamu kembali pulang ke pelukanku." Sheikh Ahmad mencekram erat pembatas balkon, dengan tatapannya menatap tajam kebawah sana yang sudah sepi.

   "Benarkah?" tanya suara lembut yang berdiri tepat di belakang punggung Sheikh Ahmad.

   "Tentu saja," jawab Sheikh Ahmad tanpa melihat kebelakang, tentu ia belum tahu siapa di belakangnya.

   "Kalau begitu, saat aku meninggal nanti. Zauji harus ikut meninggal denganku." Sheikha Aisha tersenyum  menatap punggung tegap sang Suami yang belum menyadari kehadirannya.

   "Pastinya..." Sheikh Ahmad berbalik badan, dan sedikit terkejut dengan kehadiran sang Istri. "Zaujati."

   "Zauji." Sheikha Aisha langsung memeluk tubuh sang Suami.

   Tubuh Sheikh Ahmad menegang, mendapatkan pelukan tiba-tiba dari sang Istri. Setelah menjadi suami dan istri selama 3 bulan, baru kali ini untuk pertama kalinya Sheikh Ahmad mendapat pelukan duluan dari Istrinya.

   Biasanya Sheikh Ahmad yang lebih dulu memeluk sang Istri, dengan Sheikha Aisha yang tetap menerima pelukan hingga lebih dari sang Suami. Bahkan sekarang Sheikh Ahmad lupa untuk membalas pelukan sang Istri.

   Pipi Sheikha Aisha yang memang kemerahan semakin merah seluruh wajah, ketika ia mendengar menempelkan wajah dalam pelukan Suaminya, apalagi mendengar detak jantung Sheikh Ahmad.

   Kepala Sheikha Aisha didongakkan keatas, untuk dapat menatap wajah sang Suami. "Kenapa tidak balas peluk?" Sheikha Aisha menampilkan wajah sedih dengan bibir mengerucut kedepan.

   Wajah sang Istri terlihat sangat mengemaskan, jantungnya terasa seperti ingin lompat dari tempatnya. Rasanya Sheikh Ahmad bersyukur, sebab wajah Istrinya hanya ia yang melihat.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang