Dibalik Kamera 18

7 4 0
                                    


Tekad Carissa akhirnya...

. Setelah bertemu dengan Edward, Carissa cukup mendapatkan berbagai macam petuah petuanh menyakitkan, jujur namun sesuai fakta dan realita. Disepanjang jalan ia bergulat dengan logika dan perasaanya. Akhirnya ia mempunyai tekad, "Tuhan kali ini Edward tak akan salah, ya aku harus mencoba membuka hatiku kepada orang lain, Aceline benar ya, bukankah berharap yang tak pasti itu seperti membeli kucing dalam karung?'.

    Sekian lama akhirnya ia berhasil perlahan melabuhkan hatinya ya belum tau untuk siapa dan bagaimana, namun yang jelas ia telah mengikhlaskan semuanya.

    Sesampainya diapartemen ia menyapa wanita paruh baya, wanita itu istri dari pensiun tentara yang purna tugas, memang sering kali mereka menyapa atau berbincang tugas. "Rissa, ini beberapa tangkai bunga untuk mu, indah bukan? seperti namamu Carissa". kata nenek itu dan memberikan beberapa tangkai bunga untuknya. "Terima kasih nenek benar ini untukku? Bukankah kau menyayangi bunga bunga ini?". "Ya aku menyayangi mereka, merawatnya dan aku ingin memberikan mereka ke beberapa penghuni yang sering menyapaku, oh ia Rissa apapun hari yang kau jalani percayalah kau seperti bunga bunga ini akan indah pada musim nya dan akan bermakna untuk orang yang tepat, God Bless you".

     Ntah apa yang Carissa rasakan, ia hanya ingin memeluk nenek itu dan mengucapkan terima kasih atas bunga dan kalimatnya yang penuh makna itu. Ia pun masuk ke kamar apartemennya. Ia memasukan bunga itu ke vas bunga yang ia hiasi dengan bunga palsu, menggantinya dengan pemberian nenek itu.

     Setelah hari hari yang dirasa membingungkan dan rumit, sepertinya masalah persoalan drama perasaan sudah usai. Karena ia sudah membulatkan tekadnya serta memikirkan semua kenyatan yang ada. Ia menjalani kehidupan di petang ini dengan menimakti kudapan favoritnya dan menonton serial netflix kesukaannya.

Dibalik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang