Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
•••
Beberapa hari ini Alana sibuk mencari-cari Teddy di internet dan sosial media. Susah sekali mencari informasi tentang pria itu, mau bertanya langsung Alana masih malu dan gengsi.
"Duh, gimana ya. Apa gue chat aja?"
Alana sudah membuka ruang obrolan Teddy, namun ia mengurungkan niatnya.
"Jangan-jangan, dia lagi sibuk ngurusin mentri."
Alana kemudian mendengus.
"Tapi gue kepo."
Alana memandangi foto Teddy yang berhasil ia unduh dari internet.
Alana menutupi wajahnya malu.
"Bisa gak sih gak usah begitu senyumnya? Nahan salting tuh gak enak tau."
Wajah Alana memerah saking malunya.
Alana melirik tumpukan berkas pengajuan pernikahannya dengan Teddy. Semangat bagaikan api menggelora pada dirinya, seketika ia langsung mengambil berkas tersebut dan membukanya satu persatu.
"Ini beneran nih harus dihafalin semua? Sebanyak ini?"
Alana menghembuskan nafasnya. "Harus semangat Alana, kan mau nikah sama pujaan hati."
"Alana."
Suara Hanum dari luar kamar memanggil Alana seraya mengetuk pintu.
"Iya, Bun. Sebentar"
Alana membuka pintu kamarnya dan melihat Hanum sudah berdiri dihadapannya.
"Alana, Bunda boleh masuk?"
"Boleh, Bun."
Perasaan Alana mendadak tidak enak. Jika Bundanya sudah mengajak masuk kedalam kamar, pasti ada obrolan serius yang akan terjadi diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MAYOR [LENGKAP]✓
Teen FictionCerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. . . Bagaimana rasanya jika dirimu mengalami sesuatu hal yang tidak menyenangkan? Sesuatu hal y...