Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
•••
1 bulan berlalu setelah drama perceraian yang Alana lakukan akhirnya wanita itu melaksanakan wisuda hari ini.
Pagi-pagi sekali Teddy sudah merapihkan rumah, sedangkan Alana sibuk dengan persiapannya seperti baju, sepatu, make up, dan lain-lain. Teddy membiarkan Alana mengurus keperluan wisudanya tanpa harus membantu Teddy merapihkan rumah, bahkan memasak saja sudah dilakukan oleh pria itu untuk sarapan mereka nanti.
Tadi malam sedikit ada perdebatan kecil antara Alana dan Teddy, hanya perkara Alana yang ingin memakai high heels yang menurut Alana tingginya tidak seberapa.
"Alana, kamu pakai itu besok?"
Teddy melihat Alana sedang mencoba high heelsnya dan berjalan kesana-kemari.
"Iya, emang kenapa?"
Teddy yang sedang duduk disofa ruang keluarga menatap Alana seraya melipat kedua tangannya didepan dada.
"Bahaya, kamu lagi hamil, jangan aneh-aneh."
"Aneh-aneh gimana? Orang cuma high heels doang, lagian gak tinggi banget."
Nada bicara Alana sudah terdengar tidak bersahabat. Berbulan-bulan menikah dengan wanita itu akhirnya Teddy paham sifat Alana yang mudah marah dan merajuk seperti anak kecil yang tidak dikasih permen oleh orang tuanya.
"Coba diganti sama yang datar aja, gak perlu tinggi begitu. Nanti kalau tersandung siapa yang tolong? Saya gak mungkin ngikutin kamu sampai atas panggung, kamu bukan Bapak."
"Terus aku pakai apa, Mas Teddy Indra Wijaya? Pakai sepatu PDL kamu? Gak sekalian aku pakai baju loreng kamu sama baret merah kamu?"
Teddy bergegas mengambil sepatu olahraga Alana dan memberikannya pada wanita itu.
"Lebih aman kamu pakai itu."
Alana terkejut, tak disangka Teddy akan mengambil sepatu olahraga miliknya yang sama sekali tidak cocok jika dipadukan dengan kebaya yang akan wanita itu pakai besok.
"Aku mau wisuda, Mas. Bukan mau jogging." Alana menyingkirkan sepatu olahraganya. "Lagian Mas Teddy ribet, yang mau wisuda siapa yang heboh siapa. Udah deh Mas besok gak usah ikut."
Alana melepas high heels yang masih ia pakai kemudian membawanya pergi meninggalkan Teddy. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya, hampir setiap hari Teddy melihat pemandangan seperti ini, yaitu Alana merajuk.
Maka pagi hari setelah Alana selesai bersiap-siap, wanita itu memutuskan untuk tetap memakai high heelsnya. Tidak peduli seberapa marahnya Teddy nanti, yang terpenting kakinya akan terlihat indah saat berfoto nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MAYOR [LENGKAP]✓
Novela JuvenilCerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. . . Bagaimana rasanya jika dirimu mengalami sesuatu hal yang tidak menyenangkan? Sesuatu hal y...