SANG MAYOR (19)

14.1K 517 93
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

•••

Alana sedang menemani Teddy mendekor ruang bayi dikamar yang baru selesai Teddy cat dengan warna pink. 7 bulan berlalu, rumah tangga Alana dan Teddy semakin harmonis dan romantis semenjak kehadiran calon bayi mereka. Perut Alana yang semakin membesar membuat Teddy semakin posesif terhadap istrinya.

Pekerjaan rumah yang seharusnya Alana kerjakan semuanya diambil alih oleh Teddy, pria itu selalu memastikan agar Alana tidak terlalu kelelahan dan menikmati masa-masa menunggu kelahiran bayi mereka.

Teddy sudah tidak lagi sibuk dengan kegiatannya mengawal Bapak dikarenakan masa Pemilu sudah usai dan Teddy sudah tidak lagi menjadi ajudan Menhan. Maka semenjak itu, Teddy memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri dengan Alana yang juga ikut dengan pria itu.

Teddy tidak lagi kesulitan untuk beradaptasi dinegara luar karena sebelum menjadi ajudan Menhan pria itu sudah menempuh pendidikan militer lanjutannya diluar negeri. Namun bagi Alana agak sulit untuk beradaptasi, terlebih wanita itu jauh dari kedua orang tuanya. Sebagai suami Teddy selalu meyakinkan Alana bahwa pria itu akan terus menemani Alana kapanpun wanita itu membutuhkan Teddy. Teddy selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi Jendral Aryo serta Hanum dan Jendral Saleh, agar istrinya itu senang bisa melihat kedua orang tuanya.

"Kata dokter kan anak kita perempuan, kalo ternyata laki-laki gimana, Mas? Mau dibongkar semua gitu dekorasinya? Capek dong."

Teddy yang sedang memasang wallpaper bergambar kartun anak-anak tetap fokus tanpa menoleh kearah istrinya yang berada tepat dibelakangnya.

"Siapa yang capek?" Tanya Teddy.

"Kita."

Mendengar kata kita, Teddy langsung membalikkan tubuhnya untuk mengecup kening Alana singkat lalu kemudian melanjutkan memasang wallpaper.

"Saya aja, bukan kita."

Alana marah? Jelas tidak. Rasa cintanya pada Teddy tidak pernah berubah sedikitpun, semenyebalkan apapun pria itu tetap saja selalu bisa membuat Alana salah tingkah.

"Aku juga bantuin."

"Doa?"

Alana tertawa. "Betul. Mas Teddy pinter banget deh."

Teddy menggeleng-gelengkan kepalanya, gemas dengan tingkah laku istrinya itu.

"Mas Teddy tau gak? Mas itu ya, berbahaya banget."

"Bahaya kenapa?"

"Bahaya buat kesehatan hati aku. Bayangin coba kalo setiap hari aku diservis pakai tingkah laku Mas itu, salting tau."

Sudah. Teddy tidak sanggup lagi, pria itu menghampiri Alana dan meninggalkan pekerjaannya. Dan begitulah rumah tangga mereka yang selalu dibaluti dengan cinta dan kasih sayang, beruntungnya calon bayi yang sedang Alana kandung, mendapatkan kedua orang tua seperti Alana dan Teddy.

SANG MAYOR [LENGKAP]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang