SANG MAYOR (11)

9.4K 473 56
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

•••

Pagi ini, sebuah gedung yang berada ditengah-tengah Ibu Kota sedang menggelar acara pernikahan. Sejak tadi pagi Alana sudah sibuk dengan make up pengantinnya dan baru selesai setelah 4 jam lamanya. Memang berat, mata gadis itu sangat ingin tidur sekarang juga. Namun hari ini adalah hari yang sudah Alana tunggu-tunggu, dimana sebentar lagi Teddy akan menjadi suaminya.

"Mbak Alana, ini tisu nanti dipegang ya. Tapi jangan terlalu kasar kalo mau hapus air matanya, takut make up nya nempel. Jadi di tap-tap aja." MUA kepercayaan Alana memberikan intruksi kepada gadis itu seraya memberikan tisu yang sudah dilipat rapih.

Alana menerima tisu itu dengan degup jantungnya yang semakin kencang. Gadis itu melihat pantulan dirinya dikaca, kebaya putih dengan payet-payet yang menghiasi tubuhnya serta kain batik yang senada, hiasan dikepala yang entah berapa kilo beratnya, wajahnya yang sudah cantik bagaikan ratu kerajaan.

Hanum melihat anak perempuan satu-satunya dari jarak beberapa senti, betapa bahagianya wanita itu melihat Alana saat ini. Setelah penantian panjang dan lika-liku, akhirnya hari ini anak itu menikah dengan pria baik pilihan orang tuanya.

Kirana pun turut hadir diacara pernikahan Alana, ia yang akan menuntun Alana untuk menghampiri Teddy setelah kalimat ijab kabul selesai digaungkan.

"Pangling banget sih, Len. Cantik banget lo."

Alana tersenyum kecil. "Deg-degan gue, Na."

"Pasti sih, gue aja deg-degan. Tapi kan bentar lagi lo bakalan jadi Nyonya Teddy." Kirana menyenggol lengan Alana.

Sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an sedang dibacakan. Alana semakin gugup, sedangkan Kirana terus menggenggam tangan Alana.

"Saudara Teddy, silahkan jabat tangan saya."

Alana mendengar suara Jendral Saleh berbicara.

"Saudara Teddy Indra Wijaya. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya Alana Maheswari binti Saleh Siswojo dengan mas kawin seperangkat alat solat dibayar tunai!"

Rasa gugup yang Alana rasakan semakin bertambah bahkan hampir memuncak. Kirana yang sedari tadi menggenggam tangan Alana hanya bisa mengelus-elusnya memberikan rasa nyaman agar Alana tidak gugup berlebihan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Alana Maheswari binti Saleh Siswojo dengan mas kawin tersebut tunai!"

Suara lantang dan tegas Teddy membuat Alana menjatuhkan air matanya. Setelah kata sah sudah menggema didalam ruangan, Alana yang dibantu oleh Kirana berjalan keluar untuk menghampiri Teddy, suaminya sejak beberapa detik yang lalu.

SANG MAYOR [LENGKAP]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang