Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
•••
Alana sedang menunggu Teddy pulang dari kediaman Bapak Menhan. Hari ini pria itu disibukkan dengan pengawalan Bapak saat debat capres. Seharian ini Alana hanya berdiam diri dirumah Teddy dan melihat-lihat koleksi yang pria itu punya. Selain itu, tidak ada.
Mungkin karena Teddy adalah seorang tentara, yang sudah di didik untuk selalu disiplin dan rapih, jadi Alana tak perlu repot-repot membersihkan rumah karena Teddy sudah melakukan itu semua.
Sudah beberapa hari Alana menjadi istri Teddy, wanita itu menjadi tau bagaimana sikap Teddy yang sebenarnya. Alana juga sudah sedikit hafal jam pulang Teddy, bahkan kadang tidak pulang.
Drrrttt... Drrrttt...
"Hallo, suamiku."
Terdengar suara tawa dari sebrang sana.
"Hai. Alana lagi apa?"
"Gak lagi apa-apa, abis makan barusan."
Jika Alana berada disamping Teddy, pasti wanita itu bisa melihat telinga Teddy yang memerah akibat salah tingkah.
"Masak sendiri?"
"Iya dong, tapi kalo Mas Teddy mau nanti beli aja ya diluar, soalnya cuma aku doang yang layak makan masakan sendiri."
Teddy tertawa lagi, kali ini agak sedikit terbahak-bahak.
"Kok gitu? Kan saya juga mau cobain."
Alana kemudian tersenyum malu. Tidak disangka pernikahan mereka akan semanis ini, Alana tidak pernah terpikirkan bahwa menikah bisa membuatnya sebahagia ini. Apa karena ia menikah dengan Teddy? Mungkin iya. Memagnya siapa lagi pria yang bisa membuat Alana bahagia selain Teddy?
"Saya sudah dijalan pulang, dikit lagi sampai. Tolong buka pintu pagar ya, sayang."
Mendengar intruksi dari Teddy, Alana bergegas ke halaman rumah dan membukakan pintu pagar lebar-lebar.
Matanya melihat kearah dimana mobil Teddy akan datang. Dan benar, tak lama kemudian sebuah mobil dinas yang Alana yakini adalah mobil Teddy mendekat ke arah wanita itu.
Alana sudah melambaikan tangannya. Ketika mobil berhenti tepat didekatnya, Teddy menurunkan kaca mobil.
"Dimatikan dulu teleponnya ya, Bu. Sayang kuota saya."
Mendengarnya Alana tertawa, kemudian mematikan panggilan telepon dari Teddy.
Teddy memarkirkan mobilnya dihalaman rumah lalu turun setelahnya. Tampak raut wajah Alana yang sangat bahagia melihat Teddy malam ini, pria yang ia tunggu-tunggu sejak siang akhirnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MAYOR [LENGKAP]✓
Ficção AdolescenteCerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. . . Bagaimana rasanya jika dirimu mengalami sesuatu hal yang tidak menyenangkan? Sesuatu hal y...