Sebenarnya Aya sudah bangun dari tidurnya sejak pukul 06.30, namun ia tak langsung beranjak dari kasurnya. Ia memainkan ponselnya hingga jam menunjukkan pukul 09.30.
Aya menguap, ia meletakkan ponselnya ke atas nakas seraya kembali menarik selimut hingga menutupi dagunya.
Hari itu hari Minggu dan Aya ingin libur barang sehari saja untuk membuat lamaran pekerjaan. Lagipula ia lumayan patah hati sebab dari total seratus lebih lamaran pekerjaan yang ia layangkan, tak satupun ia mendapatkan panggilan.
Warnet Abal-Abal is calling...
Aya mengucek matanya sejenak sebelum akhirnya ia duduk di atas kasurnya dan segera menjawab panggilan telepon itu.
"Hm?" Gumam Aya dengan nada mengantuk.
"Lo udah dapat kerjaan belom?" Tanya Eja.
"Belom. Masih pagi ya, Eja. Lagian ini hari Minggu! Ga usah deh bahas kerjaan."
"Coy, ini ada loker dari temen gue. Tapi lo harus apply detik ini juga."
Aya agak kaget. Jarang-jarang Eja datang membawa berita gembira, pikirnya.
"Kalo lo nawarin gue kerjaan sebagai pacar bohongan buat orang lain, lo keterlaluan sih, Eja," kata Aya dengan nada mengancam.
"Ngapain coy. Mana mau gue berbagi pacar dengan orang lain," balas Eja lugas yang membuat Aya tersipu malu, sampai-sampai ia tanpa sadar menyunggingkan senyum kala itu.
"Loker apa emangnya?" Tanya Aya.
"Ilustrator. Gue ingat pernah baca CV lo kemarin, lo lulusan DKV. Kata temen gue pas banget dia juga nyari anak DKV."
"What?! Mau! Eja, gue mau! Please, gue harus kirim lamaran kemana?"
"Ke gue aja."
"Oh. Oke. By the way, ini lokasinya dimana?"
"Di Amrik." Jawab Eja datar.
"Ah, Eja. Tai dah sama lo. Lo ngerjain gue banget, ih!" Gerutu Aya seraya memukul bantalnya.
Sementara dari seberang telepon, Aya dapat mendengar suara tawa Eja. Aya kesal bahkan rasa-rasanya ia mau menangis saja. Ia butuh pekerjaan dan Eja justru mempermainkannya.
Eja seakan selalu sukses mempermainkan perasaan Aya.
"Coy, kirim sekarang lamaran lo cepat," pinta Eja masih dengan suara tawa yang tersisa.
"Skip. Ga mau gue kerja di luar negeri," balas Aya dengan suara pelan. Ia takut kalau suaranya ia tinggikan maka akan memungkinkan air matanya menetes.
"Coy, lo kerja WFH. Ini perusahaan based-nya di US, tapi lo bisa stay di Indonesia. Gue udah cerita banyak sama temen gue ini dan gue pertimbangkan ni kerjaan cocok buat lo."
Aya yang mendengar hal itu langsung beranjak dari tempat tidurnya guna mengambil laptop. Ia tak peduli lagi dengan ocehan yang diucapkan Eja. Ia fokus mengetikkan surat lamaran serta beberapa berkas pendukungnya.
"Cek WhatsApp lo, Eja. Itu lamaran udah gue kirim. But, please. Lo cek dulu CV gue dan isi bagian nama tempat yang dilamar. Oke?" Kata Aya dengan perasaan puas tatkala ia selesai dengan tugasnya dan laptopnya telah ia matikan kembali.
"Lo nyuruh gue ngedit CV lo?" Tanya Eja dengan nada tak percaya. "Lo ga takut kalo sebenernya lo itu gue jual ke situs judi di Vietnam?" Eja bertanya lagi.
"Ngga," balas Aya cepat.
"Lo oke-oke aja nih kalo gue cek CV lo?"
"Yup!"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Couple (from AU "cowokku")
RomanceAya bertekad memutus rantai kemiskinan keluarganya di dirinya dengan cara mencari pacar orang kaya. Namun dirinya justru terjebak hubungan mutualisme dengan Eja, si op warnet yang cuek.