part 22

183 20 23
                                    

'Apakah tumbuh dewasa memang sesunyi ini?'
 



Pukul 18.43 WIB, Aya masih berada di apartemen Sujana yang di dalamnya hanya ada dirinya sendiri. Sujana akan kembali dari luar kota di hari Senin. Aya sengaja datang ke apartemen Sujana guna menyelesaikan proyek yang Sujana berikan padanya, walaupun hari itu adalah Hari Sabtu.

Aya terjebak hujan. Seharusnya ia sudah pulang ke kosnya sejak pukul 17.00 tadi, namun hujan semakin deras hingga disertai kilat dan petir, membuat Aya mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk bersantai sambil mendengarkan musik di apartemen Sujana.

Lewat jendela, Aya memandang ke arah luar apartemen melalui kaca jendela. Aya memiringkan kepalanya yang sedari tadi sudah bergolek di atas meja.

Aya merasa sunyi di tengah kegaduhan yang ia punya di dalam benaknya-dan Eja tak menghubunginya sama sekali.

Pintu apartemen Sujana terbuka. Tak mungkin itu Sujana, Aya baru saja menghubunginya siang tadi dan Sujana jelas sekali mengatakan bahwa ia tak akan pulang ke apartemen hingga Senin. Aya deg-degan, ia menerka-nerka perihal siapa yang baru saja membuka pintu.

Aya bangkit dari kursinya seraya bergegas menuju pintu. Di sana ia mendapati seorang wanita tengah berdiri di atas keset kaki-wanita itu menunjukkan ekspresi serupa dengan Aya, mereka sama-sama terkejut dan bingung.



'Damn, she's sooo pretty!' Batin Aya.



Perempuan itu memakai setelan celana dan blazer berwarna krem serta memakai sepatu hak berwarna kuning pucat. Di tangannya, perempuan ini menenteng tas yang Aya yakin pasti mahal harganya serta sebuah payung berwarna hitam. Hal lain dari perempuan itu yang membuat Aya sangat kagum adalah rambut hitam mengkilapnya yang dihiasi dengan higlight berwarna abu-abu. Cantik sekali, pikir Aya.

"Ini apartemennya Sujana or nah? Ha ha ha, sorry ya kalau aku salah. Tapi aku udah masukin password yang sesuai, makanya aku bisa masuk," kata perempuan itu dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya.

Aya mengangguk pelan. "Iya, ini apartemen Mas Sujana kok," jawab Aya gugup. Dalam pikirannya, Aya takut jika wanita itu sebenarnya adalah istri Sujana dan siap membongkar perselingkuhan yang mungkin tengah dilakukan Sujana.

"Aduh, sorry banget ya kalo kesannya kayak aku jadi maling gini. But I'm Sujana's friend. Maaf kalo aku ganggu kamu ya," kata wanita itu lagi dan Aya bisa melihat ketulusan pada bagaimana cara wanita itu berucap serta memandangnya.

"Gapapa, Mba," balas Aya-ia memanggil 'mba' kepada wanita itu sebab ia yakin wanita cantik itu pastinya jauh lebih dewawa dibanding dirinya. "Lagian aku juga mau pergi, Mba. Aku stay di sini karena nunggu hujan aja. Kalau mba-nya udah dapat izin dari Mas Sujana buat kesini, that's all, that's okay, Mba," Aya melanjutkan ucapannya.

"Oh, wait. Kamu yang jadi asisten Sujana sekaligus yang lagi nanganin project The Skutt?" Tanya wanita itu dengan penuh antuasias. Tatkala Aya mengangguk sebagai jawaban 'iya', wanita itu bergegas melepas sepatu haknya dan langsung bergegas mendekati Aya.

Bahkan, wanita itu menggenggam tangan Aya. Aya bisa merasakan betapa lembutnya tangan wanita itu serta harum dan elegannya parfum yang semerbak dari tubuh wanita itu. "Aku yang kasih Sujana project itu, lalu Sujana kasih ke kamu ya? Dia ga pernah bilang kalo asistennya itu cewe. I like meeting girls in this industry! Ah, seneng banget punya partner cewe!"

Perlahan tapi pasti, senyum Aya merekah. Wanita itu benar-benar menunjukkan kegirangannya atas perkenalannya dengan Aya sehingga Aya turut termotivasi untuk melepaskan emosi baiknya pula pada saat itu.

First Couple (from AU "cowokku")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang