third

903 99 2
                                    

hari ini, hari minggu. besok sungchan akan sekolah. ia sangat malas untuk sekadar bersalam sapa dengan beberapa orang di sini. sungchan harus berkenalan dengan orang baru, dan ia tidak menyukainya.

"sungchan, kapan konsultasi nya?" tanya paman lee.

sungchan melirik kertas yang ada di nakas kamarnya, "seharusnya kemarin ternyata, tetapi jadinya hari selasa." balas sungchan.

paman lee mengangguk, "kau tau tempat di mana dokternya? atau siapa nama dokternya?"

"aku tidak tau paman. di sini tertera nama dokternya.. lee taeyong..."

yang lebih tua tampakkan raut terkejut, "ayahmu benar-benar sesuatu, dokter mahal itu siapa yang sanggup membayarnya untuk kontrol? paman rasa ayahmu benar-benar menyayangi mu. sangat sulit untuk berobat dengan dokter lee taeyong. selain karena uang, dia juga sangat sibuk. koneksi ayahmu yang terbaik, jung." ucap paman lee panjang lebar.

dokter lee taeyong? mahal? di peradaban maju ini masih ada yang menganggap dokter itu mahal? bukankah orang-orang di sini beruang ya?

"ah paman lupa harus melihat peternakan sebelum malam makin gelap. tidurlah, sungchan."

setelahnya paman lee berlalu dari kamar sungchan. membuat si keponakan ini hampir tidak bisa tidur memikirkan banyak hal.

•••

"sohee, sanggup untuk sekolah?" eunseok bertanya sembari menyiapkan pakaian sekolah miliknya. menunggu sohee terjaga.

si adik tampak menggeliat, meregangkan tubuhnya agar tidak kaku.

"ughh, kepala ku berdenyut dan perutku sedikit keram.." gumamnya, hampir tidak terdengar.

eunseok menghampiri sohee, ia sedikit mengeluarkan feromon menenangkan yang dapat membantu sohee.

ia mengusap kepala adiknya itu dengan lembut, "tidak usah sekolah dulu. kakak akan panggilkan wonbin untuk temani kamu."

sohee hanya mengangguk ringan, sementara eunseok keluar dari kamar sohee dan menelpon tetangganya.

"wonbin, kamu gak sibuk, kan? bisa temani sohee? sepertinya dia kambuh sedikit. aku ada ulangan hari ini."

"kebetulan aku libur, aku akan ke sana sebentar lagi."

"terimakasih."

pip!

setelah obrolan singkat itu, eunseok memutuskan langsung pergi ke sekolah. tentu dia sudah pamit dulu kepada sohee, dan memastikan adiknya baik-baik saja dengan feromonnya.

•••

meski mereka sudah sangat dekat, selayaknya sepasang saudara yang sudah tidak lama bertemu, tetapi sungchan dan chanyoung tetap pergi sendiri-sendiri jika ke sekolah.

sebetulnya, ini permintaan sungchan. karena ini adalah hari pertamanya masuk sekolah, ia tidak ingin tenar karena chanyoung. ia tentu mengetahui sepupunya itu cukup terkenal di sekolah lantaran banyak deretan prestasinya.

"kak, kau sungguh tidak ingin berangkat berdua?" tanya chanyoung memastikan, dan sungchan memberi anggukan untuk jawaban.

"iya, chanyoung. aku akan berjalan kaki dan menggunakan bis saja."

chanyoung pun mengangguk paham, lagipula ia akan bertemu dengan eunseok di halte kedua untuk berangkat bersama juga sih.

"aku duluan, pastikan kau tidak meninggalkan kartu tanda pengenal yang diberi ayah. juga kartu tap untuk membayar bis."

setelahnya ia meninggalkan sungchan yang terduduk di teras sembari memasang sepatu.

sungchan tidak tau hari ini akan berjalan seperti apa, ia harus melakukan perkenalan lagi. bertemu orang baru, berbincang dan mencari teman baru? hah, malas.

"baiklah sungchan, demi ketenangan hidupmu dan kelancaran rencana busuk tuan jung terhormat itu." gumamnya kecil, lalu segera berjalan menuju halte yang untungnya tidak jauh.

•••

eunseok datang dengan chanyoung seperti biasa, dan bisa ditebak banyak sekali pujaan terhadap keduanya, terutama eunseok.

lelaki itu seringkali dianggap alpha leader, atau pemimpin para alpha di sekolah ini. haa, sayang sekali tidak seluruh masyarakat klan ini mengetahui dirinya sebagai alpha dominan.

jika tau? mungkin eunseok akan dimasukkan pada pasukan penyelamat atau pasukan perang? ya jaga-jaga saja jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

"eunseok kau tidak lelah dengan seluruh pujaan itu? atau lokermu yang selalu penuh dengan hadiah-hadiah?" ucap chanyoung saat ia dan eunseok sudah memasuki gedung sekolah.

eunseok tentu tertawa mendengarnya, "itu menyenangkan, chanyoung. asal kau tau sih, aku memberi makanan itu kepada adikku dan hanya mengambil surat mereka, membacanya lalu baru aku buang." balasnya.

"aku tidak percaya kau berlaku seperti itu. ah kapan-kapan aku akan menyelipkan makanan di lokermu untuk sohee, jangan dilupakan yang itu."

eunseok mendecak sebal, sohee lagi sohee lagi, chanyoung ini tidak bisa menunggu takdir saja? lama-lama ia bisa tenggelamkan chanyoung ke laut karena kebelet ingin bersama sohee.

"ah iya, aku dengar ada anak baru, kelas berapa?" tanya eunseok.

chanyoung mengedikkan bahunya tanda tak tau, "entahlah? kelas sebelas? kudengar juga begitu."

eunseok mengangguk, mereka berpisah karena—tentu saja berbeda kelas.

•••

sungchan sudah tiba di halte di dekat sekolah barunya. huh, ia hanya perlu berjalan sedikit lalu memasuki gerbang, tetapi rasanya sulit sekali. dan ia gugup.

dari luar memang terlihat sepi, untungnya juga ia menggunakan hoodie jaket. jadi, ia akan memakai tudungnya.

"ini adalah hal baru bagiku, hawanya sangat tidak enak." gumam sungchan.

ia segera menuju ruang tata usaha, ia tau berkat booklet denah yang diberikan chanyoung.

"permisi, saya lee sungchan, murid pindahan atas nama tuan lee yuhong."

kalian tidak lupa jika tuan jung menyuruh sungchan menggunakan marga pamannya itu, kan?

salah satu staff tata usaha itu memintanya menunggu, ia akan mencari berkas sungchan. untungnya tidak lama dari itu, staff kembali dengan mengiring sungchan ke kelasnya.

"kamu ditempatkan di kelas sebelas -2, mari ikut saya."

sungchan mengetahui kok bahwa ia diperhatikan oleh anak sekolah yang berlalu lalang,

"jadi itu anak barunya? kira-kira dia kelas berapa ya?"

"jika di urus oleh ms. jang sepertinya dia kelas sebelas."

"dia terlihat tampan, sepertinya dia alpha."

"auranya terasa sedikit tajam, apakah alpha dominan akan bertambah di sekolah ini?"

"dia pasti akan populer, dia seperti model majalah"

sungchan yang berjalan tertunduk itu sebetulnya merasa sedikit risih. dan apa-apaan itu menjadi populer? seperti hal yang akan merusak hidupnya.

"nah sudah tiba, silahkan duduk di bangku kosong. itu yang tidak ada tag berwarna adalah bangku kosong. nanti akan diurus lebih lanjut dengan wali kelasmu, semoga betah, sungchan." jelas ms. jang

"ah iya ms. jang, terimakasih banyak." balasnya.

to be continue!

haii semua 👀🙌

gimana sejauh ini ceritaku? syongsok nya ketemu lama banget 😖 kita tunggu ya, alurnya pelan-pelan dulu 😮‍💨

aku ga ada jadwal update yaa teman-teman, emang update sesuka aku aja tergantung pikiranku buat plot nya 😆 tungguin terus update-an aku sambil vote yaa ~

Alpha Dominant  | [ON HOLD] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang