seventh

795 96 6
                                    

sungchan menjalani terapi dengan baik. dokter kim memberinya wejangan soal late bloomer dan juga cara mengatasinya.

dan kata dokter taeyong, sungchan resmi dipindahkan konsultasi sekaligus terapi pada dokter kim saja. agar tidak bolak-balik setiap konsul dan juga terapi.

ia diberi suplemen dengan bentuk berbeda namun sama tujuannya seperti yang diberi dokter taeyong. tujuannya untuk merangsang kelenjar feromon sungchan dan juga rutnya.

"selama terapi, aku hanya akan memberi kau beberapa jenis feromon kimia, aku harap itu juga dapat membantu jiwa mu mengenal wewangian alaminya.

jika kau merasa tidak nyaman dengan konsumsi suplemen nya, tolong beritahu aku. atau jika kau rut atau heat mendadak, ehm jika heat sepertinya kurang cocok untukmu. fisikmu sangat menggambarkan seorang alpha, dan kau cocok sebagai alpha..

ah, intinya jika kau merasakan tanda-tanda rut, minum kapsul b ini, tolong selalu bawa kemanapun kau pergi, oke?

jika kau mencium feromon dari orang-orang, tandanya kau sudah hampir mendapatkan gendermu."

itu lah yang disampaikan dokter kim dengan sungchan.

di tangannya sudah ada satu botol suplemen dan juga satu botol kapsul b yang dokter kim katakan.

"aku harap aku segera mendapatkannya dan pulang." gumam sungchan sambil menatap obatnya.

'
'
'

eunseok bingung, akhir-akhir ini ia merasa pening dan tak enak badan, wajahnya sedikit pucat juga. eunseok sudah minum obat dan juga beristirahat dengan cukup, tapi ia tidak pulih.

dengan terpaksa eunseok harus libur selama seminggu dari ekstrakurikuler renang dan basketnya.

dan hari ini, eunseok kembali tak berdaya, nasihat sohee untuk tetap istirahat di rumah menjadi pilihannya.

"kak, aku sudah bilang berobat saja ke rumah sakit, tapi kau selalu mengelak... ada apa sih?" ucap sohee sembari menyiapkan sarapan untuk eunseok.

omong-omong, setelah berobat di dokter doyoung beberapa waktu lalu, kondisi sohee perlahan lebih baik dan adiknya itu bisa beraktivitas seperti biasanya tanpa kendala serius.

eunseok menggeleng pelan, "kakak yakin ini hanya sakit demam biasa kok, beberapa hari lagi pasti akan sembuh." balasnya.

sohee mendengus saat mendengar jawaban kakanya itu, "tiga hari lalu kalimat itulah yang kakak ucapkan."

"tidak apa.. kamu bergegaslah pergi, sebentar lagi mungkin bell akan berbunyi. pergi sekolah dengan taksi, oke? jangan naik bus."

sohee hanya mengangguk dan segera pergi sekolah, meninggalkan eunseok sendirian di rumah.

"est, kau masih diam?"

benar-benar tidak ada jawaban, ada apa ini?

___

sungchan memasuki sekolah dengan tudung jaket menutupi wajahnya. sudah hampir seminggu di sini, ia masih tidak terbiasa dengan suasana ramai murid di gerbang sekolah.

ia bergegas menuju kelas dan mengabaikan omongan orang-orang tentang dirinya. memang bukan hal yang buruk, tapi sekali lagi, sungchan itu risih jika dilihat oleh banyak orang.

"hah, datang juga kau, sungchan. hari ini ada ekskul renang kata hanbin, kau ikut, kan?"

baru duduk di bangkunya, sungchan sudah disambut dengan pertanyaan chenle,

"iya, aku sudah membawa baju ganti. hanbin ekskul renang juga?"

chenle mengangguk, "hmm. oh ya sungchan, apa kau keberatan menemaniku ke kelas adik eunseok? ia tidak datang, dan seperti biasa tugas fisikanya dititipkan oleh adiknya."

"kau selalu begitu setiap eunseok tidak datang?" tanya sungchan.

"tentu?" balas chenle.

"ah, tidak tidak. seharusnya kan, adik eunseok yang menghampiri mu?"

chenle tertawa kecil, "adik eunseok itu populer, kalau keluar kelas nanti dia diikuti murid-murid.. jadi aku menghampirinya. dia hanya keluar kelas bersama eunseok, kadang."

"oh? baiklah.."

setelah itu, bell berbunyi tanda jam pertama akan dimulai. matematika menjadi awalan untuk hari membosankan yang akan sungchan jalani.

____

sohee menggeleng pelan, chanyoung di sebelahnya terus berisik dan tidak mendengarkan guru sama sekali.

"chanyoung... diamlah, sebelum pak yoon mendengarmu."

"tidak apa, sebentar lagi istirahat, sohee. pria itu akan keluar juga dari kelas."

"sohee, aku merindukanmu tau. kau sering tidak masuk kelas, tapi aku sangat senang hari ini kau masuk dengan wajah cerah dan aura yang berseri.. feromon mu juga tericum kembali normal, haaa andai saja—"

"—lee chanyoung! kenapa berisik sekali? jika tidak ingin belajar silahkan keluar, sohee terlihat terganggu dengan ocehan mu itu."

akhirnya pak yoon menegur chanyoung yang hanya menyengir. tapi hal yang menguntungkan adalah bel istirahat segera berbunyi membuat seisi kelas berseru senang karena jam biologi sudah selesai.

"eh, kau bersama eunseok tidak?" tanya chanyoung.

sohee menggeleng, "tidak. akhir-akhir ini kakak sakit tapi tidak mau berobat, hah padahal wangi feromon nya pun mulai pudar. chanyoung, sebenarnya aku takut jika penyakitku pindah ke kak eunseok..." balas sohee.

chanyoung tersenyum, "tidak apa. kak eunseok tau yang terbaik untukmu dan dirinya sendiri. ah! itu kak chenle, dia pasti meminta pr eunseok.. kau membawanya kan?"

sohee memberi anggukan, ia membawa karena eunseok menitip padanya.

adik eunseok itu berjalan menuju pintu diikuti oleh chanyoung.

"kak chenle, ini—"

"kak sungchan?!"

ucapan sohee terpotong kala chanyoung berteriak, saat ia mendapatkan eksistensi orang yang dikenalnya.

"chanyoung, tidak perlu berteriak." balas sungchan.

"oh ya... aku hanya terkejut, belum pernah melihatmu sejak di sini.."

chenle yang menangkap situasi menoleh pada sungchan, "jadi sepupu yang kau maksud itu chanyoung??"

"ya.."

sohee tampak tidak perduli dengan situasi ini, ia menatap chenle dan memberi lembaran kertas milik eunseok, "kak, ini tugas kak eunseok. maaf merepotkan,  seharusnya aku ke kelas kakak saja."

"ah tidak apa, kok. sudah biasa juga. aku kira eunseok menitip pada chanyoung, makanya aku ke sini. karena chanyoung tidak akan keluar jika tidak dihampiri kakakmu itu."

"ah benar, dia memang pemalas."

"hey, aku tidak begitu sohee-ya."

chenle tertawa karena itu, sementara sungchan hanya diam. entah ia memikirkan apa.

"aku duluan ya, semoga eunseok cepat sembuh. makan dengan baik, sohee-ya." pesan chenle lalu pergi bersama sungchan.

lelaki tinggi itu hanya diam meski mereka sudah tiba di kelas. sungchan merasakan gejolak yang tidak bisa ia deskripsikan.

ada apa sebenarnya?

• to be continue

💭 haii aku update, sebenarnya ini udah di draft lamaa tapi aku bingung isi lanjutannya hheehehe

aku kayaknya ga update di waktu yang cepat cepat gitu ya, dan work ini agak sulit tamat sih.. padahal niat aku ga sampe 10 chap 😥 tapi udah 7 aja blom ketemu konflik utama 😀

sejauh ini, menurut kalian alurnya gimana?

oh, i've a question 😋 kalian yang baca book ini, briize only atau mulfan? aku penasaran hihi 😆

jangan lupa buat vote dan komen biar aku semangat untuk update syongsok inii 🙌🏻

Alpha Dominant  | [ON HOLD] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang