Di dalam ruangan yang gelap dan dingin itu, tempat dimana dua orang laki laki berbeda umur sedang saling berpelukan dalam diam. Lalu tiba tiba salah satu dari mereka pun terlihat kesakitan.
"Kak, kakak kenapa kedinginan ya sini aku peluk dulu kak."Ucap anak kecil berusia 5 tahun itu sambil menatap kakaknya dengan tatapan khawatir.
"Tenang aja kak, sebentar lagi pasti mama sama papa bakal nolongin kita"Kata anak itu sambil terus mengeratkan pelukannya kepada kakak nya itu.
"Akh...., dek kayaknya ka-kakak udah nggak ku-at lagi deh. Ma-afin kakak mu ya udah ninggalin kamu sendirian disini. Ka-mu harus bertahan ya, jangan khawatir se-sebentar lagi orang tua kita pasti bakal nemuin ka-mu disini, jadi janji ya sama kakak kalau kamu ba-kal terus ber-tahan sampai orang tua kita nemuin kita walau-pun mung-kin saat itu ka-kakak udah ng-gak ada."
"Tidak...., kakak jangan tinggalin aku."
Teriak seorang anak yang tiba tiba tersadar dari mimpinya yang mengerikan itu.Sudah beberapa tahun sejak kejadian itu. Dan sejak saat itu pula ia selalu memimpikan hal yang sama yaitu kematian kakak tersayang nya di depan matanya sendiri.
Karena kejadian itu pula orang tua yang dulunya menyayangi nya itu sekarang menjadi benci dan marah dengan nya karena saat itu ia tidak bisa menjaga kakaknya dan membiarkan kakak nya meninggalkan mereka.
"Akhh...., sakit kepala sialan ini muncul lagi" Ucapnya sambil memegang kepalanya setelah ia terbangun dari mimpi buruk nya itu. Setelah itu ia pun mencari obatnya dan langsung menelannya begitu saja.
'Pahit'. Batinnya ketika meminum obat itu.
"Kak, aku udah muak kak sama trauma ini. Terus kenapa kakak ninggalin aku gitu aja, kakak kan tau aku takut sendirian. Apa kakak nggak sayang aku lagi. Hah..., apa aku nyusul kakak aja ya, biar papa sama mama nggak kerepotan lagi gara gara aku.Oh ya kak, kakak tau nggak kemarin si Leo kambuh lagi nggak tega aku kak waktu ngelihat dia kesakitan kayak gitu. Aku takut kak, kalau dia bakal ninggalin aku sendirian lagi kayak waktu kakak ninggalin aku. Aku cuma punya dia kak, jadi tolong kak jangan ambil dia dulu ya. Aku masih butuh dia."
Monolognya sendiri sambil memandang bulan yang ada di luar jendelanya itu dengan menahan sesak yang terus saja menyiksanya. Sudah kebiasaan nya untuk melihat bulan sambil menceritakan keluh kesahnya kepada bulan itu. Karena baginya bulan tersebut ia anggap sebagai sang kakak yang sudah pergi. Karena dulu ia sering sekali bercanda ria dengan kakaknya sambil memandang bulan seperti yang ia lakukan sekarang.
Karena kepalanya yang semakin lama semakin sakit akhirnya ia pun memutuskan untuk langsung tidur di lantai malam itu. Walaupun ia tahu traumanya itu bertambah parah jika ia tidur di tempat yang dingin seperti lantai, ia tetap tak beranjak dari tempatnya karena ia sudah terlalu lelah untuk hanya sekedar pergi ketempat tidurnya itu.
Baru beberapa jam ia tertidur, ia pun terpaksa membuka matanya karena suara yang sangat keras yang berasal dari luar kamarnya, dan ia yakin itu pasti orang tuanya yang membangunkan nya secara paksa agar ia tak bisa istirahat dengan tenang.
"Iya ma ada apa, kenapa mama teriak teriak begitu". Tanyanya setelah ia membuka pintu kamarnya karena ia tahu sifat mamanya itu, meskipun mamanya sering mengasarinya dan juga tak memperhatikannya tapi ia yakin bahwa sebenarnya jauh didalam hati mamanya bahwa mamanya itu akan khawatir. Kalau ia tak membukakan pintunya pada saat itu juga bisa bisa mamanya itu mendobrak kamarnya itu dengan paksa jika ia tak segera membukakan pintunya seperti saat itu.
"Akhirnya kamu bangun juga. Kamu tahu nggak ini udah jam berapa hah, kamu hampir telat buat masakin kami sarapan. Kan kamu tahu papamu itu bakal mukul kamu kalau kamu nggak masakin makanan buat kami tepat jam 6 pagi. Saya nggak mau ya kalau nanti ada keributan pagi pagi. Ingat kamu nggak boleh mancing masalah sama papa mu selama Leo ada di rumah ini. Saya nggak mau ya Leo drop lagi kayak kemarin gara gara kamu bertengkar sama papa mu." Kata mamah sambil marah marah.
"Iya maaf ma, tadi Davin masih siapin buku buat sekolah sampai nggak lihat jam. Maaf ma" kataku sambil menundukkan muka karena aku sadar bahwa wajahku masih pucat, aku tidak mau kalau mamahku melihat keadaan ku ini.
"Ya udah karena kamu udah sadar kalau kamu salah, sekarang cepetan masak atau nanti saya adukan ke papa gara gara kamu telat masak" kata mamahnya itu sambil marah marah lagi.
"Iya ma sebentar Davin masakin dulu makanannya." Sebenarnya kepalanya masih sangat sakit setelah kemarin malam ia tidur di lantai, tapi ia tetap paksakan tubuhnya untuk bergerak karena ia sudah terbiasa dengan rasa sakit yang ia rasakan itu. Ia juga tak ingin merasakan hukuman dari papanya itu, karena itu hanya akan memperburuk hubungannya dengan papanya.
Setelah itu ia pun langsung memasakan makanan untuk orang tuanya dan adiknya ia pun langsung menatanya di meja makan. Setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap siap untuk berangkat sekolah.
Lalu ia pun tak lupa untuk memasukkan bekalnya sendiri untuk sarapan dan makan siang agar ia tak merepotkan orang tua nya itu lagi.
Setelah menyiapkan semuanya ia pun langsung berangkat sekolah. Ketika ia akan turun ia pun melihat papa dan mamanya yang sedang makan bersama dengan adiknya dengan bercanda tawa. Saat melihat itu ia pun merasa hatinya sakit tapi ia tak bisa melakukan apa apa. Lalu ketika ia sedang melamun adiknya itu melihatnya.
Lalu dengan polosnya adiknya itu mendekati Davin dan berkata " Kak ayo sarapan bareng kita, kakak belum makan kan?"
"Nggak Leo kakak tadi udah makan, mangkanya kakak nggak makan bareng sama kalian. Lain kali ya kakak makanya sama kamu kakak lagi keburu buru ini ya." Ujarnya dengan senyuman yang tulus, meskipun dalam hatinya Davin tak tega jika harus membohongi adiknya itu tapi mau bagaimana lagi, sejak kakaknya meninggal ia sudah terbiasa mencari alasan kepada adiknya bahwa ia sedang repot dan lain sebagainya.
"Oh gitu ya, tapi nanti pulangnya jangan malam malam ya. Leo kangen masakan buatan kakak."
Ucap adiknya itu sambil menunjukkan ekspresi yang membuatnya tersenyum."Iya tapi kakak nggak janji ya, soalnya besok kakak ada ujian jadi harus belajar kelompok sama temen kakak. Nggak papa kan."
"Iya deh, nggak papa". Ucap adiknya yang menggemaskan itu sambil cemberut.
"Gitu dong, ini baru adik kakak. Udah ya kakak berangkat dulu takut tekat nih dada adik kakak yang paling kakak sayang."
"Dah kak, hati hati ya"
"Iya"-------------------------------------------------------
*Hello gaes, aku comeback*
*Yah walaupun ini genrenya beda sama cerita ku dulu moga moga kalian suka ya*
*Oh ya buat para x-bliss semoga juga bisa menikmati ceritanya*
*Jaa naa*
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku // Xodiac •Davin•
FanfictionDavin hanyalah seseorang yang lemah yang ingin merasakan kasih sayang dan kebahagiaan sebelum waktunya habis, namun takdir di masa lalu membuatnya menjadi seorang pembohong besar yang pintar menyembunyikan banyak hal dari orang orang di sekitarnya. ...