10.

103 16 0
                                    


"Akh, kenapa ini harus kambuh lagi sekarang. Aku harus pergi ke tempat latihan, tolong pliss jangan sekarang."

-------------------------------------------------------

Namjoon POV

'kok perasaan ku nggak tenang ya habis anak itu pergi ke tempat latihan. Mending aku cek dulu kesana sekalian ngecek Hoseok udah ada disana atau belum.'

Aku pun langsung pergi ke tempat latihan dimana biasanya Davin dan Hoseok mengajar latihan dance mereka setelah mendapat firasat itu.

Namun saat sampai disana aku tak melihat keberadaan Davin sama sekali, justru kelas latihannya sudah hampir selesai dan yang kulihat hanya Hoseok yang mengajar para trainee baru itu.

Akhirnya aku pun menunggu Hoseok menyelesaikan pelajaran dance nya dulu, baru aku akan tanya keberadaan Davin.

Tapi waktu aku menunggu Hoseok tiba tiba perutku terasa sakit sekali, dan aku pun bergegas pergi ke kamar mandi.

Setelah hajatku sudah selesai, aku pun tak sengaja mendengar suara rintihan seseorang dari kamar mandi sebelah.

Saat aku mencoba mengeceknya suara rintihan itu semakin mengeras, akhirnya aku pun langsung mendobrak pintu kamar mandi itu karena aku khawatir jika orang di sebelahku sedang dalam bahaya.

Dan saat pintu itu terbuka, aku terkejut karena melihat Davin yang sedang memegangi perutnya sambil hidungnya terus mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"K-kak Nam-joon, to-long ban-tu aku per-gi ke tem-pat lati-han, ku-mohon." Racau Davin sambil terus saja memegangi perutnya itu.

"Apa yang aku katakan bos, keadaan mu saja sudah seperti ini. Lebih baik kita segera ke rumah sakit, tidak ada penolakan."

"Ta-pi kak Nam-joon."

"Stt, nggak ada penolakan, dan bos jangan ngomong apa apa. Keadaan bos sangatlah buruk."

Setelah itu aku pun menyeka darahnya dulu agar tidak keluar terus dari hidungnya, dan setelah kurasa darahnya tak sebanyak tadi.

Aku pun dengan tergesa gesa
langsung menggendong Davin di atas punggungku dan langsung menelepon Haruto untuk segera menyiapkan mobil untuknya.

Meskipun awalnya aku sedikit kesusahan karena tinggi tubuhnya cukup tinggi itu cukup menghambat ku untuk cepat berlari, namun aku tetap berusaha berlari secepat mungkin agar cepat sampai di tempat parkir yang berada dibawah.

Setelah sampai di parkiran aku melihat Haruto melambaikan tangannya ke arahku. Dan aku pun segera mendekati mobil tersebut dan langsung menyuruh Haruto untuk segera berangkat ke rumah sakit terdekat.

Saat di perjalanan, tak henti hentinya aku terus melihat Davin yang sedang kesakitan dengan rintihan kecil yang membuatku cukup terluka.

Karena aku tahu kalau Davin menahan rintihannya dari tadi agar tak kudengar, tetapi karena keadaannya yang lemah itu pun akhirnya aku tetap mendengar rintihan tersebut karena dia sudah tak bisa lagi menahan rasa sakitnya.

Sesampainya kami di rumah sakit tersebut aku dan Haruto pun langsung bergegas membawa Davin pergi ke UGD dengan bantuan perawat yang sudah terlebih dahulu di telfon oleh Haruto untuk menyiapkan semua yang diperlukan Davin.

Maafkan Aku // Xodiac •Davin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang