6.

139 23 0
                                    

'Semoga aja dia nggak kenapa napa.' Ucapnya dalam hati. Ketika ia ingin mendekati ruangan Wain dan menanyakan tentang kondisi Sing, tiba tiba ponselnya berbunyi dan ia pun langsung bergegas untuk pergi ketempat dimana terdapat korban kecelakaan yang tiba saat itu dan dalam kondisi yang kritis.

-------------------------------------------------------

Davin POV

Ketika aku membuka mataku saat itu juga kepalaku terasa pusing, setelah berselang lama aku pun mulai mencerna semua yang telah terjadi kepadaku sehingga aku bisa ada di ruangan yang aku benci ini.

Ketika ia mencoba untuk menggerakkan tangannya, ia merasakan ada yang menindih tangannya. Ternyata itu adalah tangan Zayyan yang sedang tertidur di sampingnya sambil memegang tangannya.

Karena merasakan ada yang bergerak di sampingnya, Zayyan pun terbangun dan langsung melihat Davin yang ada di sampingnya sambil tersenyum manis.

"Ah, Davin kamu udah bangun, sebentar ya aku panggilin dokter dulu."

Lalu ia pun segera memencet tombol yang ada disamping kasur Davin itu dan langsung menelfon kakaknya untuk memberitahu bhawa Davin sudah sadar.

Melihat temannya bertindak seperti itu ia pun tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, karena ia bersyukur masih bisa merasakan memiliki teman sebaik Zayyan sebelum ia pergi nantinya.

Author POV

Setelah berselang lama akhirnya Dokter Lex pun datang dan memeriksa kondisinya. Lalu mengganti masker oksigenya dengan nasal canula karena Davin yang memintanya, katanya ia tidak nyaman jika harus memakai masker oksigen itu.

Walaupun awalnya Lex tak mengizinkannya, karena nafas Davin yang masih tidak beraturan itu. Tapi karena Davin keras kepala akhirnya di izinkan lah Davin memakai nasal canula, meskipun ada syarat dari perbuatannya itu yaitu ia tidak boleh pergi dari rumah sakit sebelum pulih total.

Yah Davin memang sedikit keberatan, tapi demi kenyamanannya sendiri ia pun terpaksa harus mengiyakan syarat dari dokter Lex tersebut.

Berselang lama tiba tiba pintu kamarnya terbuka, dan langsung memperlihatkan seseorang yang masuk dengan tergesa gesa dengan keadaan yang wajah yang terlihat kelelahan.

"Woi Dabin, lu udah sadar. Lu baik baik aja kan, ada yang sakit, atau ada yang nggak beres dari tubuh lu nggak. Terus kenapa keadaan lu sampe bisa kayak kemarin, lu nggak ngerahasiain apa apa kan sama kita?."

"Ssttt, si anak satu ini baru dateng udah ribut aja. Si Dabin baru sadar juga, udah kamu kasih banyak pertanyaan kayak gitu. Kamu mau ni anak drop lagi, gara gara pusing jawab pertanyaanmu yang banyak banget itu."

"Hih, paan sih ajay aku nggak apa apa kali. Lagian aku nggak selemah itu ya, sampe bisa drop lagi."

"Iya iya, aku percaya kok. Tapi buktinya kemarin kamu drop lagi tuh habis ujian, itu terus artinya kamu nggak lagi baik baik aja kan. Maksain masuk lagi, kan kemarin udah aku bilangin kamu istirahat aja di rumah. Tapi kamu nya nggak mau dengerin aku, ya gini jadinya kan. Mangkanya lain kali kalau aku suruh istirahat ya istirahat, nggak usah bantah omonganku."

"Iya iya ajay yang cerewetnya mirip banget kayak kakaknya, lain kali aku bakal dengerin omongan kamu deh. Oh ya tadi kamu tanya apa Sing, sorry nggak denger."

"Hah, udahlah nggak jadi gue tanya ke elu. Gua udah puas sama ceramahnya si ajay, oh ya omong omong kak Hyunsik kemana."

"Oh itu, tadi kakak pergi kerja, kamu tahu kan kalau pekerjaan kakak itu nggak bisa di tinggal."

"Heemm, ya ya gue paham. Oh ya, Zay kamu udah ngabarin ortunya Dabin belum kalau Dabin masuk rumah sakit."

"Lah iya, aku lupa. Ya maap beberapa hari ini aku terlalu khawatir sama kondisinya Davin sampe lupa ngabarin ortunya."

Maafkan Aku // Xodiac •Davin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang