9.

100 16 0
                                    

Namun tanpa ia sadari rencananya itu jadi berantakan dengan sendirinya, karena ketika ia merasa kesakitan Namjoon sudah ada terlebih dahulu di depan pintunya sambil melihat dirinya yang sedang lemah tersebut.

'Bin, kamu masih nggak bisa percaya sama aku ya. Sampai sampai kamu sering banget bohongin aku soal kondisi kesehatanmu.'

-------------------------------------------------------





Setelah beberapa saat, akhirnya obat yang ia minum pun perlahan lahan mulai bereaksi dan mulai melakukan tugasnya. Rasa sakit yang ia rasakan beberapa waktu lalu pun mulai mereda, dan ia pun langsung membawa barang yang ia perlukan untuk pergi ke ruang Namjoon.

Namun saat ia hendak beranjak dari ruangannya, Namjoon terlebih dahulu mendatangi dirinya kala itu dan berkata.

"Bos, Ini data yang bos suruh untuk saya siapkan tentang performance anak anak kemarin."

"Kak Namjoon, kan aku udah bilang nggak usah panggil aku bos kalau kita lagi berdua kayak gini. Dan nggak usah pakai bahasa yang sopan kayak gitu, aku nggak suka"

"Tapi kan bos ini kantor, lagian saya lebih nyaman manggil anda bos disaat di kantor. Saya juga melakukan hal ini agar tidak keceplosan memanggil nama anda saat rapat didepan partner kita nanti."

"Ya udah lah panggil aku apa aja. Oh ya, habis ini waktunya ngasih pelatihan khusus bulanan kita kan. Kak Namjoon cepetan siap siap, habis ini kita langsung berangkat ketempat latihan anak anak kayak biasanya.

Oh ya minta tolong panggil kak Hoseok juga, aku yakin sekarang kak Hoseok lupa terus lagi latihan di tempatnya kayak biasa. Tolong dipanggil ya kak."

"Baik bos saya akan panggilkan Hoseok dulu, kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah dari ruangan Davin ia pun langsung pergi ketempat latihan Hoseok seperti biasa.

Dalam hati Namjoon, ia merasa khawatir kalau keadaan Davin semakin memburuk setelah latihan nanti. Namun ia menahan semua perasaan itu karena ia tahu kalau bosnya itu tak suka melihat orang lain mengasihaninya hanya karena kondisinya itu.




Hoseok POV

Ketika aku sedang latihan seperti biasa tiba tiba hp ku bergetar dan aku pun menjawab panggilan telfon tersebut.

"Woi Hoseok, cepetan kesini. Anak anak udah nungguin kamu tahu." Teriak orang yang sedang meneleponku dengan suara yang bikin telingaku sakit.

"Woi kalo telfon itu jangan marah marah gini. Memangnya kenapa sih lu telpon gua kayak gini biasanya jarang tuh lu telpon gua. Lagian hari ini ada apa, gua nggak ingat ada acara hari ini."

"Pelupa banget bocah satu ini, hari ini jadwal bulanan kamu sama bos ngajar anak anak. Kamu lupa Seok."

"Lah iya gua lupa, ya habis dua bulan ini kan jadwal itu nggak dijalanin. Jadinya gua lupa deck ada jadwal kayak gitu."

"Ya kan kamu tahu sendiri beberapa bulan ini kondisi bos nggak memungkinkan buat ke kantor. Udah lah sekarang kamu cepetan ke ruang latihan yang biasa, nanti kita ketemu di sana buat bahas lagi jadwal jadwal yang udah terbengkalai."

"Woke, kalo gitu gua otw sekarang."

Author POV

Sesampainya Hoseok di ruang latihan tersebut nampak ada beberapa kegaduhan di salah satu sudut ruangan tersebut.

Dan ia pun melihat bahwa beberapa anak didiknya mengerumuni seseorang yang sedang di pukuli oleh salah satu anak didiknya itu.

"Dabin...., kamu kenapa kok bisa kayak gini. Siapa yang ngelakuin ini sama bocah ini, ayo ngaku kalian semua." Teriak Hoseok dengan menggelegar.

"Itu Coach Hoseok, anak itu yang mukulin dia." Ujar salah satu trainee yang menyaksikan kejadian tadi.

"Oh jadi kamu yang udah ngelakuin ini sama dia, mulai sekarang juga kamu sudah bukan lagi trainee di agensi ini."

"Tapi Coach kenapa kok saya saja yang dikeluarin, harusnya anak itu juga dihukum. Gara gara dia baju saya jadi basah kayak gini."

"Kamu ini-"

"Udah kak Hoseok, aku nggak papa kok. Nggak usah keluarin dia, ini juga salahku. Lagian aku lihat potensinya dia masih banyak, aku nggak mau cuma gara gara kesalahan ku agensi kita jadi nggak punya anak yang berbakat seperti dia. Memang dia salah mukul aku, kakak boleh hukum dia, tapi kalau ngeluarin trainee berbakat kayak dia rasanya kurang bener deh.

Buat masalah ini nanti aku bicarakan sama kak Namjoon, jadi jangan bilang apa apa sama kak Namjoon sebelum aku mengizinkannya. Sekarang kakak latih dulu ya para trainee baru ini, aku mau ke toilet sebentar habis itu aku bakal bantu kakak ngelatih mereka.

Oh ya untuk kamu nanti saya kasih pelajaran khusus, soalnya saya lihat tadi waktu kamu latihan dance kamu kurang stabil. Kalau gitu saya pergi sebentar nanti saya datang lagi buat ngelatih kamu, oh ya buat semuanya segera latihan lagi.

Dan satu lagi buat peringatan aja, saya nggak mau ada kejadian kayak gini lagi kedepannya. Jika saya mendengar ada yang melakukan hal ini lagi di agensi ini, dengan berat hati saya akan mengeluarkan orang yang melakukan itu dari agensi. Ini serius bukan main main, kalau gitu saya permisi dulu."

"Hah, tuh bocah bikin gua pusing aja. Oh ya kayak nya hari ini hari keberuntungan kamu deh, soalnya bos dengan senang hati buat maafin kamu.

Kalau dia nggak maafin kamu, bisa bisa masa depan kamu hancur kalau cari gara gara sama dia.

Mana lagi bos kecil itu mau ngasih pelatihan khusus buat kamu setelah kejadian itu lagi, oh ya sekedar informasi orang yang barusan kamu pukul itu adalah pemilik agensi ini. Jadi bersyukurlah kamu, karena dia mau maafin kamu setelah sikap kurang ajar mu tadi.

Buat semuanya juga ingat kata kata bos tadi, dan ingat mulai sekarang saya akan pantau terus gerak gerik kalian dari pagi sampai malam dari cctv. Kalau ada yang mau di keluarkan, maka silahkan berbuat sesuka hati seperti anak tadi."

Setelah mendengar hal itu dari Hoseok trainee itu pun terkejut atas kenyataan itu dan dalam hatinya ia pun berjanji akan meminta maaf pada bos nya itu dan menebus kesalahannya dengan cara mengabadikan hidupnya demi agensi dan terus latihan dengan sungguh sungguh.

Didalam kamar mandi, Davin tak henti henti mengeluarkan isi dari perutnya itu dan beberapa dari cairan yang ia muntahkan ada cairan yang kental berwarna merah yang keluar dari mulutnya.

Kejadian tadi membuatnya mual dan perutnya juga terasa sakit, karena anak yang terlibat kericuhan dengan dirinya itu memukul perutnya dengan sangat keras.

Setelah berusaha mengeluarkan semua yang ia ingin keluarkan, ia pun segera mencuci tangan dan berusaha pergi dari tempat itu.

Sebenarnya kondisinya masih terlalu buruk untuk hanya sekedar berdiri saja, namun karena ia mengingat bahwa perkenalannya dengan anak anak agensi nya yang baru tadi kurang menyenangkan. Akhirnya ia pun memaksakan kondisi tubuh nya sendiri lagi untuk pergi dari tempat itu dan bergegas untuk pergi ke ruang latihan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya bagi tubuhnya.







"Akh, kenapa ini harus kambuh lagi sekarang. Aku harus pergi ke tempat latihan, tolong pliss jangan sekarang."







-------------------------------------------------------

*Helloo, para pembaca setia.*
*Author nggak tau kalian baca pesan Author ini apa nggak, tapi makasih banget ya udah mau baca cerita Author yang alurnya acak acakan ini.*
*Semoga kalian suka sama ceritanya.*
*Jaa naa*

Maafkan Aku // Xodiac •Davin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang