'Terima kasih tuhan sudah memberikanku kesempatan untuk bertemu dengan wakil pemimpin bliss entertainment, mungkin ini adalah pertanda bahwa aku tidak boleh berlarut larut dalam kesedihan.
Dan aku juga berharap semoga saja lewat perantara kak Namjoon aku bisa bertemu dengan pemimpin agensi secara langsung dan berterima kasih secara langsung kepada beliau karena sudah menciptakan karya karya indah yang membuatku tetap hidup sampai sekarang.
Dan tolong lindungi Davin temanku diluar sana, semoga dia baik baik aja. Entah kenapa aku selalu ngerasa khawatir sama dia setelah kejadian itu.'
-Sing-
-------------------------------------------------------
Selama percakapannya dengan Namjoon dan juga Hoseok, ada seseorang yang memperhatikan interaksinya dengan mereka berdua dengan diam diam.
'Sebenarnya, kenapa pak Namjoon dan juga pelatih Hoseok ada disini. Apa mereka sudah tahu kalau kak Sing adalah kakak dari orang yang hampir mencelakakan boss mereka?. Semoga aja kak Sing nggak diberitahu sama mereka soal insiden yang kemarin.'
Ujar Suho dalam hatinya sambil tak berani untuk keluar dari tempat persembunyiannya itu, karena ia takut kalau kakaknya tahu bahwa dia adalah trainee dari perusahaan tersebut.
Dari dulu dia sama sekali tak pernah memberi tahu kakaknya soal hal itu, jujur dalam hatinya ia takut kalau kakaknya tahu justru hanya akan membebani kakaknya saja.
Karena ia juga tahu kalau menjadi trainee itu artinya akan banyak uang yang dikeluarkan untuk membayar pelatihannya selama ini. Dan kalau kalian tanya dari mana ia bisa membayar semua biayanya, yah mau tidak mau selama ini dia sering membolos untuk bekerja paruh waktu saat kakaknya sedang tidak ada dirumah.
Setelah kedua orang itu pergi dari tempat tersebut, ia pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada kakaknya tentang orang yang baru saja di temui oleh kakaknya tersebut.
"Kak, itu dua orang tadi siapa?. Aku nggak inget deh kalau keluarga kita punya temen kayak mereka?."
"Oh mereka berdua, tadi itu temennya kak Lex sama Dabin. Tadi soalnya mereka di minta buat wakilin Dabin sama kak Lex buat kesini. Soalnya kata mereka Dabin kak Lex sedang sibuk, jadi nggak bisa kesini. Oh ya, tadi mereka juga bawa bunga dari Dabin.
Lagian kamu tahu nggak sih, ternyata salah satu dari mereka itu wakil pemimpin bliss entertainment tau. Kamu tahu kan bliss entertainment, itu lho yang salah satu penyanyinya namanya 'Night mask' yang pernah viral itu. Keren banget nggak sih."
Ucap Sing yang terlihat sangat antusias sambil menunjukkan wajah yang lebih ceria dari sebelum mereka datang di pemakaman tersebut.
Melihat hal itu, Suho pun merasa senang karena melihat kakaknya bisa ceria lagi. Dan ia terus berharap semoga kakaknya terus ceria seperti sekarang sampai selama lamanya.
"Semoga aja ibu seneng ya kakak, soalnya beruntung banget ibu bisa ngelihat orang sepenting itu di penghormatan terakhirnya."
"Iya dek, aku juga berharap ibu bisa tenang di sana. Dan mulai sekarang aku bakal janji akan terus jaga kamu sampai akhir hayat kakak."
"Kalau gitu kakak janji ya buat terus sama aku sampai selama lamanya."
"Iya iya, kakak janji sama kamu. Udah sekarang tolong kamu bawa bunga di keranjang itu ke dalam, ibu pasti suka sama bunga yang dibawa sama Dabin. Kebetulan banget bunganya bunga kesukaan ibu, aku heran kenapa Dabin bisa tahu ya bunga kesukaan ibu ya?. Hmm....."
"Mungkin kebetulan aja kali kak, sekarang kakak istirahat dulu sana. Biar aku yang gantian nerima tamu, wajah kakak pucet banget itu. Aku takut kakak drop lagi kayak kemarin. Udah sana hus hus."
"Kamu ngusir aku, iya iya aku bakal istirahat. Kalau gitu aku masuk dulu ya dek."
"Iya kak, jangan lupa buat makan juga nanti."
Setelah itu Sing pun masuk kedalam ruangan tempat istirahat untuk keluarga pelayat yabg sudah disiapkan oleh Wain sebelum acara itu dijalankan.
Kalau kalian tanya dimana keberadaan Wain selama ini, jawabannya Wain sedang ada diluar gedung tempat pemakaman tersebut sambil mengawasi agar acaranya berjalan dengan lancar.
Sementara itu, di rumah sakit. Tak henti hentinya Lex membujuk Davin untuk melakukan pengobatan kemoterapi nya itu, namun Davin terus saja menolak dengan berbagai alasan yang sudah ia buat sebelumnya.
"Bin, kamu harus ngelakuin ini sekali aja ya. Pliss... ya"
"Kak aku kan udah bilang aku nggak mau, lagian kan kakak tahu sendiri kondisiku itu udah nggak memungkinkan buat sembuh kan."
"Tapi Dabin, penyakit kamu itu masih bisa disembuhkan kalau kita ngelakuin pengobatan mu sekarang. Kamu tahu nggak kemarin waktu kamu koma kakak itu cek lagi penyakit kamu itu, dan sekarang penyakitmu udah masuk stadium lanjut lho.
Sebelum terlambat kita harus menghambat sel kanker yang ada di dalam tubuhmu itu bin. Pliss lah aku cuma pengin bikin kamu sehat kayak dulu lagi.
Kamu mau aku stres terus aku depresi gara gara mikirin keadaan kamu terus. Heum..., kamu mau aku ngelakuin hal yang sama kayak dulu lagi.
Hah....., kalau tahu kamu kayak gini, mending kamu nggak usah nyelametin aku aja dulu. Biarin aku mati aja, kan kalau aku mati pasti aku nggak usah punya adek kayak kamu yang keras kepala banget gini. Mending biarin aja aku nyusul Gyumin biar-."
Belum sempat ia melanjutkan ucapannya Davin pun langsung memotong ucapannya itu sambil memandangnya dengan tatapan sedih.
"Cukup kak cukup, jangan ngomong kayak gitu lagi. Oke aku bakal ngikutin keinginan kakak kali ini, tapi tolong janji sama aku jangan ngomong kayak gitu lagi. Hatiku sakit waktu denger kakak ngomong kayak gitu."
Ucap Davin sambil menahan sesak yang memenuhi dadanya karena mendengar perkataan kakaknya yang sangat menyakiti dirinya.
"E-eh, jangan nangis dong adek nya kak Lex. Maafin kak Lex ya, kak Lex juga terpaksa sebenarnya ngomong kayak gitu. Kak Lex lebih nggak sanggup lihat kamu nahan sakit terus setiap hari, daripada harus dibenci kamu gara gara aku nggak mau buat nurutin permintaan kamu itu.
Dan....,kamu tahu nggak kalau kakak juga ngerasain sakit yang sama kayak kamu kalau kamu kesakitan kayak gini. Mangkanya biar kakak nggak sedih lagi, kamu mau ya ngelakuin kemoterapi itu."
Ucap Lex sambil mengusap pelan wajah Davin yang mulai mengeluarkan air mata itu, dan lalu memeluk Davin dengan erat.
"Iya kak..., aku tahu. Maafin aku juga nggak bisa ngertiin kak Lex, aku... cuma takut kalau usaha kak Lex jadi sia sia terus justru hanya menyakiti kak Lex lagi." Ucap Davin sambil mengeratkan pelukannya dengan Lex.
"Tenang aja, kak Lex janji bakal bikin kamu sehat lagi. Jadi kamu juga jangan pesimis dong, kita kan nggak tahu apa yang terjadi dimasa depan nanti iya kan."
"Heum..., kalau gitu habis ini kak Lex siapin jadwal buat kamu kemoterapi ya, nggak ada bantahan. Dan jangan takut selama pengobatan kakak akan terus ada di sampingmu, ok jagoan nya kak Lex."
"Iya kak Lex.."
'Tuhan, jujur aja aku masih takut dengan kemoterapi itu. Tapi tolong jangan biarkan usaha kak Lex sia sia, kumohon....'
-------------------------------------------------------
*Hello para pembaca yang baik, Author comeback.*
*Makasih banget buat yang masih mau baca cerita yang Author buat sampai bab ini.*
*Author selalu seneng kalau ada yang komen di cerita Author ini, jadi tolong perbanyak komen sama vote nya ya. Biar Author nggak malas malasan buat nyelesain cerita ini.*
*Semoga kalian suka sama ceritanya.*
*Jaa naa.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku // Xodiac •Davin•
FanfictionDavin hanyalah seseorang yang lemah yang ingin merasakan kasih sayang dan kebahagiaan sebelum waktunya habis, namun takdir di masa lalu membuatnya menjadi seorang pembohong besar yang pintar menyembunyikan banyak hal dari orang orang di sekitarnya. ...