"Kak Seokjin...., aku nggak bisa kasih tahu ini ke keluargaku. Aku tahu kalau kondisiku nggak baik, tapi aku sama kayak kakak yang nggak sanggup buat ngelihat air mata itu harus kembali jatuh dari mata orang orang yang aku anggap keluargaku sendiri..., maafin aku ya kak Avin kalau aku harus bohong lagi sama kakak...."-------------------------------------------------------
"Hah...., aku harus gimana ya?. Apa aku kasih tahu kak Sing aja soal ini?. Tapi... kalau aku kasih tau, nanti kondisi kak Sing malah memburuk kalau denger soal ini."
Monolog orang itu sambil menatap keluar jendela ruangan tersebut."Ck, nyesel aku ngikutin dia waktu itu. Tau gini mending aku pura pura nggak lihat aja ada orang itu disitu. Tapi kira kira ngapain ya dia pergi ke poli jantung?, memangnya jantungnya kenapa lagi sih?. Kalau memang mau Chek up kayak bisa, kenapa nggak sama orang tuanya?. Tumben banget tuh anak manja mau jadi mandiri. "
Ucapnya, dengan memikirkan banyak pertanyaan yang ada di pikirannya yang tak mungkin ia ketahui jika tak bertanya kepada seseorang.
"Udah ah, besok mending tanya langsung aja sama orangnya. Toh sekarang sekolahnya sama kayak aku. Terus pokoknya jangan sampe aku keceplosan ngomong soal ini ke kak Wain sama kak Sing. Dan aku bakal ngomong semuanya ke mereka kalau aku udah tahu kebenarannya." Monolognya lagi sambil terus menatap langit di luar sana.
"Oh ya, omong omong besok jadwal operasi buat tumornya kak Sing kan ya, semoga aja semuanya berjalan dengan lancar. Habis ini aku mau pergi kerumah sakit deh, habis ngerjain ini semua." Katanya dengan menatap tugas tugasnya yang belum selesai itu.
Sementara itu di rumah sakit...
"Nggak, aku nggak mau makan itu lagi. Mual aku kalau makan itu, mending aku tidur lagi aja." Kata orang itu sambil menutup matanya lagi setelah dibangunkan oleh orang yang lainnya.
"Ayolah Sing makan dulu buburnya sebelum kamu tidur, besok kan kamu mau operasi besar loh. Kamu harus makan yang banyak sebelum puasa buat operasi besok." Kata Wain sambil sedikit memaksa Sing membuka matanya lagi.
"Ih...., aku kan udah bilang nggak mau. Aku udah kenyang kak, kakak mau aku muntah lagi nanti?. Kan percuma aja buburnya kalau aku makan, iya kan?. Mending kakak aja deh yang makan buburnya, aku mau tidur dulu ngantuk nih." Kata Sing sambil kembali menutup matanya.
"Ayolah tiga suap aja Sing."
"Ih..., nggak mau. Ck, kemana sih kak Wain yang dingin dan nggak banyak ngomong. Kok sekarang adanya malah kak Sehoon yang cerewet sih bukannya kak Wain, aku jadi kangen deh sama kak Wain." Ujar Sing dengan nada mengejek.
"Oh...., sekarang kamu gitu ya Sing, nakal. Yaudah, kalau gitu kamu besok operasinya nggak usah aku temenin ya. Besok juga kalau kamu sadar, nggak usah cariin aku lagi, kan kamu maunya sama Wain bukan sama Sehoon." Kata Wain sambil keluar ruang rawat inap itu.
"Ih..., kak Wain jangan gitu dong. Iya iya aku bakal makan buburnya tapi cuma satu sendok aja ya."
"Tiga sendok ya Sing, ya?."
"Satu sendok."
"Tiga, Sing."
"Satu, kak Wain."
"Tiga...."
"Satu...."
"Yaudah yaudah..., kalau Dua suap aja gimana?. Pokoknya kamu harus tetep makan deh, biar asam lambungmu nggak kambuh." Kata Wain sambil menurunkan egonya untuk memaksa Sing memakan bubur itu tiga sendok makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku // Xodiac •Davin•
FanfictionDavin hanyalah seseorang yang lemah yang ingin merasakan kasih sayang dan kebahagiaan sebelum waktunya habis, namun takdir di masa lalu membuatnya menjadi seorang pembohong besar yang pintar menyembunyikan banyak hal dari orang orang di sekitarnya. ...