20.

98 17 5
                                    


Aku juga bersyukur banget bisa kenal sama kamu dan juga berteman sama Zayyan, aku harap persahabatan kita bisa berlanjut meskipun aku nggak tahu soal kabar kamu sekarang. Semoga aja kita bisa kumpul bareng kayak dulu lagi sebelum aku pergi ninggalin dunia ini.'

Namun sayangnya, itu hanya angannya semata yang tak bisa menjadi kenyataan, karena akan ada kejadian di masa depan yang akan menghancurkan persahabatannya yang sangat indah itu.

-------------------------------------------------------


Saat ini di dalam kamarnya sendiri, Davin terlihat sedang menulis sesuatu didalam sebuah buku berwarna coklat yang sudah mendampinginya selama ini.

Didalam buku tersebut, sudah terdapat banyak kata kata indah yang akan ia buat sebagai projek lagu untuk agensi nantinya.

Namun, tiba tiba ketika ia sedang fokus menulis lirik lagunya, ia merasa merasa kepalanya menjadi  pusing dan dadanya pun kembali sesak tanpa sebab.

Ia pun langsung mencari obatnya yang sudah ia simpan tanpa pengetahuan Lex dan Namjoon di dalam tasnya. Dan setelah menemukan obatnya itu, ia pun langsung meminum obat tersebut tanpa bantuan air seperti biasanya.

Lalu setelah pusing dan juga sesak nya mereda, ia pun langsung melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda itu dengan lancar seperti tak ada yang terjadi pada dirinya sebelumnya.

Namun pekerjaannya pun kembali terhenti ketika ia merasakan cairan merah yang lagi lagi menetes dari hidungnya itu.

Dengan cepat ia pun langsung pergi ke kamar mandi tanpa memperdulikan tangannya yang sudah mengeluarkan banyak darah akibat selang infusnya yang telah ia lepaskan dengan paksa.

Didalam kamar mandi Davin langsung membasuh hidungnya yang sudah mengeluarkan banyak darah itu, lalu setelah beberapa saat darah itu pun mulai berhenti keluar dari dalam hidungnya.

Saat ia hendak keluar, tak sengaja ia pun melihat wajahnya yang terlihat sangat pucat dan berantakan. Lalu melihat hal itu ia pun langsung membasuh wajahnya agar tidak terlalu terlihat pucat.

Setelah itu ia pun keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Ia hendak kembali tidur sehabis kejadian itu, namun karena ia mendengar suara hentakan dari luar kamarnya ia pun mengurungkan niatnya untuk istirahat sejenak.

Karena ia tahu betul siapa yang akan membuat suara hentakan tersebut, dan ia tak ingin orang itu mengetahui kondisinya yang baru saja kambuh itu.

Dan benar saja setelah beberapa detik, pintu kamarnya di buka dengan keras oleh seseorang yang sangat ia sayangi itu.

"Dek...., kalau buka pintu jangan keras keras dong kakak kaget nih jadinya."

"Iya kak, maaf. Tapi aku juga buka pintu kayak gitu ada alasannya tau kak."

"Memangnya ada apa sih?, sampe sampe kamu badmood kayak gini. Ceritain dong sama kakak."

"Jadi gini kak ceritanya....."

Leo pun bercerita kepada Davin tentang kejadian sebelum ia datang ke kamar itu sampai setengah jam lamanya tentu ia menceritakannya dengan nada yang dibuat buat dengan tujuan agar kakaknya bisa membalaskan rasa kesalnya kepada Namjoon kala itu.

"Gitu kak kejadiannya."

"Emm..., jadi gitu ya dek kejadiannya." Ucap Davin sambil mengangguk anggukan kepalanya dengan ekspresi yang seolah olah paham dengan apa yang dijelaskan oleh adiknya itu.

"Jadi, kakak mau kan marahin kak Namjoon gara gara kejadian tadi kan. Demi aku kak ya..., mau kan." Ucap Leo dengan tatapan berharap sambil memunculkan puppy eyes nya itu kepada kakaknya.

Maafkan Aku // Xodiac •Davin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang