Tiba tiba.......
Bruk......
Ada seseorang yang terjatuh ke lantai dengan kondisi yang cukup mengenaskan di depan IGD tersebut."KAKAK.....!!!!!!!!"
-------------------------------------------------------
"Akhhh.., kepalaku."
"Kak, kakak udah sadar, bentar ya aku panggilin dokter dulu."
Anak disampingnya pun langsung memencet tombol merah ayng terdapat di samping ranjang kakaknya tersebut.
Terlihat dari wajahnya ia terlihat sangat kacau dan lelah sekali setelah kejadian kemarin.
'Sshhh, kenapa gue ada disini ya?.' Pikir anak itu sambil menatap ke depan dengan pandangan yang kosong. Lalu ia pun mulai teringat tentang kejadian kemarin, ketika adiknya membawa ibu mereka ke rumah sakit.
"Oh ya ibu, dek gimana kondisi ibu. Ibu baik baik aja kan, sekarang dimana ibu." Ujarnya sambil menatap adiknya dengan wajah yang khawatir.
"Kak, kakak nggak ingat ya. Kemarin waktu sebelum kakak pingsan ibu kita....., sudah meninggal kak. Ibu udah ninggalin kita buat selamanya, aku harus gimana,. Hiks, hiks." Kata anak itu sambil menangis sesenggukan dan langsung memeluk kakaknya tersebut.
Mendengar hal itu langsung dari mulut adiknya ia pun tersadarkan bahwa dirinya dan adiknya sudah tidak punya sosok ibu yang sangat mereka cintai untuk selamanya.
'Jadi yang kemarin bukan mimpi ya. Ibu sudah meninggalkan kami sendirian. Kalau saja aku kemarin tidak usah berangkat sekolah, ibu pasti masih hidup sampai sekarang.' Ujarnya dalam hati sambil terus mengeratkan pelukannya kepada sang adik dan ikut menangis di pelukan adiknya tersebut.
Lalu setelah berselang lama dirinya dan sang adik menangis ia pun mulai berpikir kembali.
'Nggak, aku nggak boleh cengeng kayak gini, lebih baik sekarang aku urus jenazah ibu dulu biar ibu bisa tenang. Setelah ini baru aku akan memikirkan hidup kami berdua untuk kedepannya.'
Batinnya, sambil menatap adiknya yang sedang menangis. Lalu setelah ia merasa tangis adiknya mulai mereda ia pun berkata.
"Dek, udah.., kita ikhlasin aja ibu. Kamu mau ibu jadi nggak tenang di alam sana kalau kamu menangis terus kayak gini. Lebih abik sekarang kita urus jenazah ibu dulu, biar ibu bisa tenang sekarang."
"Hiks.., hiks tapi kak...., kalau aja aku pulang lebih cepat dari agensi. Ibu pasti masih hidup saat ini, kalau aja aku lihat ibu sedang terluka waktu aku dan pria tua itu bertengkar ibu pasti masih ada di sini sama kita. Terus kalau aja aku-"
"Ssstttt, udah kamu jangan ngomong kayak gitu. Ini semua adalah takdir, mungkin tuhan ingin ibu istirahat dari perlakuan keji yang selama ini dilakukan sama pria tua itu. Lagian kalau kita berlarut larut dalam kesedihan nanti ibu juga bisa sedih ngelihat kita kayak gini.
Kita ikhlasin aja ya kepergian ibu, setelah ini kita langsung urus jenazah ibu dan buat pemakaman untuk beliau. Nggak baik kita biarin jenazah ibu lebih lama lagi." Ujar Sing sambil terus menenangkan adiknya tersebut.
"Tapi kan kak, kondisi kakak kan masih kayak gini. Gimana kita bisa urus jenazah ibu kalau keadaan kakak aja kayak gini."
"Kurasa, aku bisa bantu kalian." Ujar seseorang yang baru saja datang dari luar ruangan tersebut sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku // Xodiac •Davin•
FanficDavin hanyalah seseorang yang lemah yang ingin merasakan kasih sayang dan kebahagiaan sebelum waktunya habis, namun takdir di masa lalu membuatnya menjadi seorang pembohong besar yang pintar menyembunyikan banyak hal dari orang orang di sekitarnya. ...