18.

82 16 0
                                    


'Kak Avin..., tolong jangan tinggalin aku kayak kak Umin. Aku nggak bisa kalau harus nerima kenyataan pahit lagi kayak dulu, aku masih pengen terus sama kakak. Tuhan tolong jangan ambil kakak ku dulu. Kak Umin tolong jangan jemput kak Avin, Ouyin masih sayang sama kak Avin.'
-Leo-

-------------------------------------------------------

Davin POV

Ah.., lagi lagi aku terbangun dengan banyak alat yang terpasang di tubuhku. Yah.. aku masuk rumah sakit lagi, entah apa yang terjadi padaku kali ini.

Awalnya aku merasa bahwa aku ada di ruanganku yang biasa, namun perlahan lahan aku mulai sadar bahwa aroma ruangan ini tidak seperti ruanganku yang biasa aku tempati.

Aku pun mulai mengedarkan pandanganku ke semua sudut ruangan ini. Lalu pandanganku pun seketika terfokuskan oleh seseorang yang sangat aku kenali yang sedang tertidur dengan tangan yang memegang tanganku dengan erat.

Aku pun sangat terkejut karena orang itu adalah adikku Leo, karena itu aku pun mulai mencoba mengingat kembali apa yang terjadi padaku sebelumnya.

Namun ketika kau mencoba mengingat semuanya, kepalaku tiba tiba terasa seperti dihantam oleh batu yang sangat besar.

Lalu tanpa kusadari, aku pun mulai mengeluarkan suara kesakitan yang cukup keras sampai bisa membuat adikku yang sedang tertidur itu pun terbangun karena suara yang ku keluarkan.

"Kak, kakak kenapa. Sakit ya, hiks.. bentar aku panggilin kak Lex dulu."

Setelah itu Leo pun langsung pergi ke luar ruangan tersebut dan lalu tak berselang lama ia pun membawa kak Lex yang membawa banyak sekali peralatan yang bahkan masing masing dari alat itu aku sudah hafal fungsinya.

"Kak...Lex... To-tolong..., ke-pa-la-ku sa-kit k-kak."

Ucapku dengan terbata bata karena saking sakitnya kepalaku saat itu, bahkan aku sampai sama sekali tak peduli dengan keberadaan Leo yang saat itu melihatku dengan tatapan yang sendu.

Karena merasa bahwa kepalaku semakin sakit aku pun mulai menarik rambutku sendiri untuk meredakan rasa sakit itu.

"Iya Davin, kakak tahu kamu sakit. Jangan ditarik gitu rambutnya, nanti kamu jadi nggak ganteng lagi loh.Tahan dikit ya sakitnya, kakak tahu kamu anak yang hebat. Habis ini kamu boleh tidur lagi kok, tenang aja kakak bakal terus disini nemenin kamu. Oke, kalau sakit bilang ya?."

Ucap kak Lex sambil menarik tanganku dari kepalaku dan lalu menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus ku.

"Ka-kak, jan-ji?."

"Iya kakak janji, sekarang kamu tidur dulu ya. Selamat tidur adiknya kakak."

Setelah itu pandanganku pun kembali menggelap dan aku pun tak merasakan lagi sakit yang ada di kepalaku.

Leo POV

Setelah kakak tertidur kembali aku pun menangis sejadi jadinya di luar ruangan itu sambil melipat tanganku dan lalu menaruh kepalaku ke atas nya.

Aku melakukan itu agar kak Lex bisa fokus untuk mengobati kakakku, karena aku tak tega jika harus melihat kakak ku harus merasakan sakit seperti tadi.

Bahkan dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kakak yang menarik rambutnya sendiri dari kepalanya karena saking sakitnya efek dari penyakit yang dideritanya itu.

Aku pun mulai merasakan sesak lagi seperti biasanya, tapi aku tahan semua rasa sesak itu agar kak Lex tak mengetahui kondisiku itu.

Namun bagaimana pun aku mencoba untuk bernafas dengan normal aku masih tak bisa, dan ini dikarenakan penyakit bawaan yang hanya menyulitkan banyak orang yang ada di dekatku.

Maafkan Aku // Xodiac •Davin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang