Jangan lupa follow akun tiktok gue
Ipipaww0Happy Reading guys
.
.
.
.
.
.
.Sakti saat sini sedang berada di teras rumah Serapati, rumah Serapati yang minimalis, kecil tapi bagus dan simpel.
"Sak, mau minum apa?" Tanya Serapati sedang duduk di depan sakti, di mana sakti sedang terduduk juga di kursi teras rumah Serapati.
"Ngga usah ser, gue ga haus." ujar sakti cengengesan, sakti mengamati rumah Serra, bersih batin nya.
Lalu Sakti celingak-celinguk sana sini "Lo di rumah sendirian ser?" Tanya sakti.
"Enggak sak, gue tinggal sama bokap gue. Dia kayaknya lagi kerja." Balas serapati.
"Jadi kita berdua doang di rumah ini?" Tanya sakti.
Serapati menganguk. langsung berujar "Ya gapapa sak, yang penting kan Lo di teras. Lagian Lo juga ga ngapain ngapain gue kan? Cuma nganter,"
Sakti pun mengangguk nganguk kepalanya, dia tidak ingin di tuduh tidak tidak dengan ayah Serapati, sebagai lelaki setia, sakti harus menjaga perempuan sepenuh hatinya. Dia juga buka tipe laki laki brengsek yang suka merusak seorang perempuan. Affah iyah nak.
"Ser, gue mau nanya. Boleh?" Tanya sakti dengan nada lembut membuat jantung serra bergedup kencang. Lalu Serapati menjawab "boleh."
"Lo kenapa pindah sekolah?" Tanya sakti.
"Gue ga tau sak, pas papa gue bangkrut tiba tiba papa gue pindahin gue di sekolahan elit, dia punya uang dari mana ya?" Heran Serra sambil menoel Noel dagu nya.
"Positif tingking ser, mungkin papa Lo masih punya tabungan atau apa," ujar sakti untuk berfikir jernih apa yang serapati ceritakan.
Serapati tiba tiba tertawaan renyah, membuat sakti kebingungan. "Lo kenapa ketawa?" Tanya sakti heran.
"Lo kalo sama James beda ya sak, kalo sama James Lo receh. Sedangkan sama orang lain Lo kelihatan serius nya." Jelas serra, membuat sakti mendelik tatapan tajam.
"Santai sak, tapi bener kan?" Tanya Serapati yang masih tertawa kencang.
Mereka berdua berbincang-bincang dengan di temani oleh guyuran hujan di langit, sesekali mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
Saat hujan sudah reda, mungkin sekitar pukul empat. sakti berpamitan dengan Serapati. "Ser gue pulang ya, ini juga udah sore. Hujan juga udah reda. Salam kenal ya murid baru." ujar sakti tersenyum.
"Iya sak, hati hati, oke? Salam kenal jugaa."
Sakti berjalan ke arah pagar rumah Serapati lalu membuka pagar Serapati, dan naik motor milik nya yang berada di depan rumah Serapati. Motor sakti memang tidak di masukan di teras rumah Serapati, padahal Serra tadi menyuruh nya untuk memasukan nya. Serapati takut motor sakti nanti mati di tengah jalan. Tapi sakti tidak mau, dia beralasan.
Biar kinclong sekalian ser, gue males nyuci motor.
Saat sakti sudah pulang, Serapati bergegas masuk ke rumah. Lalu dia naik anak tangga yang mengarah pada lantai dua.
Saat serapati ingin pergi ke kamarnya, dia tidak sengaja melihat kamar ayah nya terbuka. Serapati pun berniat ingin menutup pintu ayahnya namun netra mata Serra Terfokuskan oleh figura yang berada di nakas ayah nya. Lalu Serapati masuk ke dalam kamar ayah nya, mengambil figura.