bab 6

25 8 0
                                    

Jangan lupa follow akun tiktok ku guys
Ipipaww0

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Lo ngapain disini?" Terdengar suara perempuan di belakang James.

James pun terkejut, lalu mengusap ngusap matanya yang basah akibat menangis, wajah nya berubah menjadi cuek dan judes.

James tidak menoleh dia tau siapa yang ada di belakangnya sekarang "Kepo Lo?" Tanya James, dia tau gadis yang di belakang nya ini adalah orang yang ia tandai di sekolahan kemarin, gadis ini lah yang membuat dia gagal bolos kemarin. James masih Kesal dengan gadis di belakang nya ini, selain cerewet dia juga kepo an.

"Nanya doang, santai kek!" balas Serapati, sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Kini situasi menjadi canggung, kedua remaja saling terdiam. Serapati yang masih berdiri belakang James, James yang masih menunduk. Menatap makan sang ibu tersayang.

Serapati paham, jika kondisi hati James saat ini sedang tidak baik baik saja. Serapati jadi tau jika ibu James masih hidup James akan tunduk dan lembut dengan ibu nya, Serapati juga baru tau jika James bisa menangis juga. Di sisi lain Serapati ikut tersentuh, dengan James. Sesayang itu dia dengan ibu nya.

"Lo bisa nangis juga ya mes." kekeh Serapati pelan.

Serapati menatap sekeliling, mengusap ngusap lengan nya bergidik ngeri akibat dingin nya cuaca. "Mes, Lo kalau mau nangis, nangis aja gapapa. Ga usah malu sama gue, bakal gue Jaga kok image mu, gue juga ga bakal Cepu sama temen temen lo." ujar Serra cengengesan.

James menoleh ke arah Serapati dengan tatapan tajam, Serapati yang di tatap justru menatap balik James dengan tatapan tajam juga.

"Ngapain Lo natap gu-"

"Yaudah mes, gue mau ke sana dulu ya!" potong Serra, James melihat gerak gerik Serra berjalan ke arah makam sana. Agak jauh dari makam ibu nya.

James bertanya tanya, kenapa Serra berada di sini malam malam? Lalu kemana orang tua nya? Kenapa gadis itu berani sekali pergi kesini sendirian?

James yang tidak mau basa basi, dia lanjut berjongkok di depan makam ibu, lalu berdoa. James berdiri masih memantau Serapati di sana. Ternyata gadis itu belum pergi.

James melangkahkan kaki nya ke arah Serapati, dia tidak kepo, hanya khawatir Saja jika Serra di apa apakan oleh orang. Di malam hari banyak sekali pria hidung belang, haus belaian.

Ketika James sudah berada di dekat Serapati, James ikut berjongkok, dengan di sebelah nya Serapati. Gadis itu kaget melihat James di dekat nya.

Serapati menoleh "Lo ngapain ikut gue?" Tanya Serra bingung.

"Jagain Lo." balas James santai.

Serapati berdiri "Gue udah selesai,"

"Lo pulang sama gue." Tawar James, sedikit memaksa.

"Lo maksa gue apa nawar?" Tanya Serra aneh, lalu terkekeh ringan.

James mengangkat sebelah alisnya "Dua dua nya?"

"Gue masih punya kaki, jadi bisa jalan sendiri." ujar Serra.

Serapati berjalan keluar dari makam, dia berjalan santai. Dia juga tidak menyahuti teriakan kecil James memanggil nama nya.

Saat Serapati berhenti di depan motor James, lalu menoleh ke arah belakang di mana wajah James kini sudah memerah, James berjalan kecil.

Serapati terkekeh. Wajah James jika memerah sangat lucu bahkan gemoy.

"Gue numpang aja deh." Ujar serapati kikuk.

"Oke"

James lupa jika dia memakai jaket, dia menatap Serapati dari bawah hingga atas. Gadis itu memakai baju pendek, tetapi celana jeans nya panjang. James berinisiatif untuk melepaskan jaket nya, membuat Serapati bertanya tanya di lubuk hatinya.

Serapati terkejut saat James memakai kan nya Jaket milik nya. "Lo nanti kedinginan. " ujar James membenarkan jaket.

Wajah Serapati kini tampak memerah menahan untuk tidak tersenyum didepan james. Serapati kesal, dia rasanya ingin pergi dari sini agar James tidak melihatnya.

Selesai James mengenakan jaket untuk serapati. James segera naik kearah motornya "ayo." Serra pun naik motor James, lalu memegang pundak James, agar ia tidak terjatuh.

James melirik di spion motor miliknya, lalu menancapkan gas nya diatas rata rata.

James sedikit melirik serapati di spion motor. Serapati diam bahkan tidak banyak bicara saat ini.

"Rumah Lo?"

Serapati menegakan tubuhnya. "Jln mekar."

James menganguk paham. James tidak banyak bicara. Serapati mengamati jalan yang sejuk akibat hujan sore tadi. Lampu jalan yang terlihat indah membuat suasana sangat nyaman. Serapati sadar jika James membantu dirinya hanya kasian.

"Malem malem sendirian. Seharusnya cewe di rumah." Omel James seperti ayah memarahi anaknya.

Serapati diam. "Gue kangen ibu gue."

"Ga denger!" Teriak James sesekali menoleh kespion.

"Gue kangen ibu gue!!" Ujar serapati kesal.

"Kangen? Gue juga gitu. Kangen sama ibu gue."

* * * *

Serapati diam didepan pagar. Dia baru saja sampai. Serapati ingin tahu kenapa James mau mengantarnya. "Kenapa Lo mau nganter gue?" Tanya serapati penasaran menunggu jawaban James.

James tanpa pikir panjang. "Lo itu cewe. Bahaya kalo cewe dijalan sendirian. Banyak cewe diculik bahkan diperkosa sama pria haus belaian. Lo juga keras kepala ngapain juga kesana sendiri." Jelas James. Diakhiri kekesalannya.

Serapati menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Namanya juga kangen. Ya gapapa dong?" Serapati membela dirinya sendiri.

James terkekeh. "Lo kalau mau kesana bisa kasih tau gue. Walaupun kita ga deket-deket banget tapi biar Lo aman aja. Tempatnya juga sama. Mama kita juga tetanggaan."

"Iya juga sih. Bisa numpang dong." Pikir serapati. "Eh ga mampir?" Serapati mengingat ia tidak menawarkan James untuk masuk.

"Gausah. Gue lagi ada urusan."

Serapati menganguk. "yaudah hati hati Lo."

.
.
.
.
.
.
.
TBC

Jawa Timur
20 - 02 - 2024

Jangan lupa follow akun tiktok ku yh
Ipipaww0
Jangan lupa juga follow akun wattpad Ichaww78

MAAF DIKIT AUTHOR LAGi BUNTU!!! PLEASEE!!!

JAMES PRATAMA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang