bab 9

21 8 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE AKUN TIKTOK KU YAWW
Ipipaww0

Happy Reading
.
.
.
.
.

"PAK! BUKAIN PAGAR NYA"

"Asiapppp den"

Satpam itu membuka pagar rumah besar. James mengacungkan jempolnya. Lalu memasukan motor ke dalam garasi.

James yang masih berbalut seragam SMA dengan tas di tenteng di bahu kanan, masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu ada Victor sedang belajar di temani bellinda.

"Eh udah pulang?"

James tak menggubris pertanyaan bellinda dia tetap melangkah ke arah tangga. Bahkan James tidak menoleh sama sekali, dia acuh.

Bellinda menghela nafas. "Papa kamu ga pulang cepat hari ini" ujar Bellinda. "Lembur sih katanya."

James berhenti. "Gue ga peduli." Ujar James dingin. Melanjutkan langkah lagi. Menaiki tangga satu persatu.

James membersihkan diri. Hari ini sungguh lelah dengan konflik konflik yang James alami.

* * * *

James menatap sakti dan Bagas malas, mereka menonton tv Drakor. "GWENCHANA BENCANAYOO!" Bagas memakan jajan di atas meja.

Sakti dan Bagas tidak pernah berbohong, mereka berdua benar ke rumah James. James kira mereka berbohong. James tadi terkejut saat keluar dari kamar mandi ternyata di kamar nya sudah ada dua teman kematian.

James terlihat terganggu dengan teriakan Bagas. "Lo disini cuma pengen nonton tv? Tv lo Lo pada kemana? Ilang?" Tanya James terkekeh.

Sakti yang Awal nya fokus dengan Drakor menoleh ke arah James. Sakti menyengir. "Papa gue meeting mes. Mangkanya gue kesini, kesepian" kata sakti. "Papa gue duit Bae."

"ASTGA SAK, enak bener Lo. Bapa gue malah islami banget." Sahut Bagas.

"Halahhh islami bapak nya, anak nya? Rock and roll" sahut sakti tertawa keras, mengacungkan tiga jari. jempol, telunjuk dan kelingking.

James tertawa. Bagas cemberut. Bersedekap dada. "Awas Lo berdua." Sakti dan James tertawa Keras.

Wajah James berubah dingin, melihat di depan pintu ada ayah nya masuk ke dalam rumah. Ayah nya membopoh tas hitam. Wajah ayah tampak lelah.

"Lembur terus, kapan beri waktu sama anak nya?" Tanya James terlihat menyindir, saat ayah nya melewati dirinya.

Burhan menatap James malas. "Kamu anak kecil ga usah ikut campur, cukup diem aja udah. Yang penting ayah kasih kamu nafkah."

Sakti terdiam, Bagas dan sakti mengamati interaksi anak dan ayah itu.

Burhan berjalan ke atas lantai dua. James menatap ayah nya gamang. Sudah terbiasanya di perlakukan seperti ini.

"Mes? Lo gapapa?" Tanya Bagas pelan. Mengusap punggung.

"Muka Lo kenapa kek kasian gitu sama gue gas? Gue ga perlu di kasihani"

"Mes, gue ga kasian sama Lo."

"Gue kecewa mes, Lo ga pernah cerita sama kita kita." Ujar Sakti menoleh ke Bagas.

JAMES PRATAMA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang