bab 11

15 5 3
                                    

KALO SUKA SAMA CERITAKU JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. THANK YOUU. SALAM BORANGHAE DARI BINI SUGA💜💜💜

Happy Reading
.
.
.
.
.

Hari Minggu terasa begitu cepat kini sudah memasuki hari Senin. Serapati sudah memakai seragam putih abu abu. Ia dengan cepat membereskan kasur yang beratakan.

Serapati hari ini cukup malas untuk bersekolah dimana hari ini upacara yang membuatnya kesal. Dia bahkan belum sarapan.

Serapati kebawah menuruni tangga satu persatu sambil bersenandung ria. Saat dibawah dia menyari sosok ayahnya. Namun tidak menemukan ayahnya kemungkinan ayahnya ini sudah berangkat kerja. Serapati paham akan hal itu.

Tapi apakah ayahnya itu sudah sarapan? Saat serapati berjalan menuju meja makan ia melihat secarik kertas. Serapati mengambilnya lalu membaca.

Serapati. Anak kecil ayah. Maaf ayah ga bikin sarapan buat hari Senin kamu. Ayah hari ini berangkat pagi. Ayah kasih kamu uang lebih ya.

Serapati menatap secarik kertas dengan tatapan terharu. Ayahnya bahkan meminta maaf hanya karena tidak membuatkan dirinya sarapan.

"Bahkan ayah minta maaf. Sehebat itu ayah gue ya. Bisa jadi ayah sekaligus ibu."

* * * *
Serapati berdesak-desakan. Nafasnya seakan sesak. "Duh ser. Gini nih yang gue benci desak-desakan ga beraturan." Kesal Yuna disebelah serapati.

"Emang gini ya Yun?" Tanya serapati, Yuna membalasnya dengan menganguk.

"Sini ser!!" Ajak Yuna dibarisan pinggir. Yuna didepan sedangkan serapati dibelakang Yuna.

Mereka berdua sudah mendapatkan barusan yang tepat dikelas jurusan miliknya. Mereka berdua tampak bernafas lega.

"James mana ya?" Bisik serapati pada Yuna. "Bolos kali, Bagas sama sakti juga ga kelihatan." Balas Yuna sedikit menoleh kebelakang.

Serapati celingak-celinguk. "Ini murid baru. Mau lihat apa?!" Tanya salah satu guru terlihat kesal sepertinya dia sedang patroli barisan.

"Kamu itu baru seharusnya diem bukan malah riweh sendiri!! Inget disini ada aturan beda sama sekolah onoh!"

Serapati menunduk. Meremas kuat jari tangannya. "Bu saya yang salah." Yuna bersuara.

Guru itu mengipasi wajahnya. "Wong saya jelas lihat anak ini kok yang riweh!" Ketus guru itu.

"Udah Bu, ini upacara." pak Edi menenangkan guru itu. Dari kejauhan g tadi pak Edi melihat guru terlihat memarahi salah satu murid membuat pak Edi harus menghambat nya. Guru wanita itu terlihat tidak senang lalu pergi pak Edi menghela nafas pasrah.

* * * *
James membaca buku komik. James acuh dengan Amanda yang terus saja memanggil namanya. "James?" Panggil Amanda. "JAMESSS!!? Dengerrr gasihh???!" Kesal Amanda.

James mendongak menatap Amanda. "Apa?" Tanya James malas.

Amanda tampak kesal. Lalu bersedekap dada. "Tadi Lo kenapa ga upacara sih? Pacar Lo deketin cowo loh." Kompor Amanda.

James tidak peduli. Dengan perkataan Amanda. Bahkan tidak terpancing. Amanda kesal kenapa James tidak marah.

"Pacar gue ga pernah kek gitu bahkan ngejalang. Lo itu udah punya pacar ngapain nempel sama gue terus?"

JAMES PRATAMA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang